Rabu, 30 April 2014

Ahok Nilai Jokowi dan Prabowo Sudah "Talak 13"


JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT IMAGES/MUNDRI WINANTO Cagub DKI Jakarta Joko Widodo (kiri), Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah), Cawagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kanan) saat menghadiri kampanye terbuka di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Minggu (1/7/2012). Dalam pidatonya Jokowi menyesalkan dana APBD DKI Jakarta saat ini yang tidak tepat guna.


JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta yang juga politisi partai Gerindra, Basuki Tjahaja Purnama, menilai, hubungan antara Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Ketua Dewan Partai Gerindra Prabowo Subianto memang sudah tidak akur. Ia bahkan mengibaratkannya dengan istilah "talak 13". "Kayaknya sudah 'talak 13'. Sudah panas kayak gitu kayaknya susah (untuk damai kembali)," ujar Basuki saat berbincang di kantor redaksi harian Kompas, Selasa (29/4/2014). Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, hubungan keduanya semakin tidak akur karena perbedaan persepsi, terutama setelah Jokowi dideklarasikan sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan beberapa waktu lalu. Menurut Ahok, Prabowo menilai Jokowi tidak beretika karena tidak menghargainya yang telah memperjuangkan Jokowi ke Jakarta untuk mengikuti pilkada sampai akhirnya terpilih pada dua tahun silam. "Sementara Pak Jokowi tidak merasa utang budi kepada Pak Prabowo karena yang memintanya pertama kali ke Jakarta bukan Pak Prabowo, tapi Pak Jusuf Kalla. Bahkan, Pak Prabowo pernah maksa Pak Jokowi maju (sebagai calon gubernur) pakai partai lain, tapi Pak Jokowi tidak mau kalau bukan PDI-P," ujarnya. Lebih lanjut, kata Ahok, hubungan keduanya merenggang juga tak lepas dari cara pandang yang berbeda terhadap perjanjian Batu Tulis, yang ditandatangani oleh PDI Perjuangan dan Gerindra pada 2009 silam. Menurut Ahok, Prabowo menganggap Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri telah membohonginya karena keputusannya memilih orang lain sebagai calon presiden. Padahal, PDI-P dan Gerindra telah bersepakat untuk mendukung Prabowo pada 2014 yang dinyatakan di atas materai yang ditandatangani kedua belah pihak. "Tapi, bagi Bu Mega, dia kan tidak mencalonkan diri. Dia cuma mencalonkan orang yang berdasarkan hasil survei, dipilih oleh rakyat. Orang itu Jokowi," ujarnya.


Baca Selengkapnya ;

Jokowi Sebut Nama Baru Cawapres, Dia adalah ...

Rabu, 30 April 2014 | 08:03 WIB



JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jakarta - Jokowi, calon presiden dari PDI Perjuangan, buka kartu soal nama baru dalam daftar pendek calon wakil presiden yang tengah digodok bersama dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.Jokowi, nama panggilan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, mengungkapkannya dalam pembicaraan dengan Semeton Jokowi Bali, relawan pendukungnya. Bincang-bincang itu dilakukan di Restoran Bebek Tepi Sawah di Jalan Raya Tuban, Kuta, Bali, ketika Jokowi sedang transit perjalanan dari Nusa Tenggara Timur menuju Jakarta pada Selasa malam, 29 April 2014, lalu. (Baca: Mengintip Tiga Cawapres Terpopuler Pekan Ini)Menurut Tim Pengarah Semeton, I Ketut Suryadi, dalam pertemuan Jokowi meminta masukan tentang figur cawapres yang pas untuk mendampinginya. "Jokowi berkonsultasi, bertanya, menyerap aspirasi arus bawah," ujar pria yang akrab disapa Boping tersebut seusai pertemuan.Boping menuturkan, Jokowi menyodorkan tiga nama cawapres sembari menanyakan tanggapan Semeton. "Namun, kami tidak dalam kapasitas untuk mendorong, mendesak, atau meminta agar Jokowi memilih," ujarnya. "Kami menyerahkan kepada Jokowi untuk menentukan sendiri."Kepada pers setelah pertemuan, Jokowi menutup rapat identitas nama-nama cawapres itu. Dia meminta masyarakat sabar menanti keputusan final. "Nantilah, ngapain cepat-cepat. Ada waktunya, nanti kami kasih tahu," kata Jokowi. (Baca: Projo Desak Megawati Tak Pilih Cawapres Tua)Lalu, siapa nama baru yang masuk dalam daftar pendek cawapres Jokowi? Sebelumnya, Jokowi dan sejumlah petinggi PDIP menyebutkan tiga nama yaitu, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md., serta mantan KSAD Ryamizard Ryacudu. Dalam kesempatan lain, Jokowi menyatakan ingin pendampingnya bisa melengkapi dirinya. Muncul juga kabar bahwa Jokowi sudah punya dua calon kuat: yang satu lebih muda dan satunya lagi lebih tua dari dirinya.Kepada sejumlah petinggi Semeton, Jokowi menyebut dua nama dari daftar lama, yakni Jusuf Kalla dan Ryamizard. Yang satu lagi? "Tiga nama yang disebut Jokowi adalah Jusuf Kalla, Abraham Samad, dan Ryamizard Ryacudu," kata Boping. Nama baru cawapres itu adalah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad. (Baca juga: Jokowi: Cawapres Saya Nyekar ke Blitar)PUTU HERY INDRAWAN (Bali)Berita Terpopuler:PPP Tarik Dukungan, Prabowo Lempar Ponsel Saat Prabowo Bertemu PPP, Terdengar Suara 'Dor!' Kronologi Penangkapan Afriska, Tersangka Kasus JISAdik Tersangka JIS Diusir dari Rumah Kontrakan


Baca Selengkapnya ;

Gusmanaya Melompat Kegirangan Setelah Cium Pipi Jokowi



Laporan Wartawan Pos Kupang, Jumal Hauteas

TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Seorang ibu paruh baya meloncat kegiarangan setelah berjabat tangan dan mencium pipi Joko Widodo atau lebih populer dengan nama Jokowi. Suasana itu terjadi saat Gubernur DKI Jakarta yang kini menjadi calon Presiden RI dari PDIP itu berkunjung ke Pasar Kasih Naikoten 1 Kupang, Selasa (29/4/2015), sekitar pukul 09.00 Wita. Ibu muda ini bernama Gusmanaya Guntur, pemilik Toko Emas Makasar-Pasar Kasih.


Bahkan ketika Jokowi sudah berlalu darinya, Gusmanaya tetap melompat-lompat kegirangan di depan tokonya sambil berteriak, Pak Jokowi, Pak Jokowi. Rupanya ibu berdarah Makassar, Sulawesi Selatan, ini benar-benar senang bertemu dan mencium pipi orang nomor satu di Propinsi DKI Jakarta itu.


Hal ini wajar saja, karena untuk berjabat tangan dan mencium pipi Jokowi, ibu Gusmanaya harus menerobos kerumunan ratusan warga Pasar Kasih yang berebutan berjabatan tangan dengan Jokowi.


Jokowi datang ke Pasar Kasih Kupang didampingi Gubernur NTT, Frans Lebu Raya dan Wali Kota Kupang, Jonas Salean.


Sebelum berkunjung ke Pasar Kasih, Jokowi didampingi Gubernur NTT, Frans Lebu Raya terlebih dahulu berkunjung ke Pasar Oeba dan Rumah Potong Hewan (RPH) Oeba.


Jokowi datang ke Pasar Kasih menggunakan mobil plat hitam DH 1 bersama Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, melalui Jalan Kenari Naikoten. Saat tiba di depan Kantor Surat Kabar Harian (SKH) Pos Kupang, Jokowi dan Lebu Raya serta rombongan turun dan disambut Wali Kota Kupang, Jonas Salean. Warga Pasar Kasih pun langsung mengerumuni Jokowi.


Warga Pasar Kasih berebutan memberi salam dan berjabat tangan dengan Jokowi selama Gubernur DKI itu berada di kawasan pasar Kasih. Bahkan, ada beberapa ibu tak segan-segan memeluk Jokowi dan menjabat tangannya. Suasana Pasar Kasih pun berubah menjadi ramai dan riuh.


Suatu sambutan yang luar biasa. Jokowi dan Lebu Raya bersama Jonas Salean dan rombongan terus berjalan menuju lantai dasar Gedung Pasar Kasih Naikoten tempat pedagang menjual daging sapi segar.


Di lapak lantai satu gedung Pasar Kasih ini, Jokowi berdialog dengan penjual daging sapi bernama Ponco Sinlaeloe dan beberapa pedagang daging sapi lainnya. Jokowi bertanya tentang harga daging sapi dan berapa rata-rata daging sapi yang laku dijual Ponco Sinlaeloe di Pasar Kasih dalam sehari.


Ponco Sinlaeloe menjawab, harga daging sapi yang dijualnya Rp 75 ribu dan dalam sehari rata-rata terjual 60 kg sampai 70 kg daging sapi segar. Tetapi, kadang-kadang juga semua terjual.


Setelah berdialog singkat, Jokowi yang didampingi Lebu Raya menawarkan membeli dua kilogram daging. Tapi atas permintaan Ponco Sinlaeloe supaya membeli lebih banyak, yakni lima kilogram daging, akhirnya Jokowi mengiyakan membeli lima kilogram daging sapi segar yang dijual Ponco.


Selesai membeli daging sapi, Jokowi, Lebu Raya dan Jonas Salean bersama rombongan meninggalkan lapak penjualan daging sapi dan berjalan melewati jalur jalan untuk keluar ke pintu masuk kawasan Pasar Kasih di Jalan Soeharto, Naikoten. Saat berjalan keluar melewati sejumlah kios, Jokowi sempat singgah di sebuah Kios Bugis dan berdialog dengan seorang pedagang.


Jokowi dan Lebu Raya terus berjalan menyusuri kawasan Pasar Kasih sambil terus melayani warga Pasar Kasih berjubel ingin berjabat tangan dengan Jokowi. Hingga kemudian Jokowi melewati jalan depan Toko Emas Makasar. Di depan Toko Emas Makasar inilah, seorang ibu muda bernama Gusmanaya Guntur berusaha menerobos dan mencium pipi Jokowi.


Mantan wali kota Solo dan kini Gubernur DKI itu terus dikerumuni ratusan warga pasar sepanjang lorong keluar hingga kembali naik mobil yang sudah menunggu di Jalan Soeharto depan Pasar Kasih Naikoten. Jokowi naik satu mobil bersama Gubernur Frans Lebu Raya selanjutnya menuju Oesao, Kabupaten Kupang.


Ibu muda bernama Gusmanaya Guntur, ditemui Pos Kupang di tokonya mengatakan, ia lompat kegirangan karena sangat bahagia bisa mencium pipi Jokowi, berjabat tangan bahkan bisa foto bersama sambil rangkul Jokowi. Karena itulah, tutur Gusmanaya, meski Pak Jokowi sudah berjalan lewat, ia terus meloncat kegirangan.


"Ternyata bukan cuma di televisi kita melihat Jokowi ramah. Tapi aslinya Jokowi memang baik dan ramah. Malah dia rangkul saya ketika saya minta foto bersama. Kalau nanti dia datang lagi dan sudah menjadi presiden RI, saya adalah orang yang paling bahagia karena sudah terlebih dahulu mencium pipinya," tutur Gusmanaya.


Baca Selengkapnya ;

Basuki: Jokowi Sempat Ingin Mundur


http://ift.tt/1bmvtmP JANUARIUS KUWADO Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kanan) dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama


JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam sebuah perbincangan dengannya pernah menyatakan kemungkinan mundur dari posisi DKI-1 tersebut. Ini penuturan Basuki soal perbincangan tersebut.Basuki mengatakan perbincangan itu bermula dari keinginannya agar Jokowi tak mengambil cuti panjang menyusul pengusungan Jokowi menjadi bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjungan."Saya katakan, 'Kalau bapak cuti panjang itu akan merepotkan'," ujar Basuki saat bertandang ke Harian Kompas, Selasa (29/4/2014). Bila Jokowi cuti panjang maka Basuki akan menjadi pelaksana harian (plh) Gubernur DKI."Plh tidak bisa tanda tangan semua surat, kalau mimpin rapim (rapat pimpinan) tidak bisa memutuskan. Kecuali dia kasih surat kuasa ke saya," tutur Basuki menjelaskan alasan cuti panjang Jokowi bakal merepotkan.Dengan pertimbangan tersebut, Basuki mengaku memberikan beberapa saran kepada Jokowi. "Saran saya, beliau jangan cuti panjang. Boleh cuti panjang tapi tiap Senin atau Selasa harus masuk sehingga rapim masih berjalan seperti biasa, tidak betul-betul ditinggal," sebut dia.Atas permintaan dan pendapat itu, menurut Basuki Jokowi justru menyatakan kemungkinan dia mengundurkan diri dari posisi gubernur. "Beliau sempat tanya, 'Apa saya tidak berhenti saja supaya lebih gentleman?' Beliau ngomong gitu."Namun, Basuki pun menolak kemungkinan Jokowi mengundurkan diri tersebut. "Saya jawab, 'Saya kan tidak ada bemper, Pak, kalau Bapak berhenti. Kalau Bapak berhenti kan Bapak belum jadi presiden. (Padahal) kalau Bapak tidak jadi presiden, tetap bisa jadi bemper sebagai DKI 1. Saya sih lebih suka kaya gini, ada bemper'," aku dia.Menurut Basuki, Jokowi melontarkan kemungkinan mengundurkan diri juga berlandaskan pertimbangan etika politik. Namun, lagi-lagi Basuki meminta Jokowi tak mengkhawatirkan soal itu. "Saya bilang, 'Nanti saya yang jawab, Pak, kalau saya yang butuh Bapak. Kalau saya jadi sasaran tembak nanti repot,'," ujar dia. Basuki mengatakan sampai sekarang Jokowi belum menjawab lagi pendapat dan sarannya itu. Menurut dia, saat itu Jokowi hanya memberikan senyuman sebagai jawaban. Karenanya, Basuki mengaku tak tahu apa keputusan yang akan diambil Jokowi soal hal ini. "Beliau cuma ketawa-tawa dan senyum-senyum. Saya bahkan tidak tahu maksud senyumnya itu. Saya tidak tahu. Tapi saya pikir beliau mempertimbangkan apa yang saya bilang tadi (tidak mundur dan tidak mengambil cuti panjang). Atau kalaupun ambil cuti panjang, (Jokowi) beri saya surat kuasa," kata Basuki.


Baca Selengkapnya ;

Selasa, 29 April 2014

Tiga Momentum PDI


RODERICK ADRIAN MOZES Calon presiden yang juga Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau Jokowi, berpose sebelum meresmikan posko media JKW4P di Jalan Cemara, Menteng, Jakarta, Kamis (3/4/2014). Jokowi diberikan mandat untuk menjadi calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES


JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, bakal calon wakil presiden untuk Joko Widodo akan diumumkan pada momentum yang tepat. Hasto menilai, ada tiga hal yang akan dijadikan pertimbangan untuk menentukan momentum tersebut. "Pertama, secara legal kita tunggu dan hormati rekapitulasi hasil pemilu legislatif," kata Hasto di Media Centre JKW4P, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/4/2014). Hasto mengatakan, proses rekapitulasi suara oleh Komisi Pemilihan Umum saat ini tengah berjalan dan belum selesai. Menurut Hasto, PDI-P saat ini masih sibuk mengurusi dugaan kecurangan yang terjadi dalam pemilihan legislatif 9 April lalu. "Jadi jaangan sampai ada kesan pileg sudah selesai dan kemudian kami nihilkan seluruh bentuk kecurangan yang terjadi di lapangan," ujarnya. Aspek kedua, kata dia, adalah respons masyarakat. PDI-P menginginkan bakal cawapres yang dipilih akan diterima masyarakat Indonesia dengan suka cita. "Harus menciptakan momentum kebangkitan kedua setelah momentum Jokowi saat dicapreskan kemarin, sehingga nantinya cawapres Jokowi akan didukung oleh sebagian besar rakyat," ujarnya. Terakhir, lanjut Hasto, adalah aspek kesiapan partai pengusung yakni PDI-P dan Partai Nasdem. Semua unsur dan relawan kedua partai, menurutnya, harus siap siaga ketika cawapres Jokowi diumumkan nanti."Kalau partai tidak siap, maka tidak mungkin bisa diumumkan," kata Hasto.


Baca Selengkapnya ;

Demi Daging Sapi, Hari Ini Jokowi "Blusukan" di Kupang


JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT IMAGES/VITALIS YOGI TRISNA Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo ketika menghadiri rapat koordinasi regional II perumahan dan kawasan permukiman tahun 2013 di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Jumat (15/3/2013).


KUPANG, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dijadwalkan meninjau sejumlah tempat, mulai dari pasar hingga rumah potong hewan, di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Selasa (29/4/2014). Blusukan Jokowi ini masih terkait dengan kesepakatan di bidang peternakan antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur terkait pengadaan daging sapi.Beberapa tempat yang bakal disambangi ialah Desa Oesao, desa pengembangan ternak di Kupang Timur, Pasar Kasih Naikoten, Desa Ponai, dan Universitas Katolik Widya Mandira Kupang untuk kuliah umum. "Tanda tangan MoU-nya di Desa Ponai. Itu desa di mana ternak -ternak banyak dimiliki masyarakat," ujar Gubernur NTT Frans Lebu Raya yang rencananya akan terus mendampingi Jokowi selama blusukan ini, Selasa pagi.Adapun Jokowi mengatakan kerja sama ini berlatar belakang kejadian langka dan mahalnya daging sapi di DKI Jakarta, beberapa waktu lalu. "Pak Gubernur (Frans) bilang, wah di NTT banyak sapi, daging banyak. Mau ngembangin peternakan sapi di sini bisa. Akhirnya, setelah enam bulan bincang-bincang, baru ketemu sekarang," ujar dia.Jokowi mengatakan, kerja sama yang hendak disasarnya adalah menambah pasokan daging sapi ke Jakarta dengan menambah populasi sapi di NTT. Pengiriman sapi dari NTT ke Jakarta pun direncanakan bukan dalam bentuk sapi utuh lagi, melainkan dalam bentuk daging potong. "Agar lebih efisien."Distribusi daging tersebut rencananya akan digarap Perusahaan Daerah Pasar Jaya. Kerja sama ini, lanjut Jokowi, dapat berpengaruh positif ke banyak hal. Pertama, pemerataan kesejahteraan masyarakat. Kedua, menjadikan Jakarta kota efisien. Ketiga, menekan impor daging sapi. Keempat, mengembangkan komoditas lokal." Blusukan kali ini akan kita lihat dulu, bagaimana bentuk investasi yang baik. Nanti, setelah dihitung-hitung, baru diumumkan pada masyarakat, gimana investasinya," tambah Jokowi. Sebelumnya, Jokowi juga berkunjung ke Lampung dengan dasar pemikiran dan tujuan yang menyerupai kegiatannya di Kupang ini.


Baca Selengkapnya ;

5 Rayuan Jokowi vs Prabowo Rebutan Koalisi

Selasa, 29 April 2014 | 13:30 WIB



Prabowo bersama Jokowi. facebook.com


JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jakarta - Setelah Pemilu Legislatif pada 9 April 2014, terjadi pergerakan agresif antara kubu Jokowi dan Prabowo mencari mitra koalisi. Keduanya menurut exit poll yang dilansir Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) belum aman mencalonkan pasangannya sendiri. (Baca: Prabowo Lempar Ponsel, Lau Terdengar Bunyi: Dor!) Jokowi dengan tingkat elektabilitas dan popularitasnya, ia terlihat langsung berlari cepat. Hasilnya, PDI-P mendapat kepastian koalisi dari Partai NasDem. Sementara kubu Prabowo cenderung bersifat senyap tidak terliput media. (Baca: Prabowo-Aburizal Makan Siang Bareng, Bahas Apa?)Berikut beberap aksi adu balap antara kedua tokoh dalam upaya merayu mitra koalisi:1. Lobi ke PKBJokowi sepertinya lebih dulu mendekati PKB. Pada 12 April lalu Jokowi mendatangi markas PKB. Bersama Ketua Dewan Tahfidz PKB, Muhaimin Iskandar, Jokowi melakukan salat bareng dan makan nasi kebuli. Soal hasil belum begitu terlihat. Ketua Fraksi PKB Marwan Jafar mengatakan partainya belum memutuskan sikap atas tawaran Joko Widodo untuk berkoalisi "Kami belum sampai ke koalisi. Masih dipertimbangkan, kata Marwan kepada Tempo dua hari kemudian. (Baca: Jokowi Temui Wiranto, Hanura: Sesama Wong Solo)Sementara kubu Prabowo tiga hari kemudian mendekati PKB melalui pertemuan dengan Ketua PBNU, Said Aqil Siradj. Pertemuan yang berlangsung hampir dua jam sejak pukul 20.15, menurut Prabowo belum membicarakan capres. "Enggak, kunjungi sahabat saja," kata Prabowo. Sedangkan Jokowi sudah lebih dahulu menemui jajaran pengurus PB NU sehari sebelum kedatangan Prabowo. Bedanya, Prabowo setelah bertemu PBNU langsung mengunjungi sejumlah kiai di Jawa Tengah.2. Lobi ke PPPSuara PPP meskipun pada hitung cepat versi SMRC pemilu legislatif tidak terlalu besar di banding PKB, hanya 6,3 persen, tetap diminati sebagai mitra koalisi. Dukungan PPP terhadap Jokowi sudah sejak sebelum Pemilu. Keputusan Musyawarah Kerja Nasional PPP di Bandung Februari 2014 lalu memutuskan bila berkoalisi dengan calon di luar PPP maka dipilih Jokowi. Bahkan menurut Wakil Ketua Umum PPP Emron Pangkapi, dukungan juga disampaikan langsung dua hari menjelang pemilihan legislatif oleh Sekretaris Jenderal PPP, Rohamurmuziy. "Kalau soal dukung mendukung kami sebenarnya lebih dulu menyampaikan dukungan dibanding Nasional Demokrat," ujar Emron. (Baca: PPP Tarik Dukungan, Prabowo Lempar Ponsel) Dukungan PPP terpecah ketika Ketua Umum Suryadharma justru mendukung Partai Gerindra dan Prabowo Subianto dalam kampanye akbar Gerindra pada pada 23 Maret. Hasilnya pada 18 April 2014 PPP resmi mendukung pencalonan Prabowo Subianto dalam pemillihan presiden. Keputusan ini diambil seusai Suryadharma Ali bersama sejumlah petinggi partainya, bertemu Prabowo dan sejumlah petinggi Gerindra, di kantor DPP PPP. Namun deklarasi itu belum bulat setelah pada Musyawarah Kerja Nasional III di Bogor pada 23 April lalu membatalkan dukungan PPP terhadap Gerindra. PPP sepertinya akan lepas dari genggaman Gerindra setelah lima hari kemudian mantan Ketua Umum PPP Hamzah Haz bertemu Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat. Waktu itu Hamzah didampingi Wakil Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa. (Baca: Kisah Sakit Hati Prabowo ke PPP) 3. Lobi ke PANJokowi seusai Pemilu Legislatif belum terang-terangan bertemu petinggi Partai Amanat Nasional (PAN). Namun Ketua Umum PAN, Hatta Rajasa, mengakui sering bertemu dengan Jokowi. "Pertemuan itu ya cukup sering, saya tidak menutupi itu," katanya di Djakarta Theater, Senin, 21 April 2014. Mengenai kepastian Hatta menjadi wapres Jokowi, ditampik Hatta. "Saya katakan semua itu cair dan berkembang. Makanya diperlukan suatu kebersamaan di parlemen dan pemerintahan," katanya. Terakhir Hatta mendatangi Megawati untuk menjajaki pasangan Jokowi-Hatta pada 21 April. Pertemuan itu diaku hanya ngobrol-ngobrol. (Simak: PAN Abaikan Kasus Prabowo) Lain halnya dengan Gerindra. Kubu Amien Rais mendukung koalisi dengan Gerindra. Menurut Amien peluang berkoalisi dengan PDI Perjuangan tipis karena Hatta tidak masuk daftar calon wapres Jokowi. Pada 25 April 2014 Hatta mengundang sekitar 60 alumni ITB di kompleks menteri Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan. Pada pertemuan itu Hatta menyatakan rela menjadi wapres Prabowo. "Pilihan ini sudah didiskusikan dengan semua pengurus PAN," kata Hatta sembari meminta tetamu mendukung langkah politiknya. (Baca: PPP: Rugi Jika Tidak Dekati Ical) 4. Lobi ke WirantoPrabowo Subianto diam-diam juga mendekati Wiranto. Pertemuan yang diakui Fadli Zon. "Ngobrol lama, tentang bagaimana ke depan," ujar Fadli di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, usai acara Peringatan 17 Tahun Berkibarnya Merah Putih di Puncak Mount Everest 26 April. Pertemuan itu menurut Fadli terjadi terjadi beberapa hari lalu dan berlangsung lama. (Baca: SBY Ingin Bertemu Mega, PDIP: Datang Saja Lebaran) Wiranto pun ikut didekat oleh Jokowi. Pertemuan itu diakui setelah wartawan pada 28 April 2014 menanyakan langsung ke Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo kebenaran pertemuan Jokowi dengan Wiranto. Menurut dia, pertemuan terjadi pada 26 April lalu, Jokowi menemui Wiranto di rumahnya kawasan Bambu Apus, Jakarta Timur. Namun Tjahjo berkilah pertemuan itu bersifat kekeluargaan sesama warga Solo bukan pembicaraan koalisi. "Hanya komunikasi biasa." (Baca: Hanura Jeblok Gara-gara Duit Saksi Tak Cair) 5. Lobi ke GolkarSeusai Pemilu Legislatif, Jokowi dipertemukan media dengan Aburizal Bakrie. Namun pertemuan resmi baru berlangsung pada 12 April. Ketika itu Jokowi mendatangi kediaman Aburizal. Wakil Ketua Umum Partai Golkar Sharif Cicip Sutardjo kepada wartawan mengaku ada pembicaraan mengenai koalisi. "Memang ada pembicaraan, sudah ketemu siapa saja," kata Cicip menirukan pembicaran kedua calon presiden itu. Jokowi, kata Cicip, kemudian bercerita pertemuannya dengan Hatta Rajasa, Surya Paloh, dan Muhaimin Iskandar. Saat Jokowi mengatakan PDIP sudah memiliki calon presiden, Aburizal langsung memotong perkataannya. "Kami siap berkoalisi di parlemen," kata Cicip, menirukan ucapan Aburizal. (Baca: Ical Kumpulkan Pimpinan Daerah Golkar di Rumahnya) Sementara kubu Prabowo mengakui juga sudah bertemu dengan Aburizal Bakrie. Pertemuan berlangsung seusai pemilu. Jokowi melakukan akrobat lain mendekati faksi Golkar melalui Akbar Tandjung pada 13 Maret 2014. Prabowo langsung membalas dengan pertemuan dengan Aburizal yang rencananya berlangsung Selasa siang, 29 April 2014. (Baca pula: Usung Mahfud, Golkar Terkendala Partai Pengusung) EVAN KOESOEMAH | BOBBY CHANDRA| PDAT DIOLAHTopik terhangat:Hadi Poernomo | Pelecehan Siswa JIS | Kisruh PPP | Jokowi | Prabowo Berita terpopuler lainnya:Cawapres Jokowi Muncul di Twitter Dituduh Teroris, Diplomat RI Diciduk Polisi CekoIndonesia Protes Pemerintah Republik Cek


Baca Selengkapnya ;

Begini Jurus Jokowi 'Kelabui' Wartawan

Selasa, 29 April 2014 | 13:20 WIB



Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, saat meresmikan lapangan mini soccer dan Jembatan Taman Kota Waduk Pluit, Jakarta Utara, Jumat (25/4). Pengumuman pendamping Jokowi akan dilakukan setelah hasil pemilu legislatif diumumkan pada awal Mei nanti. TEMPO/Imam Sukamto


JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jakarta - Ada beberapa kebiasaan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang berubah sejak menjadi calon presiden. Jokowi kini kerap meminta tidak diikuti wartawan. Beberapa kali pula kepergian Jokowi bahkan tidak diketahui wartawan.1. Menyelinap saat jam makan siangSenin siang, 28 April 2014, setelah menemui Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal Mulyono, Jokowi menyelinap keluar dari kantornya di Balai Kota lewat pintu samping. Puluhan wartawan yang menanti Jokowi di pintu depan tak menyadari kepergian calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tersebut. Wartawan baru mengetahui Jokowi pergi ketika ia kembali menjelang pukul 14.00 WIB. "Bapak keluar pukul 12.00 WIB," kata resepsionis di pintu samping yang tak mau disebut namanya, Senin, 28 April 2014. 2. Memakai mobil ajudan Menurut satpam di sana, Jokowi pergi bukan dengan mobil dinas. "Bapak pakai mobil ajudan," katanya menunjuk mobil dengan sirene biru.3. Menjawab wartawan dengan: "Hm?"Jokowi melengos begitu saja tanpa pernyataan apa pun kepada wartawan. Belakangan, ketika ditanya lokasi tujuannya, Jokowi tak menjawab. "Hm?" ujarnya seolah tak mendengar pertanyaan wartawan. Misalnya, Senin siang, 28 April kemarin, beredar kabar bahwa Jokowi menemui Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dan mantan Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan Hamzah Haz pukul 13.00 WIB. Saat Jokowi kembali ke Balai Kota, ia hanya menjawab pertanyaan wartawan dengan, "Hm?" lalu berjalan begitu saja. 4. Jokowi meminta tidak diikuti wartawan dan mengaku hanya akan pergi sebentar. (Baca juga: Jam Kerja Jokowi Tak Sama dengan PNS)ATMI PERTIWIBerita Lainnya:Puluhan Orang Tua Siswa JIS Mengaku Terganggu KPAITukang Kebun Farah Quinn Jadi Dalang Perampokan Andi Mallarangeng: Kementerian Keuangan Kebobolan 3-0 KPAI: Pelaku Mengaku Korban JIS Banyak


Baca Selengkapnya ;

"Ini adalah Tanda Jokowi Diterima Suku Amarasi"


Fabian Januarius Kuwado Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo disambut antusias oleh pedagang dan masyarakat di Pasar Tradisional Oeba, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (28/4/2014).


KUPANG, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Tokoh masyarakat adat suku Amarasi di Desa Ponain, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), memasangkan destar di kepala dan melilitkan kain sarung di pinggang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. "Ini adalah tanda bahwa Pak Jokowi sudah diterima masyarakat di suku Amarasi," ujar pembawa acara saat Jokowi datang ke desa tersebut, Selasa (29/4/2014) siang. Destar adalah kain tenun khas NTT yang dililitkan di kepala seseorang, menyerupai mahkota. Kain tersebut memiliki warna dominan coklat dengan corak putih dan hitam. Sementara, kain sarung yang dililitkan di pinggang Jokowi memiliki warna dominan coklat dengan garis kuning, putih, dan merah marun. "Pemberian ini memiliki arti filosofis bahwa kamu adalah aku dan aku adalah kamu," terang sang pembawa acara. Suku Amarasi adalah salah satu suku di Pulau Timor. Mereka banyak bermukim di Desa Ponain. Mayoritas warganya beternak sapi yang kemudian dipasok ke sejumlah daerah di Indonesia, antara lain DKI Jakarta dan Surabaya.Kedatangan Jokowi ke desa itu sendiri dalam rangka melakukan penandatanganan MoU antara Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov NTT bidang peternakan sekaligus ketahanan pangan. Turut hadir Gubernur NTT Frans Lebu Raya. Pantauan JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, masyarakat di daerah tersebut mengenal sosok Jokowi melalui media massa. Mereka berebut bersalaman dan berfoto bersama dengan Jokowi. Respons Jokowi kepada warga setempat diapresiasi positif."Dia baru pertama kali bertemu orang sini, tapi sudah klop. Benar sudah, dia jadi orang Amarasi," celetuk warga.


Baca Selengkapnya ;

Jokowi Bakal Kunjungi Ambon


JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT AMBON-- Calon presiden (Capres) Joko Widodo (Jokowi) menjadwalkan kunjungan ke Kota Ambon dalam rangka bersilaturahmi dengan masyarakat setempat. Ketua DPD PDIP Maluku Karel Albert Ralahalu yang dikonfirmasi, Selasa, mengatakan Jokowi berkunjung ke Ambon sekaligus menjawab kerinduan masyarakat yang mendambakan kehadirannya menjelang Pemilihan Legislatif (Pileg) pada 9 April 2014.


"Jadwal kunjungan Gubernur DKI Jakarta ini sedang dikordinasikan dengan DPP PDIP sehingga tidak lagi mengecewakan masyarakat Maluku, terutama Kota Ambon dan sekitarnya yang begitu 'demam' Jokowi," ujarnya.


Karena itu secara internal DPD PDIP Maluku sedang mempersiapkan kunjungan Jokowi ke Ambon. "Kami usahakan juga agar Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri berkenan mendampingi Jokowi saat kunjungannya ke Ambon yang diharapkan jadwalnya dalam waktu dekat," kata Karel.


Dia mengakui para relawan dn simpatisan Jokowi di sembilan kabupaten dan dua kota di Maluku sedang direkrut agar saat tahapan Pilpres langsung bekerja keras untuk memenangkan Capres yang ditetapkan Megawati Soekarnoputri pada 14 Maret 2014.


"Sekretariat pemenangan Jokowi di Kota Ambon juga sedang dipersiapkan dengan harapan dalam waktu dekat sudah terjalin koalisi sehingga dipastikan siapa Cawapres," ujar Karel.


Dia merujuk antusias masyarakat di Maluku, terutama Kota ambon menunggu kehadiran Jokowi relatif tinggi. "Pengumuman Jokowi sebagai Capres disambut gembira sebagian besar masyarakat Maluku karena kedekatannya dengan warga dan mengatasi masalah melalui dialog," katanya.


Dengan demikian, peta Capres semakin meriah dan dinamis setelah PDIP mengumunkan Jokowi. "Jokowi setelah setelah diumumkan sebagai Capres, maka dinamika para tokoh dalam bursa calon presiden juga semakin dinamis," ujar Karel.


Baca Selengkapnya ;

"Beri Jokowi Gang Sempit, Jangan Jalan Lebar"


Fabian Januarius Kuwado Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo disambut antusias oleh pedagang dan masyarakat di Pasar Tradisional Oeba, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (28/4/2014).


KUPANG, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo blusukan ke rumah potong hewan sekaligus pasar tradisional di Oeba, Fatuwesi, Kelapa Lima, Kupang, Selasa (29/4/2014) pagi. Jokowi disambut antusias oleh pedagang pasar. Saat berada di persimpangan jalan pasar, protokol Pemprov NTT sempat bingung memilih jalan blusukan. Apa melalui gang kecil atau jalanan pasar yang lebar. Kebingungan tersebut lalu didengar oleh pedagang setempat. "Beri Jokowi gang sempit. Jangan jalan lebar. Biar dia bertemu dengan masyarakat langsung," teriak pedagang seraya tertawa. Akhirnya, Jokowi beserta rombongan pun melalui gang sempit. Gang tersebut memiliki panjang lima meter dan lebar satu meter. Di tepi gang itu ada penjual kopi sehingga lebarnya kian sempit. Belasan pedagang dengan ponsel di tangan menyambut Jokowi di ujung gang. Di pasar itu, Jokowi sempat membeli sekantong bawang merah. Kejadian unik mewarnai peristiwa itu. Seorang pemuda menaiki lapak pedagang agar mudah melihat Jokowi. Dia menghentak-hentakkan kakinya sambil berteriak "hidup Jokowi, hidup Jokowi". Aksi sang pemuda mendapat protes dari pemilik lapak. "Hei, jangan lompat-lompat di saya punya kayu. Pecah semua itu," timpal pedagang. Namun, sang pemuda tidak mengendurkan semangat teriaknya. Ia hanya menghentikan hentakan kakinya. Jokowi, yang mengenakan kemeja lengan panjang putih, datang bersama Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya ke rumah potong hewan pukul 07.50 Wita. Sekitar 10 menit berdiskusi di tempat pemotongan sapi itu, Jokowi dan rombongan berjalan kaki ke Pasar Oeba, sekitar 200 meter dari tempat pemotongan sapi tersebut. Kedatangan Jokowi merupakan bagian dari kerja sama antara Pemprov DKI dan Pemprov NTT di bidang peternakan sapi. Kerja sama tersebut diklaim berpengaruh positif ke banyak hal. Pertama, pemerataan kesejahteraan masyarakat. Kedua, menjadikan Jakarta kota efisien. Ketiga, menekan impor daging sapi. Keempat, mengembangkan komoditas lokal dan lain-lain.


Baca Selengkapnya ;

Revolusi Mental Ala Jokowi Dianggap Masih Abstrak


TRIBUNNEWS/DANY PERMANA Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kiri) berada satu mobil dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kanan) usai penutupan Rakernas III PDIP di Ancol, Jakarta, Minggu (8/9/2013). Jokowi yang merupakan kader PDI Perjuangan tersebuyt digadang-gadang akan menjadi calon presiden dari PDI Perjuangan dalam pilpres 2014 mendatang.


JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Peneliti Founding Father House Syahrial Nasution mempertanyakan revolusi mental yang digagas bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo. Beberapa waktu lalu, Jokowi mengungkapkan, salah satu visi-misinya untuk membangun bangsa Indonesia adalah revolusi mental. (Baca: Visi dan Misi Jokowi: Revolusi Mental)Namun, menurut Syahrial, revolusi mental yang diungkapkan Jokowi masih abstrak. "Kalau revolusi mental itu masih abstrak. Bukan sesuatu yang bisa kita lihat secara riil, masih belum jelas dan tergambar saya kira," kata Syahrial, dalam sebuah diskusi, di Jakarta, Senin (28/4/2014).Syahrial mengatakan, mental memang diperlukan oleh suatu bangsa untuk maju. Namun, jika hanya mengandalkan mental, menurutnya, Indonesia masih tetap sulit untuk menjadi sebuah bangsa yang besar. "Sama abstraknya kalau kita ditanya apakah pendidikan agama itu pasti akan membuat orang menjadi lebih baik? Kan belum tentu," ujar dia. Menurutnya, Jokowi harus lebih mengasah visi misi yang akan disampaikannya jika ingin mulus memenangi pemilihan presiden mendatang. Pasalnya, lanjut dia, meski elektabilitas Jokowi dan PDI-P melejit, bukan berarti tidak akan ada kejutan. "Pemilu 1999, PDI-P menang mutlak tapi ternyata Megawati kalah dengan Gus Dur yang diusung poros tengah. Pemilu 2004, Demokrat hanya dapat 7 persen, jauh kalah dari Golkar. Tapi yang terpilih justru SBY. Nah pemilu kali ini bukan tidak mungkin kejutan-kejutan akan terjadi lagi," ujarnya. Revolusi mental merupakan visi misi pertama Jokowi. Sebelumnya, Jokowi kerap dikritik oleh lawan politiknya karena tidak pernah menyampaikan visi misi. Menurut Gubernur DKI Jakarta itu, Indonesia selama bertahun-tahun selalu fokus mengurusi hal-hal yang bersifat fisik, namun tidak pernah membangun sebuah mentalitas yang baik. "Kita ini kan selalu bicara mengenai fisik dan ekonomi. Padahal, kekurangan besar kita character building. Oleh sebab itu saya sebut revolusi mental," ujar Jokowi, pekan lalu.Baca juga:Misi Revolusi Mental Jokowi


Baca Selengkapnya ;

Senin, 28 April 2014

Revolusi Mental Ala Jokowi Dianggap Masih Abstrak


TRIBUNNEWS/DANY PERMANA Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kiri) berada satu mobil dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kanan) usai penutupan Rakernas III PDIP di Ancol, Jakarta, Minggu (8/9/2013). Jokowi yang merupakan kader PDI Perjuangan tersebuyt digadang-gadang akan menjadi calon presiden dari PDI Perjuangan dalam pilpres 2014 mendatang.


JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Peneliti Founding Father House Syahrial Nasution mempertanyakan revolusi mental yang digagas bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo. Beberapa waktu lalu, Jokowi mengungkapkan, salah satu visi-misinya untuk membangun bangsa Indonesia adalah revolusi mental. (Baca: Visi dan Misi Jokowi: Revolusi Mental)Namun, menurut Syahrial, revolusi mental yang diungkapkan Jokowi masih abstrak. "Kalau revolusi mental itu masih abstrak. Bukan sesuatu yang bisa kita lihat secara riil, masih belum jelas dan tergambar saya kira," kata Syahrial, dalam sebuah diskusi, di Jakarta, Senin (28/4/2014).Syahrial mengatakan, mental memang diperlukan oleh suatu bangsa untuk maju. Namun, jika hanya mengandalkan mental, menurutnya, Indonesia masih tetap sulit untuk menjadi sebuah bangsa yang besar. "Sama abstraknya kalau kita ditanya apakah pendidikan agama itu pasti akan membuat orang menjadi lebih baik? Kan belum tentu," ujar dia. Menurutnya, Jokowi harus lebih mengasah visi misi yang akan disampaikannya jika ingin mulus memenangi pemilihan presiden mendatang. Pasalnya, lanjut dia, meski elektabilitas Jokowi dan PDI-P melejit, bukan berarti tidak akan ada kejutan. "Pemilu 1999, PDI-P menang mutlak tapi ternyata Megawati kalah dengan Gus Dur yang diusung poros tengah. Pemilu 2004, Demokrat hanya dapat 7 persen, jauh kalah dari Golkar. Tapi yang terpilih justru SBY. Nah pemilu kali ini bukan tidak mungkin kejutan-kejutan akan terjadi lagi," ujarnya. Revolusi mental merupakan visi misi pertama Jokowi. Sebelumnya, Jokowi kerap dikritik oleh lawan politiknya karena tidak pernah menyampaikan visi misi. Menurut Gubernur DKI Jakarta itu, Indonesia selama bertahun-tahun selalu fokus mengurusi hal-hal yang bersifat fisik, namun tidak pernah membangun sebuah mentalitas yang baik. "Kita ini kan selalu bicara mengenai fisik dan ekonomi. Padahal, kekurangan besar kita character building. Oleh sebab itu saya sebut revolusi mental," ujar Jokowi, pekan lalu.Baca juga:Misi Revolusi Mental Jokowi


Baca Selengkapnya ;

Jokowi Dapat Dukungan dari Relawan Buruh


http://ift.tt/1dGqwCY Januarius Kuwado Bakal calon presiden PDI-P Joko Widodo di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta di Jl Surapati No 7, Menteng, Jakarta Pusat, seusai pertemuan dengan para duta besar negara sahabat, Senin (14/4/2014) malam.


JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Calon presiden dari PDI Perjuangan Joko "Jokowi" Widodo mendapat pernyataan dukungan dari serikat buruh yang menamakan diri Relawan Buruh Sahabat Jokowi. Pernyataan dukungan tersebut disampaikan setelah Jokowi mendatangi Sekretariat Serikat Buruh yang terletak di Jalan Cianjur, Menteng, Jakarta Pusat.Di depan puluhan anggota serikat tersebut, Jokowi mengucapkan terima kasih. Ia pun mengajak para relawan untuk bergerak dalam upaya untuk meraih kemenangan dalam Pemilihan Presiden 9 Juli mendatang. "Bergerak seperti apa, door to door. Sampaikan Jokowi itu seperti apa. Sampaikanlah kalau Jokowi seperti ini. Saya selalu sampaikan saya seperti ini. Tidak pernah ada yang dilebih-lebihkan, tidak pernah ada yang saya tutup-tutupi," kata Jokowi.Menurut Jokowi, tanggal 9 Juli 2014 adalah tanggal yang sangat penting dalam menentukan masa depan Indonesia. Karena itulah, ia mengajak seluruh warga untuk bisa menggunakan hati dan pikiran jernih dalam menentukan pilihannya. "Tanggal 9 Juli, tidak masalah Jokowi jadi presiden apa tidak. Tapi, yang pasti, tanggal itu sangat berarti sekali. Saya tidak ingin mempengaruhi, tapi kita harus berpikir jernih dalam menentukan sikap," ujarnya.Jokowi sendiri hanya berada sekitar 15 menit di tempat tersebut. Setelah itu, ia langsung menuju bandara untuk kemudian bertolak ke Kupang, Nusa Tenggara Timur.


Baca Selengkapnya ;

Jokowi Layak Didampingi Ryamizard Ryacudu




TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siapa pendamping Calon Presiden Joko Widodo, sampai saat ini belum juga diputuskan. Sejauh ini hanya dua nama yang selalu disebut-sebut, diantaranya Ryamizard Ryacudu dan Jusuf Kalla.


Berbagai kalangan menyebutkan bahwa Jokowi panggilan akrab Gubernur DKI ini harus didampingi oleh wakilnya yang tegas dan punya jiwa kepemimpinan. Jika melihat krieria tersebut, nama Ryamizard masuk dalam katagori pendamping Jokowi.


Pengamat Politik, Emrus Shiombing mengatakan sosok militer diharapkan mampu menciptakan kepemimpinan tegas bila disandingkan dengan Jokowi.


"Ryamizard memiliki jaringan yang luas dengan TNI dan Polri. Hal ini dapat menjamin dari segi pertahanan dan keamanan," kata Emrus kepada wartawan di Jakarta.


Mengenai sosok lain, seperti Jusuf Kalla, Emrus menilai jaringan bisnis milik Jusuf Kalla dikhawatirkan akan mencampuri kepentingan dalam pemerintahan.


"Kebijakan yang dibuat nantinya dikhawatirkan hanya untuk menguntungkan perusahaan-perusahaannya," selorohnya.


JK yang disebut-sebut akan dipasangkan dengan bakal capres PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) juga telah berusia uzur. Hal ini bertolak belakang dengan Jokowi yang masih muda, energik, dan gemar blusukan ke pelosok kampung.


"Kelemahan JK adalah faktor usia yang dapat mengganggu proses jalannya pemerintahan. Dikhawatirkan, Jokowi canggung dengan senioritas JK dalam menjalankan roda pemerintahan," tandasnya.


Sementara, Ian Kamarudin aktivis asal Makasar mengatakan siapa cawapres Joko Widodo adalah orangyang bisa menutupi kekurangan dari karakter Jokowi.


Ditanya antara Jusuf Kalla dengan Ryamizard Ian mengatakan, JK dengan Jokowi banyak kesamaan baik dari karakter maupun cara kerja. Berbeda dengan Ryamizard yang punya ketegasan apalagi terhadap ancaman NKRI, pasti berbeda dengan JK.


"Soal JK saya melihat ada indikasi terjadinya dua matahari kembar nantinya, dikahwatirkan akan terjadi sektarian-sektarian kelompok di dalam pemerintahan, terbukti ketika periode pertama pemerintahan SBY-JK,baru berjalan satu tahun itu sudah kelihatan terjadinya dua kubu, kami tidak ingin ini terjadi pada Jokowi jika menggandeng JK," kata Ian.


Baca Selengkapnya ;

Cawapres Jokowi Muncul di Twitter

Senin, 28 April 2014 | 10:48 WIB



Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menghadiri pernikahan agung di Puri Ubud, Gianyar, Bali (18/4). (TEMPO/Johannes P. Christo)


JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jakarta - Calon wakil presiden pendamping Joko Widodo dalam pemilihan nanti masih menjadi teka-teki. Namun kabar baru muncul pagi tadi tentang cawapres pilihan PDI Perjuangan itu. Kabar tentang siapa cawapres Jokowi--nama panggilan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo--muncul dalam media sosial Twitter via akun @MegawatiSSP. Pemilik akun dengan nama Megawati Soekarnoputri itu menulis: "Selamat pagi negeriku, janganlah gelisah menanti Cawapres, ia sudah ada, hanya saatnya belum tiba. Dia dan Jokowi adalah hadiah bagi bangsa." Iman Brotoseno, mantan juru kampanye PDIP di media sosial, menyebutkan akun @MegawatiSSP selalu mendukung langkah PDIP. "Beberapa kali isunya faktual," katanya kepada Tempo, Senin, 28 April 2014. "Tapi itu bukan akun Ibu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.Iman pun mengaku tak tahu apakah akun itu milik elite PDIP atau bukan. Dari informasi yang diperoleh Tempo, akun @MegawatiSSP memang milik Megawati. Berita soal cawapres Jokowi menghangat dua pekan belakangan. Nama mantan wakil presiden Jusuf Kalla santer dikabarkan bakal mencari cawapres Jokowi. Namun Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo mengatakan Mega dan Jokowi masih menggodok sejumlah nama. Pengumuman akan dilaksanakan setelah penghitungan final hasil perolehan suara partai dalam pemilu legislatif 9 April lalu. Tentangan terhadap figur Jusuf Kalla pun bermunculan. "Pak Jusuf Kalla bisa menjadi beban bagi Jokowi," kata Adhie M. Massardi, aktivis Komite Bangkit Indonesia dan Gerakan Indonesia Bersih, pada Sabtu, 26 April 2014.Sedangkan dari internal PDIP, penolakan datang dari loyalis Jokowi yang tergabung dalam Kader dan Simpatisan PDIP Pro-Jokowi (Projo). " Wapres mesti nonpartai dan usianya tak jauh dari Jokowi," ujar Budi Arie Setiadi, Koordinator Nasional Projo.JOBPIE SUGIHARTOTopik terhangat:Hadi Poernomo | Pelecehan Siswa JIS | Kisruh PPP | Jokowi | Prabowo Berita Terpopuler Sebelum Tewas, Azwar: Saya Melakukannya Satu KaliAyah-Ibu Korban JIS Silang PendapatDebat Konvensi Demokrat Jadi Ajang Puji SBY


Baca Selengkapnya ;

Jokowi Masih Bertekad Atasi Macet dan Banjir Jakarta


ANGGA BHAGYA NUGRAHA Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi (kiri), didampingi Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, mendengarkan paparan saat membuka Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) 2014 di Balai Agung, Balaikota, Jakarta Pusat, Selasa (25/3/2014). Jokowi memaparkan beberapa program yang tengah dijalankan, mulai dari pengelolaan limbah yang belum maksimal hingga permasalahan Mass Rapid Transit (MRT). WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA


JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menegaskan bahwa ia masih bertekad menyelesaikan dua permasalahan pelik di Jakarta, yakni macet dan banjir. Namun, kata dia, eksekusi program-program yang berhubungan dengan dua permasahan tersebut baru akan dapat dijalankan saat proses lelang telah dilakukan. "Kita masih akan terus kejar untuk masalah banjir dan macet. Semuanya akan kita kerjakan, tapi masih menunggu proses lelang dan administrasi selesai," kata pria yang akrab disapa Jokowi itu, di Balaikota Jakarta, Senin (28/4/2014). Jokowi menyampaikan hal tersebut jelang rapat pimpinan yang diadakan di Balaikota pagi ini. Ia mengumpulkan beberapa kepala dinas dari instansi yang terkait dengan program untuk mengatasi kemacetan. Tampak hadir Kepala Dinas Perhubungan Muhammad Akbar, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Manggas Rudi Siahaan, dan Kepala Dinas Perumahan Yonathan Pasodung. Beberapa program yang telah dilaksanakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam upaya menanggulangi kemacetan dan banjir, di antaranya memperbanyak jumlah bus, memulai pembangunan mass rapid transit, pembangunan waduk, sterilisasi waduk, dan pembangunan rumah susun. Sementara itu, program yang rencananya akan segera dilakukan adalah penerapan jalan berbayar ( electronic road pricing), sterilisasi bantaran sungai, sterilisasi trotoar, dan pembangunan Jakarta intergrated tunnel.


Baca Selengkapnya ;

Minggu, 27 April 2014

Ini Enam Gagasan Jokowi untuk Masalah Petanian


http://ift.tt/1dGqwCY Januarius Kuwado Bakal calon presiden PDI-P Joko Widodo di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta di Jl Surapati No 7, Menteng, Jakarta Pusat, seusai pertemuan dengan para duta besar negara sahabat, Senin (14/4/2014) malam.


JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Usai melakukan blusukannya di daerah pertanian pada kawasan Bogor, Jawa Barat, bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo mengungkapkan perlunya pembenahan di sektor pertanian dari kondisi saat ini. Pria yang akrab disapa Jokowi ini pun memiliki setidaknya enam gagasan agar kebutuhan pangan di tengah meningkatnya jumlah penduduk Indonesia tetap mencukupi. "Kebijakan pertama, tanah pertanian harus produktif, lahan jangan sampai dikonversi pada kegunaan yang lain. Harus diamankan," kata Jokowi, disela kunjungannya pada kawasan pertanian di Bogor, Jawa Barat, Minggu (27/4/2014). Untuk yang pertama ini karena Jokowi melihat banyak area pertanian yang diubah menjadi lokasi industri dan tambang. Tidak hanya pada persawahan, alih fungsi lahan menjadi kegiatan industri juga terjadi seperti di ladang hutan sagu dan kebuh ubi-ubian. "Ini harus distop," ujar Jokowi. Kebijakan kedua, lanjut Jokowi, yakni memberikan pendampingan kepada para petani sendiri. Misalnya dengan memanfaatkan lahan sempit menjadi lahan produktif. Petani juga menurutnya perlu diarahkan untuk tidak menggunakan bibit, pupuk dan pembasmi hama dari impor. "Jadi menggunakan pupuk organik kompos dan benih sendiri," ujar Jokowi. Lebih lanjut, Jokowi mengatakan, kebijakan ketiga yakni membangun infrastruktur pertanian. Misalnya, membangun bendungan dekat area pertanian untuk keperluan irigasi. Ia menilai masalah ini perlu agar pasokan air untuk tanaman tetap aman meski menjelang musim kering. "Kondisi (sekarang) banyak yang rusak sehingga pada musim kemarau air enggak sampai. Bendungan baru harus dibangun," ujarnya. Langkah keempat berikutnya, Jokowi memaparkan, kualitas air yang mengaliri area pertanian harus terjaga dari pencemaran. Bendungan yang ada jangan sampai dicemari oleh limbah industri yang masuk. "Kualitas air di lapangan harus diawai. Limbah industri bisa mengurangi kesuburan (tanah)," ujar Jokowi. Adapun yang kelima, Jokowi mengatakan teknologi pertanian harus menjangkau para petani untuk memudahkan mereka. Hal ini menurutnya menyulitkan petani ketika melakukan panen hasil pertanian. Sementara untuk yang keenam, Jokowi mengatakan, para petani perlu dukungan untuk akses modal yang mudah diperbankan untuk menjalankan kegiatan mereka. "Bank pertanian harus didirikan khusus untuk diberikan pada petani. Petani posisinya kekurangan modal butuh akses permodalan," jelas Jokowi.


Baca Selengkapnya ;

Jokowi Capres yang Disukai Artis Ini, Alasannya karena Nggak ...




Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Artis Melanie Ricardo mengaku mendukung Calon Presiden Joko Widodo bersama Keluarga Besar Alumni Trisakti.


Melanie yang datang bersama suaminya Tyson James Lynch ikut memberikan pernyataan dukungan kepada calon presiden yang diusung PDI Perjuangan itu.


"Saya cukup simpatik dengan Bapak Jokowi dibanding yang lainnya," kata Alumni Fakultas Hukum Universitas Trisakti angkatan 1998 itu di Restoran Bumbu Desa, Jakarta, Minggu (27/4/2014).


Melanie menilai Jokowi sosok yang bijaksana dan rendah hati. Hal itulah yang membuat presenter itu memilih Jokowi. "Dia very humble, down to earth, engga pakai jam tangan mahal. Semoga tidak di awal-awal saja kalau memimpin," kata Melanie.


Melanie mengaku kecewa dengan pemimpin yang banyak berubah ketika tergoda kekuasaan dan uang. Menurutnya, kekuasan dan popularitas serta uang dapat mengubah karakter seseorang.


"Jokowi bukan sosok demikian. Saya harap Jokowi membawa Indonesia jauh lebih baik," tuturnya.


Melanie juga berharap terpilihnya Jokowi sebagai calon presiden membuat warga bangga terhadap negara Indonesia. "Sekarang kalau travelling ke Singapura, Australia, mereka malu mengakui berasal dari indonesia karena ada pemberitaan negatif. Kalau Jokowi terpilih semoga berdampak baik dan kita bangga kepada Indonesia," imbuh Melanie.


Sementara Koordinator Keluarga Besar Alumni Universitas Trisakti, Indra P Simatupang mengaku optimis pemilihan presiden 2014 merupakan momentum perubahan.


"Perlu dimenangkan dalam proses pemilihan presiden mendatang Joko Widodo harus menjadi Presiden Republik Indonesia," kata Indra


Baca Selengkapnya ;

Jokowi: Negara Maritim, Tapi Impor Ikan Melonjak


JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT IMAGES/VITALIS YOGI TRISNA Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo ketika menghadiri rapat koordinasi regional II perumahan dan kawasan permukiman tahun 2013 di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Jumat (15/3/2013).


BOGOR, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) Joko Widodo menyinggung persoalan impor ikan di Indonesia yang menurutnya mengalami lonjakan. Padahal, lanjut pria yang akrab disapa Jokowi ini, sumber daya laut di Indonesia sebagai negara maritim seharusnya bisa memenuhi kebutuhan nasional tanpa mengandalkan impor. "Impor ikan, kita ini negara maritim tapi impor ikannya melonjak naik seperti ini," kata Jokowi, disela-sela kunjungannya di kawasan pertanian di Bogor, Jawa Barat, Minggu (27/4/2014). Persoalan impor menurutnya tidak hanya terjadi disektor kelautan. Lonjakan impor juga terjadi pada sektor pertanian dan perkebunan untuk bahan pangan, yang meliputi beras, garam, gula, jagung, buah-buahan dan lainnya. Padahal, sebut Jokowi, peningkatan penduduk Indonesia mencapai 3 juta orang pertahun. Karena itu ia menilai perlunya ketahanan pangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Apalagi, lonjakan impor masalah pangan ini menurutnya mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir."Itulah problem lonjakan impor yang harus diselesaikan. Karena hal tadi gampang sekali terjadi inflasi harga bahan pokok," ujar Jokowi. Oleh karenanya, ia mengungkapkan, perlunya mewaspadai masalah impor dengan kebijakan yang tepat. Salah satunya, menurut Jokowi, dengan berani mengeluarkan kebijakan esktrim. "Kita harus waspadai lima sampai sepuluh tahun yang akan datang resiko apa yang kita hadapi," ujar Jokowi. Yang terpenting, lanjut dia, sektor produksi harus lebih ditingkatkan. Kebiasaan impor menurut Jokowi harus dibatasi. Dengan demikian, swasembada di berbagai bidang bisa terjadi. "Kita harus konsen pada produksinya. Impor harus mulai dipotong dan kurangi terus. Target bisa empat sampai lima tahun, asal ini betul konsisten dilakukan," ujar Jokowi.


Baca Selengkapnya ;

Siapa Cawapres Jokowi? Simak Skenario Ini


Mantan wali kota Solo yang kini Gubernur DKI Jakarta dan dicalonkan PDI Perjuangan dalam Pilpres 2014 Joko Widodo alias Jokowi (JIBI/Bisnis/Dwi Prasetya)


Solopos.com, JAKARTA - Jokowi Capres telah diusung PDIP, namun teka-teki pendamping Jokowi belum juga terjawab. Siapa cawapres Jokowi?


Sejumlah nama sebelumnya muncul akan menjadi cawapres Jokowi. Ada Jusuf Kalla (JK), Mahfud MD, Ryamizard dan belakangan muncul Akbar Tanjung.


Seperti yang ramai diberitakan nama Jusuf Kalla (JK), Moh. Mahfud MD, atau Ryamizard Ryacudu, purnawirawan jenderal bintang empat yang mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Menjelang detik-detik pengumuman cawapres Jokowi, nama Akbar Tanjung juga muncul.


Pengamat politik dari LIPI Prof Siti Zuhro berpendapat, Akbar Tandjung berpeluang menjadi cawapres mendampingi capres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo.


"Dari empat nama yang disebut Tjahyo, dua nama mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla, menurut saya yang akan bersaing kuat. Tapi, dari rekam jejak dan pengaruh basis dukungan, Akbar lebih unggul ketimbang JK," ujar Siti Zuhro ketika ditanya soal pendamping Joko Widodo (Jokowi) seperti diungkapkan Sekjen PDIP Tjahyo Kumolo, Sabtu (26/7/2014).


Pernyataan Tjahyo Kumolo mengenai adanya tiga skenario cawapres pendamping Jokowi makin memperjelas peta figur cawapres yang akan dipilih Ketua Umum Megawati dan Jokowi, yaitu Jusuf Kalla (JK) Ryamizard Ryacudu, Mahfud MD serta Akbar Tandjung.


Tjahjo di kediaman Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat mengungkapkan dari sejumlah nama yang masuk sebagai bakal cawapres, semuanya dibagi menjadi masing-masing dua skenario.


Skenario Cawapres

Pada skenario pertama, ada nama mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dan mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu. Untuk skenario kedua, ada nama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dan politisi senior Partai Golkar, Akbar Tandjung.


Namun Tjahjo tidak menyebutkan tentang skenario ketiga. Ia mengatakan bahwa figurnya dapat berasal dari kalangan sipil dan militer atau kalangan internal. "Yang penting mencari dengan cermat, tidak asal comot," ujarnya.


Siti menjelaskan, PDIP sangat berkepentingan memilih cawapres pendamping Jokowi adalah figur yang bukan saja memiliki elektabilitas dan dukungan logistik untuk memuluskan kemenangan dalam pilres Juli mendatang. Tetapi juga bagaimana pemerintahan yang dibentuk nanti efektif.


"Dalam memilih beberapa nama cawapres yang sudah diungkap itu, dua nama punya kans besar, yakni Akbar dan JK," katanya.


Nama JK sangat populer dan sempat disebut yang paling mungkin. Tapi JK, kata Siti, punya kelemahan pada basis dukungan Golkar yang kurang kuat.


Sementara itu, pesaing JK, Akbar Tandjung yang secara resmi baru disebut oleh elit PDIP ini, memiliki hubungan yang dekat dengan Megawati. Kekuatan Akbar ada pada ketokohan, basis dukungan Golkar, ditambah jaringan HMI, kelompok Cipayung dan umat Islam.


Menurut dia, akar rumput Akbar sangat kuat. "Jika Akbar yang dipilih, Jokowi dan PDIP tidak akan kekurangan logistik. Donatur yang akan membantu pasangan Jokowi-Akbar pasti akan besar," katanya.


Perihal Mahfud, Siti menyatakan apresiasinya karena ketokohan dan kredibilitas Mahfud dalam bidang hukum juga kuat. Tetapi sayangnya, dukungan dari PKB yang akan merepotkan PDIP dan Jokowi karena Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar terus bermanuver dan belum menentukan calon PKB.


Jadi, kata Siti, Akbar dan JK kini bersiang merebut simpati dan dukungan untuk mendampingi Jokowi.


Versi Wasekjen PDIP

Wakil Sekjen DPP PDIP Ahmad Basarah membocorkan waktu pengumuman cawapres pendamping Jokowi itu, yang akan diinformasikan pada hari Jumat sebagaimana yang telah dilakukan sewaktu pengumuman pencapresan Jokowi, pada Jumat, 14 Maret 2014.


Alasan diambilnya hari Jumat (25/4/2014) lantaran memiliki nilai historis sebagaimana Proklamator Sukarno sebagai sosok terkait dengan PDIP mengumumkan proklamasinya pada Jumat.


Ahmad mengungkapkan filosofi hari Jumat merupakan sebuah hari suci bagi partai. PDIP sejauh ini menegaskan belum memutuskan siapa cawapres pendamping Jokowi seiring beredarnya desas-desus di masyarakat yang mengerucut pada sosok mantan Wapres Jusuf Kalla.


"Siapapun yang mengumumkan bahwa cawapres pendamping Jokowi adalah si ini atau si itu, maka informasi tersebut belum benar adanya," kata Ahmad Basarah pada diskusi di Jakarta, Kamis (24/4/2014).


Dia mengatakan yang memiliki wewenang mengumumkan cawapres Jokowi adalah Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri dan para elit partai. Dia mengimbau kepada seluruh kader partai atau masyarakat untuk tidak mempercayai informasi yang belum jelas dan terkonfirmasi.


Versi Sekjen PDIP

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan), Tjahjo Kumolo, menegaskan hingga saat ini belum ada penetapan bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Joko Widodo sebagaimana yang diberitakan.


Bagi PDI Perjuangan, capres dan cawapres merupakan satu kesatuan kepemimpinan nasional. Kepemimpinan nasional yang diusung merupakan kepemimpinan Trisakti yang memiliki komitmen besar terhadap Pancasila, UUD 1945, Kebhinekaan Indonesia dan NKRI serta mendedikasikan hidupnya untuk rakyat.


"Atas dasar hal tersebut, maka terkait dengan pemberitaan yang menyatakan bahwa cawapres Pak Jokowi sudah ditetapkan sama sekali tidak benar. Cawapres Pak Jokowi akan disampaikan pada momentum yang tepat dan diumumkan ke rakyat secara langsung oleh Ibu Megawati, Pak Jokowi dan didampingi oleh Ketua Umum Partai pengusung," kata Tjahjo di Jakarta, Kamis (24/4/2014).


Tjahjo menambahkan persoalan cawapres yang mendampingi Joko Widodo merupakan persoalan yang penting dan strategis serta sangat menentukan masa depan bangsa dan negara Indonesia.


"Karena itulah penetapan cawapres dilakukan dengan cara seksama dan melalui pertimbangan yang mendalam," kata anggota Komisi I DPR RI itu.


"PDI Perjuangan terus mempersiapkan diri memasuki tahapan pemilu presiden dengan mempersiapkan Tim Kampanye, strategi pemenangan dan penggalangan kekuatan rakyat yang menyatakan diri dengan kepemimpinan Pak Jokowi," ujarnya.


Selain itu, proses penetapan pasangan bakal capres dan cawapres PDIP dilakukan berdasarkan ketentuan UU No 42/2008 tentang Pilpres.


Dalam UU 42/2008 dikatakan, pasangan bakal capres diusung oleh partai politik atau gabungan parpol yang memenuhi ketentuan suara sekurang-kurangnya 20 persen kursi atau 25 persen suara di DPR RI.


"Hingga saat ini proses rekapitulasi penghitungan suara masih berjalan. Sehingga terlalu dini sekiranya pasangan bakal capres dan cawapres tersebut dideklarasikan," kata Tjahjo.


Suara Partai Golkar

Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar tak mempermasalahkan diliriknya nama Jusuf Kalla yang disebut-sebut akan mendampingi Jokowi sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden periode mendatang.


"Tidak ada masalah meski nama Jusuf Kalla disebut-sebut, atau bahkan jika nantinya ditunjuk mendampingi Jokowi," ujar Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu Jawa III Partai Golkar, Zainudin Amali, kepada wartawan di Surabaya, Jumat (25/4/2014).


Selain nama Jusuf Kalla, nama Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung juga dikabarkan siap menjadi calon wakil presiden. Pihaknya mengakui telah mendengar kabar tersebut, namun tidak berani memastikannya.


"Jangan berandai-andai terlebih dahulu. Semua masih sekedar wacana dan belum ada yang dipastikan karena proses Pemilu Legislatif belum sepenuhnya tuntas," kata dia.


Kendati demikian, Ketua DPD Partai Golkar Jatim itu mengaku bangga dan mengapresiasi jika nama-nama kader partainya dilirik sebagai calon pemimpin nasional.


Hal tersebut, lanjut dia, menunjukkan kader-kader Golkar merupakan tokoh potensial dan dibutuhkan bangsa ini.


Namun, bagaimana jika nantinya Jusuf Kalla atau Akbar Tanjung benar-benar maju bursa calon presiden atau wakil presiden dari partai selain Golkar, Zainudin Amali mengaku bukan menjadi permasalahan asalkan dilakukan sesuai mekanisme berlaku.


"Aturannya, jika dia masih menjabat dalam struktural partai maka harus melepaskan dan tidak membawa nama partai. Sedangkan untuk kader non-struktural cukup memberitahukannya ke pimpinan pusat, khususnya ke Ketua Umum DPP," kata dia.


Fenomena diliriknya kader Golkar sebagai calon pemimpin, memang kerap terjadi di partai berlambang pohon beringin tersebut. Semisal pada Pemilu Presiden 2004-2009, nama Jusuf Kalla ditunjuk menjadi cawapres bukan dari Golkar.


Ketika disinggung tentang suara massa di tingkat akar rumput jika ada kader Golkar maju dari partai lain, pihaknya mengaku tetap solid. Ia yakin kader partainya menaati aturan partai dengan mendukung dan memenangkan calon presiden sendiri.


"Kami yakin tetap solid karena kader sudah mengerti siapa yang diusung," kata Wakil Ketua Komisi VII DPR RI tersebut.


Baca Selengkapnya ;

Partai Demokrat: Level Jokowi di Bawah Ical


JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT JAKARTA -- Ketua DPP Partai Demokrat Ikhsan Mojo meragukan kapasitas calon presiden yang diusung PDI Perjuangan (PDIP) Jokowi. Menurutnya, Jokowi belum layak memimpin bangsa Indonesia.


Ikhsan menyatakan level kepemimpinan Jokowi masih jauh berada di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kemampuan paling mencolok yang membedakan keduanya adalah dalam kapasitas merangkul mitra koalisi.


"Ini pendapat saya. Saya meragukan kemampuan Pak Jokowi sebagai power breaker dan deal maker. Beliau belum satu level dengan Pak Aburizal atau Bu Megawati," kata Ikhsan dalam diskusi di Universitas Paramadina, Jakarta Selatan akhir pekan lalu.


Ikhsan menyatakan, kemajuan Indonesia dalam 10 tahun terakhir tidak bisa dilepaskan dari faktor SBY. Keberadaan SBY, kata dia, membuat negeri ini stabil dari gejolak apapun. Dampaknya, pertumbuhan ekonomo tinggi dapat terus dicapai.


"Beliau adalah the Tinking General, elemen interpersonalnya sangat memperhatikan banyak aspek. Pemimpin yang sangat akomodatif dan mempertimbangkan konsensus," ujar politikus yang juga ekonom itu.


Ikhsan menilai, semua capres yang maju sekarang tidak ada yang memiliki nilai di atas SBY. Karena itu, siapapun yang terpilih menjadi presiden 2014-2019, ia skeptis roda pemerintahan bisa berjalan harmoni.


Malahan, Ikhsan memprediksi, hubungan eksekutif dan legislatif akan banyak diwarnai ketegangan. Pasalnya, polarisasi kekuatan parpol sangat terbuka. Figur capres sekarang, kata dia, pasti sangat kesulitan untuk dapat merangkul semua pihak.


"Bukan meragukan kapasitas capres yang ada, faktor pemimpin itu 70 persen kesuksesan. Bukan anti dengan kualitas capres yag ada, melihat material capres yang ada, kita menyangsikan," ujar Ikhsan.


Baca Selengkapnya ;

Misi Revolusi Mental Jokowi


http://ift.tt/1dGqwCY Januarius Kuwado Bakal calon presiden PDI-P Joko Widodo di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta di Jl Surapati No 7, Menteng, Jakarta Pusat, seusai pertemuan dengan para duta besar negara sahabat, Senin (14/4/2014) malam.


JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Revolusi mental merupakan visi misi pertama bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo. Apa maksudnya?"Kita ini kan selalu bicara mengenai fisik dan ekonomi. Padahal, kekurangan besar kita character building. Oleh sebab itu saya sebut revolusi mental," ujarnya di luar pagar rumah dinas, Jalan Taman Surapati 7 Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2014) sore. Menurut Jokowi, seorang pemimpin bukan hanya menjalankan proyek-proyek pembangunan fisik semata, melainkan mampu membangun pola pikir sekaligus karakter positif di masyarakat. Jokowi mengatakan, percuma pembangunan fisik tanpa membangun pola pikir masyarakat. Masyarakat bisa hanya menjadi 'follower'. "Kalau pemimpinnya bisa memberikan contoh, bisa menginspirasi supaya rakyat itu jangan terdorong untuk tidak pesimis. Itulah yang akan saya mulai kali ini," ujar mantan Wali Kota Surakarta. Pemimpin yang mampu mengubah masyarakatnya menjadi positif, lanjut Jokowi, tak hadir pada pemimpin yang menggunakan cara-cara menyindir, menjelek-jelekan. Menurut Jokowi, pemimpin semacam itu tidak bakal memberikan harapan bagi masyarakat. Ibarat perangkat elektronik, kata Jokowi, revolusi mental bagaikan piranti lunak yang menjadi otak seluruh pranti kerasnya. "Dulu Bung Karno itu membangun jiwa dulu," ucap Jokowi. Jokowi mencontohkan sejarah negara Jepang. "Dulu Jepang itu jatuh. Lalu ada restorasi Meiji, langsung meloncat. Saya kita kita ini nanti bisa seperti itu, asal mau," ujarnya. Jokowi pertama kali menyebut visi dan misi revolusi mental di Metro TV pada Kamis (24/4/2014) lalu. Menurut Jokowi, negara Indonesia adalah negara besar. Namun, masyarakat Indonesia sering tidak percaya diri saat menghadapi tantangan-tantangan zaman. Oleh sebab itu, mindset rakyat Indonesia harus diubah melalui kepemimpinan dirinya.


Baca Selengkapnya ;

Alasan Cawapres Jokowi Jangan Politikus

Minggu, 27 April 2014 | 06:03 WIB



JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jakarta - Loyalis calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo menginginkan calon wakil presiden dari kalangan profesional atau non partai politik. "Profesional bisa dari sipil atau militer," kata Koordinator Nasional Kader dan Simpatisan PDIP Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi pada Sabtu, 26 April 2014. (Baca: Adhie Massardi: Jokowi Tak Perlu Cawapres Militer)Menurut dia, wakil dari presiden dari kalangan politikus dikhawatirkan membuat pemerintahan tak stabil. Musababnya, setahun menjelang pemilihan umum presiden dan wakil presiden akan bersaing. Itu terjadi karena pada dasarnya mereka adalah pesaing dalam politik. Budi juga mencontohkan hubungan Presiden Abdurrahman Wahid dengan Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri sampai Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla pada periode 2004-2009. (Baca: Jokowi: Cawapres Saya Nyekar ke Blitar)Ia menjelaskan, figur profesional akan lebih baik jika dipadu dengan jarak usia yang tak begitu jauh dengan Jokowi, nama sapaan Joko Widodo. "Agar Jokowi tak sungkan ketika berkoordinasi dengan wapres," ucap Budi. (Baca: Elektabilitas Turun, Jokowi: Cawapresnya Harus Pas)Budi juga tak khawatir Jokowi akan kehilangan pendukung jika tak menggandeng tokoh partai. Menurut dia, elektabilitas dan pengaruh Jokowi sangat baik di masyarakat. Figur profesional yang diputuskan menjadi calon wakil presiden juga mesti dipilih yang berkualitas meski low profile. (Baca: Jokowi: Indonesia Butuh Revolusi Mental)Dia meminta elite PDIP berpikir out of the box sehingga tak terkungkung pada sejumlah nama dalam daftar. "Ada sejumlah tokoh kelahiran akhir 1950-an sehingga tak jauh usianya dari Jokowi," ucap Budi. (Baca: Jika Jadi Presiden, Jokowi Tak Anti-Impor)Pernyataan Budi "meramaikan" bursa calon wakil presiden yang sedang digodok oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Jokowi. Sejumlah nama yang santer muncul sebagai calon kuat adalah Jusuf Kalla, Mahfud Md., dan Ryamizard Ryacudu. (Baca: Sewa Jet untuk Jokowi US$ 7.500 per Jam)JOBPIE SUGIHARTOBerita terpopuler lainnya:Wawancara Khusus Kepala JIS: Kasus Ini Amat Berat Prabowo-Hatta Dideklarasikan di Grahadi SurabayaAceng Fikri ke Senayan, Menteri Linda Tercengang


Baca Selengkapnya ;

Jokowi Minta Relawan Gerilya "Door to Door"


FATHUR ROCHMAN Bakal Calon Presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo, berfoto bersama tim relawan Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), di Posko Bara JP di Daerah Cipinag Cempedak, Jakarta Timur, Kamis (10/4/2014) malam.


JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo berpesan agar relawan kerja cerdas dalam memenangkannya menjadi presiden. "Kerja konkret adalah door to door. Itu yang saya lakukan juga di Solo," ujar Jokowi kepada relawan Bara JP di markasnya di bilangan Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (26/4/2014). Dengan cara tersebut, relawan dapat mencatat siapa keluarga yang memberikan dukungan dan mana yang tidak. Dengan begitu, dapat dikalkulasi berapa jumlah dukungan real yang diterimanya dari Sabang sampai Merauke. Hal yang disampaikan relawan ke masyarakat, lanjutnya, adalah mengenalkan siapa sosok Jokowi. Selain itu, relawan juga menyampaikan visi dan misi Jokowi beserta calon wakil presiden. Jika keluarga yang disasar setuju, relawan tinggal memberikan stiker di rumah sebagai penanda. "Enggak perlulah ngumpul-ngumpulin di lapangan terbuka karena itu biayanya sangat besar. Itu (door to door) sudah cara yang sangat efektif," ujarnya. Adapun, soal visi dan misi dirinya, Jokowi mengaku bahwa dia belum dapat memaparkannya. Kendati demikian, Jokowi berjanji untuk mengungkapkannya di depan publik segera mungkin.


Baca Selengkapnya ;

Sabtu, 26 April 2014

Misi Revolusi Mental Jokowi


http://ift.tt/1dGqwCY Januarius Kuwado Bakal calon presiden PDI-P Joko Widodo di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta di Jl Surapati No 7, Menteng, Jakarta Pusat, seusai pertemuan dengan para duta besar negara sahabat, Senin (14/4/2014) malam.


JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Revolusi mental merupakan visi misi pertama bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo. Apa maksudnya?"Kita ini kan selalu bicara mengenai fisik dan ekonomi. Padahal, kekurangan besar kita character building. Oleh sebab itu saya sebut revolusi mental," ujarnya di luar pagar rumah dinas, Jalan Taman Surapati 7 Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2014) sore. Menurut Jokowi, seorang pemimpin bukan hanya menjalankan proyek-proyek pembangunan fisik semata, melainkan mampu membangun pola pikir sekaligus karakter positif di masyarakat. Jokowi mengatakan, percuma pembangunan fisik tanpa membangun pola pikir masyarakat. Masyarakat bisa hanya menjadi 'follower'. "Kalau pemimpinnya bisa memberikan contoh, bisa menginspirasi supaya rakyat itu jangan terdorong untuk tidak pesimis. Itulah yang akan saya mulai kali ini," ujar mantan Wali Kota Surakarta. Pemimpin yang mampu mengubah masyarakatnya menjadi positif, lanjut Jokowi, tak hadir pada pemimpin yang menggunakan cara-cara menyindir, menjelek-jelekan. Menurut Jokowi, pemimpin semacam itu tidak bakal memberikan harapan bagi masyarakat. Ibarat perangkat elektronik, kata Jokowi, revolusi mental bagaikan piranti lunak yang menjadi otak seluruh pranti kerasnya. "Dulu Bung Karno itu membangun jiwa dulu," ucap Jokowi. Jokowi mencontohkan sejarah negara Jepang. "Dulu Jepang itu jatuh. Lalu ada restorasi Meiji, langsung meloncat. Saya kita kita ini nanti bisa seperti itu, asal mau," ujarnya. Jokowi pertama kali menyebut visi dan misi revolusi mental di Metro TV pada Kamis (24/4/2014) lalu. Menurut Jokowi, negara Indonesia adalah negara besar. Namun, masyarakat Indonesia sering tidak percaya diri saat menghadapi tantangan-tantangan zaman. Oleh sebab itu, mindset rakyat Indonesia harus diubah melalui kepemimpinan dirinya.


Baca Selengkapnya ;

Misi Revolusi Mental Jokowi


http://ift.tt/1dGqwCY Januarius Kuwado Bakal calon presiden PDI-P Joko Widodo di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta di Jl Surapati No 7, Menteng, Jakarta Pusat, seusai pertemuan dengan para duta besar negara sahabat, Senin (14/4/2014) malam.


JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Revolusi mental merupakan visi misi pertama bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo. Apa maksudnya?"Kita ini kan selalu bicara mengenai fisik dan ekonomi. Padahal, kekurangan besar kita character building. Oleh sebab itu saya sebut revolusi mental," ujarnya di luar pagar rumah dinas, Jalan Taman Surapati 7 Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2014) sore. Menurut Jokowi, seorang pemimpin bukan hanya menjalankan proyek-proyek pembangunan fisik semata, melainkan mampu membangun pola pikir sekaligus karakter positif di masyarakat. Jokowi mengatakan, percuma pembangunan fisik tanpa membangun pola pikir masyarakat. Masyarakat bisa hanya menjadi 'follower'. "Kalau pemimpinnya bisa memberikan contoh, bisa menginspirasi supaya rakyat itu jangan terdorong untuk tidak pesimis. Itulah yang akan saya mulai kali ini," ujar mantan Wali Kota Surakarta. Pemimpin yang mampu mengubah masyarakatnya menjadi positif, lanjut Jokowi, tak hadir pada pemimpin yang menggunakan cara-cara menyindir, menjelek-jelekan. Menurut Jokowi, pemimpin semacam itu tidak bakal memberikan harapan bagi masyarakat. Ibarat perangkat elektronik, kata Jokowi, revolusi mental bagaikan piranti lunak yang menjadi otak seluruh pranti kerasnya. "Dulu Bung Karno itu membangun jiwa dulu," ucap Jokowi. Jokowi mencontohkan sejarah negara Jepang. "Dulu Jepang itu jatuh. Lalu ada restorasi Meiji, langsung meloncat. Saya kita kita ini nanti bisa seperti itu, asal mau," ujarnya. Jokowi pertama kali menyebut visi dan misi revolusi mental di Metro TV pada Kamis (24/4/2014) lalu. Menurut Jokowi, negara Indonesia adalah negara besar. Namun, masyarakat Indonesia sering tidak percaya diri saat menghadapi tantangan-tantangan zaman. Oleh sebab itu, mindset rakyat Indonesia harus diubah melalui kepemimpinan dirinya.


Baca Selengkapnya ;

Jokowi: Koalisi dengan PKB Nyaris Final

Sabtu, 26 April 2014 | 19:46 WIB



JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jakarta - Calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo, mengatakan pembicaraan terkait koalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sudah mendekati final meski masih ada beberapa perbedaan yang harus disamakan. Tetapi Jokowi tidak membantah atau membenarkan informasi yang menyebutkan bahwa PKB adalah mitra baru koalisi PDI Perjuangan. (Baca : PDIP atau Gerindra, Siapa yang Dipilih PAN? )."Finalisasi itu kan masih perlu ketemu. Kami inginnya semua bisa selesai cepat, tapi kan prosesnya tidak secepat itu," kata Jokowi di rumah dinasnya di Jalan Taman Suropati Jakarta Pusat, Sabtu, 26 April 2014. Jokowi mengatakan PDI Perjuangan maupun PKB masih saling menimbang kesepakatan koalisi. Menurut Jokowi, perbedaan yang muncul antara PKB dan PDI Perjuangan adalah agenda dan langkah besar yang akan dilakukan ke depan untuk bangsa dan negara. "Kami ingin menggiring seperti apa pemikiran, gagasan, dan agenda ke depan untuk bangsa dan negara," ujar Jokowi. (Baca juga : Kisruh Internal Tak Gembosi Koalisi PPP-Gerindra?). Saat ditanya mengenai waktu pengumuman deklarasi mitra koalisi baru PDI Perjuangan, Jokowi enggan menyebutkannya. Padahal pada Jumat 25 April 2014, Jokowi mengatakan hari ini PDI Perjuangan akan segera menambah mitra koalisi. "Hari ini kan masih sampai jam 12 malam, ya masih bisa saja kan," begitu Jokowi berkilah. (Baca : Koalisi PPP-Gerindra di Ujung Tanduk).Pada awal April 2014, Jokowi datang ke Kantor Dewan Pengurus Pusat PKB di Jalan Raden Saleh Jakarta Pusat. Jokowi berangkat dari rumah dinasnya bersama Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto dan Teten Masduki. Sementara itu, dari kubu PKB hadir Ketua Umum Muhaimin Iskandar, Sekjen Imam Nachrowi dan Ketua Fraksi PKB di Dewan Perwakilan Rakyat, Marwan Jaffar.Wawancara Khusus Kepala JIS: Kasus Ini Amat Berat Prabowo-Hatta Dideklarasikan di Grahadi Surabaya Ahok Sewot, Ini Jawaban Kepala Dinas Pajak Aceng Fikri ke Senayan, Menteri Linda Tercengang


Baca Selengkapnya ;

Teriakan "Pencitraan" dan "Hidup Jokowi" di Pasar Senen


http://ift.tt/1bmvtmP JANUARIUS KUWADO Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meninjau langsung kebakaran di Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat (25/4/2014).


JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Kedatangan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di bekas lokasi kebakaran, Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2014), disambut pedagang. Ada yang menyoraki Jokowi datang hanya untuk pencitraan, ada juga yang memuji aksi Jokowi yang cepat dan tanggap dalam menghadapi bencana. Pantauan JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jokowi yang mengenakan kemeja putih lengan panjang, datang sekitar pukul 16.30 WIB. Masuk melalui Jalan Pasar Senen, dia langsung masuk ke lantai dua pasar. Langkah Jokowi disambut beragam komentar para pedagang di sekitar. "Ah, lagi musibah begini pada datang, jangan pencitraan saja, Pak," teriak seorang pedagang yang tampak tengah bersantai usai mengevakuasi barang dagangannya. Bahkan, ada seorang pedagang yang mengaku warga Solo yang teriak-teriak bahwa dirinya tidak dibantu mengevakuasi barang dagangan. "Jangan didiamkan di sini saja," timpal pedagang lainnya. Namun, banyak juga pedagang yang memuji kedatangan Jokowi. "Hidup Jokowi. Segera bangun penampungan Pak. Saya sudah dengar wawancara Bapak di TV, hidup Jokowi," timpal seorang pedagang lain yang menghentikan sejenak evakuasi barangnya. Namun, Jokowi tidak menanggapi teriakan-teriakan para pedagang. Dia tetap melangkahkan kakinya menyusuri bekas lokasi kebakaran yang becek karena air pemadaman api. Jokowi tampak serius berdiskusi dengan petugas pemadam kebakaran Jakarta dan Direktur PD Pasar Jaya Djangga Lubis. Blok III Pasar Senen dilalap si jago merah pada Jumat dini hari. Data PD Pasar Jaya menyebutkan, kebakaran itu melanda sebagian lantai satu, lantai dua dan lantai tiga. Sekitar 3.096 kios menjadi korban kebakaran. Jumlah tersebut terdiri dari 640 kios, 1.577 counter, 392 los dan 503 los pakaian. Tak ada korban jiwa di dalam kebakaran yang belum diketahui penyebabnya tersebut.


Baca Selengkapnya ;

Jokowi Tunda Ungkap Penundaan Koalisi dengan PKB


JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT IMAGES/VITALIS YOGI TRISNA


Laporan Wartawan TRIBUNNEWS.COM, Nicolas Timothy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo mengungkapkan rencana menggandeng satu partai politik peserta pemilu untuk berkoalisi atau bekerjasama.


"Butuh kesabaran, perlu istiqaroh, perlu juga dihitung, perlu juga dikalkulasi. Yang sekarang yang udah pasti Nasdem, bentar lagi mungkin tambah lagi satu. Belum. Hari ini tuh sampe jam 00.00," ujar Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi di rumah dinasnya, Taman Suropati Nomor 7, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2014).


Menurut Jokowi, tidak mudah melakukan komunikasi dengan partai politik dengan tujuan bekerjasama, sehingga pertemuan tidak mungkin dilakukan hanya sekali, lalu terjadi kesepakatan.


"Semua pertemuan kemudian keinginan kerja sama itu kan ada rembugan sekali dua kali tiga kali. Ada yang sekali ketemu langsung jabat tangan kayak dengan Nasdem tapi kan ada yang dua kali, tiga kali," tutur Jokowi yang masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta ini.


Sebelumnya, Jokowi membeberkan partainya berkoalisi dengan satu partai lagi. Dia mengatakan, koalisi itu akan disampaikannya besok, Sabtu (26/4). "Yang jelas, besok koalisi akan tambah satu lagi," ujar Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (25/4).


Tapi, Jokowi tidak menyebutkan denggan terang nama partai yang akan diajak koalisi. Katanya, koalisi tersebut juga bukan sebagai penentuan calon wakil presiden. Namun, hanya koalisi dalam pemenangan Pemilu Presiden (Pilpres) 9 Juli mendatang.


"Saya nggak mau menyebut partai. Enggak ada koalisi (cawapres), adanya kerjasama. Tetapi masih proses. Satu ditunggu saja," katanya.


Baca Selengkapnya ;

Jusuf Kalla Dianggap Membebani Jokowi

Sabtu, 26 April 2014 | 14:51 WIB



JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jakarta - Koordinator Gerakan Indonesia Bersih Adhie Massardi menilai klaim bahwa Joko Widodo sudah resmi berpasangan dengan Jusuf Kalla sebagai bentuk kampanye hitam. Menurut Adhie, sosok mantan Ketua Umum Partai Golkar itu justru akan menjadi beban bagi pencalonan Jokowi, nama panggilan Joko Widodo. "Gambar Jokowi-JK bisa membuat kalangan progresif pendukung Jokowi menarik diri," kata Adhie, Sabtu, 26 April 2014. Dia berpendapat, selain sudah terlalu tua, sosok Kalla juga dianggap politikus yang antirakyat. Bahkan, Jusuf Kalla dikenal sebagai politikus yang antisubsidi, terutama untuk bahan bakar minyak dan gas. (Baca: Komunitas Alumni ITB Tolak Hatta Dampingi Jokowi)Mantan juru bicara Presiden Abdurrahman Wahid ini menjelaskan Kalla adalah tokoh bisnis yang usahanya mengalami pertumbuhan pesat ketika menjadi wakil presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono pada 2004-2009. Adhie juga menganggap Kalla tidak jelas sikapnya terhadap korupsi, kolusi, dan nepotisme. "Agar tidak ada lagi serangan kepada Jokowi, PDIP perlu segera menyampaikan nama calon wakil presiden yang pasti," ucapnya. Menurut dia, Jokowi yang disimbolkan sebagai tokoh prorakyat seharusnya disandingkan dengan figur yang memiliki rekam jejak prorakyat juga. Adhie berharap tokoh yang mendampingi Jokowi tidak pernah menjadi musuh masyarakat, baik dari kalangan sipil maupun militer.Nama Kalla santer dikabarkan segera diumumkan menjadi calon wakil presiden Jokowi. Baik petinggi PDIP maupun Jokowi tak pernah membenarkan atau membantahnya. PDIP hanya memastikan pengumuman menunggu hasil akhir perolehan suara partai dalam pemilihan umum 9 April lalu. Keinginan calon wakil presiden yang berusia tak jauh dari Jokowi juga muncul dari kader dan simpatisan PDIP Pro-Jokowi (Projo). (Baca: Projo Desak Megawati Tak Pilih Cawapres Tua)


WAYAN AGUS PURNOMOBerita Terpopuler: Wawancara Khusus Kepala JIS: Kasus Ini Amat BeratEnam Karyawan Outsource JIS Mengidap HerpesPrabowo-Hatta Dideklarasikan di Grahadi SurabayaAhok Sewot, Ini Jawaban Kepala Dinas PajakGandung Pardiman Legowo Titiek Soeharto ke SenayanSBY: Pemimpin Jangan Terlalu Sering Blusukan


Baca Selengkapnya ;

Siti Zuhro Sebut Akbar Berpeluang Dampingi Jokowi


JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT JAKARTA -- Pengamat politik dari LIPI Prof Siti Zuhro berpendapat, Akbar Tandjung berpeluang menjadi cawapres mendampingi capres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo."Dari empat nama yang disebut Tjahyo, dua nama mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla, menurut saya yang akan bersaing kuat. Tapi, dari rekam jejak dan pengaruh basis dukungan, Akbar lebih unggul ketimbang JK," ujar Siti Zuhro ketika ditanya soal pendamping Joko Widodo (Jokowi) seperti diungkapkan Sekjen PDIP Tjahyo Kumolo, Sabtu.Pernyataan Tjahyo Kumolo mengenai adanya tiga skenario cawapres pendamping Jokowi makin memperjelas peta figur cawapres yang akan dipilih Ketua Umum Megawati dan Jokowi, yaitu Jusuf Kalla (JK) Ryamizard Ryacudu, Mahfud MD serta Akbar Tandjung.Tjahjo di kediaman Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat mengungkapkan dari sejumlah nama yang masuk sebagai bakal cawapres, semuanya dibagi menjadi masing-masing dua skenario.Pada skenario pertama, ada nama mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dan mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu. Untuk skenario kedua, ada nama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dan politisi senior Partai Golkar, Akbar Tandjung.Namun Tjahjo tidak menyebutkan tentang skenario ketiga. Ia mengatakan bahwa figurnya dapat berasal dari kalangan sipil dan militer atau kalangan internal. "Yang penting mencari dengan cermat, tidak asal comot," ujarnya.Siti menjelaskan, PDIP sangat berkepentingan memilih cawapres pendamping Jokowi adalah figur yang bukan saja memiliki elektabilitas dan dukungan logistik untuk memuluskan kemenangan dalam pilres Juli mendatang. Tetapi juga bagaimana pemerintahan yang dibentuk nanti efektif."Dalam memilih beberapa nama cawapres yang sudah diungkap itu, dua nama punya kans besar, yakni Akbar dan JK," katanya.Nama JK sangat populer dan sempat disebut yang paling mungkin. Tapi JK, kata Siti, punya kelemahan pada basis dukungan Golkar yang kurang kuat.Sedangkan pesaingnya, Akbar Tandjung yang secara resmi baru disebut oleh elit PDIP ini, memiliki hubungan yang dekat dengan Megawati. Kekuatan Akbar ada pada ketokohan, basis dukungan Golkar, ditambah jaringan HMI, kelompok Cipayung dan umat Islam.Menurut dia, akar rumput Akbar sangat kuat. "Jika Akbar yang dipilih, Jokowi dan PDIP tidak akan kekurangan logistik. Donatur yang akan membantu pasangan Jokowi-Akbar pasti akan besar," katanya.Perihal Mahfud, Siti menyatakan apresiasinya karena ketokohan dan kredibilitas Mahfud dalam bidang hukum juga kuat. Tetapi sayangnya, dukungan dari PKB yang akan merepotkan PDIP dan Jokowi karena Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar terus bermanuver dan belum menentukan calon PKB.Jadi, kata Siti, Akbar dan JK kini bersiang merebut simpati dan dukungan untuk mendampingi Jokowi.


Baca Selengkapnya ;

Wasekjen PDI


http://ift.tt/1bjhiyI Akuntono Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Achmad Basarah


JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Wakil Sekjen PDI Perjuangan Achmad Basarah membantah kabar partainya telah menentukan calon wakil presiden yang akan mendampingi Joko Widodo. Dia mengatakan kabar itu membuat konstelasi politik menjadi tak sehat."Sebelum ada pengumuman resmi dari Ibu Mega (Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri), maka segala macam spekulasi publik yang berkembang dari mana pun sumbernya, mulai yang mengaku sumber A1, A2, A3 dan seterusnya saya nyatakan informasi itu tidak valid," kata Basarah di sela-sela acara diskusi di Jakarta, Kamis (24/4/2014). Menurut Basarah, pendamping Jokowi akan diumumkan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ketiga PDI-P. Namun, untuk kepastian waktu pelaksanaan rakernas tersebut, ia masih enggan membeberkannya kepada publik. "Kapan hal itu diumumkan, secara teoritis berdasarkan mekanisme keputusan Rakernas ketiga semuanya sepenuhnya tergantung kapan waktu strategis," ujar Basarah. Dia mengatakan ada tiga kriteria utama dalam menentukan pasangan pendamping Jokowi. Pertama, sebut Basarah, calon pendamping Jokowi harus memiliki elektabilitas tinggi sehingga menambah elektabilitas Jokowi dan memastikan kemenangan pasangan itu dalam pilpres. Kedua, kandidat tersebut tidak pernah terkait persoalan hukum apa pun. "Jangan sampai jadi senjata bagi lawan politik merongrong pemerintahan yang membuat pemerintahan berjalan tak efektif dan efisien," kata Basarah. Kriteria ketiga, calon tersebut harus mampu menciptakan pemerintahan yang bersih sehingga pemerintahan menjadi solid dan efektif.Dengan demikian, kata Basarah, PDI-P nantinya menang tidak hanya sekedar menang untuk berkuasa. "Namun (PDI-P) juga memimpin rakyat dengan baik," katanya.


Baca Selengkapnya ;

Jokowi: Begini Nih Kota yang Bener...


http://ift.tt/1imanDH GABRILLIN Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo melakukan tendangan pertama, dalam peresmian jembatan dan lapangan mini soccer, di Taman Waduk Pluit, Jumat (25/4/2014)


JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meresmikan jembatan serta lapangan sepak bola mini di Waduk Pluit, Jakarta Utara, Jumat (25/4/2014) sore. Menurutnya, kota yang baik adalah kota yang menyediakan ruang bagi publik. "Saya kira begini nih kota yang bener, yang baik. Isinya itu bukan hanya bersifat konsumtif saja," ujar Jokowi di atas jembatan baru. Jembatan ini menyambungkan antara Taman Waduk Pluit dengan lapangan bola mini. Pembangunan jembatan sepanjang hingga 75 meter dan lebar 12 meter menelan dana Rp 7 miliar. Sementara itu, lapangan bola seluas 1,2 hektare persegi menelan dana RP 600 juta. Lapangan itu terdiri dari dua, yakni lapangan mini soccer berukuran 80 meter x 60 meter dan lapangan futsal berukuran 30 meter x 15 meter.Jokowi pun sempat menyindir pemerintahan yang lalu. "Kalau yang dulu kan lapangan bola jadi mal, jadi apartemen. Sekarang harus ada lapangan bola dan taman. Ya persis seperti ini," lanjut Jokowi. Jokowi juga berencana membangun lapangan bola di sejumlah proyek ruang terbuka hijau (RTH). Beberapa di antaranya yakni Taman BMW, Waduk Ria Rio, dan beberapa waduk yang lainnya. Selain lapangan bola, juga akan dibangun jogging track di sana. Pantauan JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jokowi tidak berada lama di kawasan Waduk Pluit. Setelah meresmikannya, Jokowi meninjau fisik jembatan dan lapangan bola langsung. Anak-anak tengah bermain bola di lapangan tersebut.


Baca Selengkapnya ;

Jumat, 25 April 2014

Jokowi Tinjau Kebakaran Pasar Senen, Warga Pun Heboh


http://ift.tt/1bmvtmP JANUARIUS KUWADO Gubernur Jakarta Joko Widodo meninjau lokasi kebakaran di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat (25/4/2014).


JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Gubernur Jakarta Joko Widodo meninjau langsung lokasi kebakaran Pasar Senen, Jakarta Pusat, pada Jumat (25/4/2014) pagi. Kunjungan itu menimbulkan kehebohan.Berdasarkan pantauan JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jokowi datang ke lokasi kebakaran itu sekitar pukul 09.15 WIB. Dengan mengenakan kemeja putih berlengan panjang dan berpeci, Jokowi langsung masuk ke lantai dua pasar. Kedatangannya membuat heboh masyarakat di sana. Puluhan orang mengikuti ke mana langkah Jokowi. Kondisi itu membuat koordinasi Jokowi dengan Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana jadi terganggu. Para petugas sampai menghalau masyarakat agar tidak mengikuti. Jokowi memantau langsung proses pemadaman salah satu toko oleh beberapa petugas damkar. Asap tebal mengepul keluar dari toko yang tengah dipadamkan. Hingga pukul 09.50 WIB, Jokowi masih melakukan blusukan- nya.


Baca Selengkapnya ;

Muhaimin Sewot Tak Diajak Bicara Cawapres Jokowi

Jum'at, 25 April 2014 | 06:21 WIB



JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jakarta - Ketua Dewan Tahfidz Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar merasa keberatan bila partainya tak diajak oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dalam menentukan calon wakil presiden pendamping Joko Widodo atau Jokowi. "Janjinya di awal kami akan diajak bicara," kata Muhaimin saat ditemui di kantor DPP PKB, Kamis, 24 April 2014.Menurut Muhaimin, sikap PDIP dalam menentukan calon pendamping Jokowi itu akan menjadi pertimbangan PKB dalam memutuskan rencana koalisi. "Pasti (berpengaruh)." Pembicaraan koalisi antara PKB dan PDIP ini sebelumnya sudah dibahas dalam beberapa kali pertemuan. Penjajakan koalisi itu diawali dengan silaturahmi yang dilakukan Jokowi ke markas PKB beberapa hari setelah hari pencoblosan.Meski belum terikat dengan koalisi secara resmi, Muhaimin mengatakan partainya memang cenderung untuk merapat ke PDIP. Dibanding dengan partai lain, komunikasi PKB dengan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu memang lebih intens. Ditambah lagi, PKB merasa memiliki kesamaan visi dan misi. PKB dan PDIP juga punya gagasan yang sama dalam membangun pemerintahan yang efektif. "Pemikiran tentang agenda kebangsaan yang mendesak kebetulan cocok," katanya.Soal cawapres, Muhaimin mengatakan sejak awal PKB memang tak meminta syarat khusus. PKB juga tak ingin membangun koalisi berdasarkan pembagian kekuasan, baik cawapres maupun menteri. Namun, sudah ada kesepakatan agar penetapan cawapres dibahas bersama. "Jadi, menteri atau cawapres itu diputuskan bersama."Muhaimin juga mengaku mendukung konsep pemerintahan yang diusung PDIP yang tak lagi mengidentikkan kabinet dengan partai tertentu. Kabinet, kata dia, adalah kabinet yang sudah melebur menjadi kabinet bersama. Atas dasar kebersamaan itulah Muhaimin mengatakan masih berharap bisa diajak duduk bersama oleh PDIP untuk membahas arah koalisi yang lebih konkret, termasuk untuk menetapkan cawapres.PDIP rencananya akan mengumumkan nama cawapres pendamping Jokowi dalam beberapa hari ini. Sejumlah tokoh PDIP mengatakan saat ini sosok pendamping Jokowi sudah mengerucut pada dua nama. Nama itu kini sudah dikantong Megawati dan Jokowi. Beredar kabar dua nama itu adalah Jusuf Kalla dan Ryamizard Ryacudu.IRA GUSLINA SUFABerita terpopuler:Hadi Poernomo: Saya Menikahi Anak 'Wong Sugih'Jokowi Nangis Gara-gara Jam TanganAkuisisi Batal, Dahlan: Saya Seolah Menteri NgawurPelawak Oni dan Bekas Bupati Aceng ke Senayan


Baca Selengkapnya ;

Pedagang Paksa Jokowi Masuk Lokasi Kebakaran


http://ift.tt/1bmvtmP JANUARIUS KUWADO Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meninjau Pasar Senen, Jakarta Pusat, yang terbakar, Jumat (25/4/2014).


JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Seorang pedagang memaksa Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo masuk ke toko yang terbakar di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat (25/4/2014). Jokowi menenangkan pedagang itu. Berdasarkan pantauan JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, hal itu terjadi di lantai 2 Blok III Pasar Senen. Di sela koordinasi antara Jokowi serta petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta, pedagang menghampiri Jokowi. "Pak, tolong saya, Pak, masuk ke dalam. Toko saya dikunci sama satpam, jadi enggak bisa nyelametin," teriak pedagang. "Iya sabar-sabar," jawab Jokowi."Kalau enggak percaya, ayo masuk dulu, Pak," timpal pedagang sambil menarik tangan Jokowi. "Iya, kamu tenang dulu, jangan bikin panik. Ikuti petugas saja," jawab Jokowi. Petugas pemadam kemudian menenangkan pedagang tersebut. Sementara itu, Jokowi kembali meninjau toko-toko yang terbakar, ditemani petugas pemadam. Pedagang itu pun tampak pasrah dan masuk ke kerumunan para pedagang lainnya.Hingga pukul 10.23 WIB, Jokowi masih melakukan blusukan-nya. Dia meminta kepada wartawan untuk tidak mengikutinya karena akan mengganggu proses koordinasi. Sebelumnya diberitakan, kebakaran hebat melanda 3.096 kios di Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat sekitar pukul 04.00 WIB. Tidak ada korban jiwa. Namun, kerugian ditaksir miliaran rupiah. Hingga berita ini diturunkan, petugas masih berusaha memadamkan si jago merah.


Baca Selengkapnya ;

Populer, Jokowi Jadi Jagoan dalam Game

Jum'at, 25 April 2014 | 07:46 WIB



Game Flap Jokowi Man. Play.google.com


JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jakarta - Nama Jokowi alias Joko Widodo memang sedang naik daun. Selain karena jabatannya sebagai gubernur ibu kota, Jokowi semakin tenar setelah berencana mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilu capres nanti. Ternyata kepopuleran Jokowi dimanfaatkan sejumlah pengembang game. Beberapa dari mereka mengadaptasi game yang sudah ada, kemudian Jokowi diubah jadi tokoh utamanya. Game Jokowi ini juga banyak sekali di toko aplikasi Google Play. Apa saja?1. Jokowi JumperGame yang dikembangkan oleh Jeanette Esther ini berada di nomor satu toko aplikasi Google. Jagoan dari partai berlambang banteng ini dibuat dalam versi kartun, kemudian harus melompat dari satu bidang ke bidang lain. Selain harus naik ke atas, Jokowi perlu mengumpulkan koin yang tersebar di area permainan. Sepanjang permainan pun Jokowi perlu menghindari bom. Jika koin sudah cukup terkumpul, Jokowi bisa berkalibrasi.Game ini sudah ada di Play Store sejak 31 Maret 2014 dan sudah diunduh lebih dari ribuan pengguna. Penilaiannya juga cukup bagus, yaitu empat setengah bintang dari skala lima. 2. Ayo JokowiKonsep game ini sama dengan Flappy Bird yang sempat populer beberapa waktu lalu. Namun, bedanya latar belakang adalah ikon kota di Indonesia. Motiolabs Studio sengaja membuatnya agar lebih Indonesia ketimbang game Jokowi lainnya. Cara bermain, pemain hanya perlu mengetuk-ketuk layar ponsel agar Jokowi bisa terbang. Tapi, "Jangan sampai Jokowi pusing tujuh keliling karena sering jatuh."3. Jokowi Versus ObamaGame membawa nama besar bertaraf internasional, Barack Obama. Pada halaman depan, terpasang Jokowi dan Obama yang sedang mengendarai Vespa, lengkap dengan bendera masing-masing negara. Tak hanya itu, di depannya tertulis "Jokowi for Presiden. #akurapopo #jokowiRI1". Jokowi dan Obama harus beradu main ping pong dengan konsep yang lebih modern. Meski ada dua tokoh, pemain tidak bisa memilih dan harus menggerakkan Jokowi untuk melawan Obama. Di sepanjang permainan, akan terdengar lagu berjudul Mr Presiden yang sengaja disisipkan oleh pengembangnya, Inkubator Bisnis Berbasis Komunikasi. 4. Game Pemilu 2014Game ini diluncurkan beberapa saat sebelum pemilu berlangsung. Game ini menampilan wajah-wajah yang merupakan jagoan dalam tiap partai, seperti Jokowi dan Megawati, Jusuf Kalla, Abu Rizal Bakrie, Prabowo, Dahlan Iskan, Surya Paloh, bahkan Rhoma Irama. Pemain bisa memilih "Capres Idaman" dari foto yang disediakan berserta informasi personalnya. Selain itu, pemain juga bisa bermain game puzzle sederhana yang tersedia di dalamnya dengan menyertakan bendera partai.


"Melompat seperti Jokowi untuk membuat kehidupan lebih baik" adalah deskripsi singkat dari game Jokowi selanjutnya. Lewat game ini, Jokowi yang mengenakan kemaja kotak-kotak ciri khasnya melompat-lompat di atas gedung. Warna game ini pun lebih cerah. Sesekali terlihat Monas yang menjadi latar. Game ini ada di Play Store sejak 11 Februari 2014 lalu dan sudah diunduh sebanyak lebih dari seribu orang. Namun, dibanding game Jokowi Jumper, penilaian game ini lebih rendah, yaitu empat bintang dari skala lima.


RINDU P HESTYA Berita Lain:Pelajar Indonesia Raih Emas di Kompetisi IlmiahIni Tantangan Penyedia Messenger di IndonesiaAyo Menengok Masa Lalu Via Google Street View
Baca Selengkapnya ;

Visi dan Misi Jokowi: Revolusi Mental


RODERICK ADRIAN MOZES Calon Presiden dan juga Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menikmati sarapan sebelum berkampanye di Bandar Lampung, Lampung, Sabtu (22/3/2014). Jokowi dijadwalkan akan menjadi juru kampanye Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di beberapa kota di Provinsi Lampung bersama sejumlah tokoh PDIP di antaranya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES


JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Bakal calon presiden PDI-P, Joko Widodo, menyebut bahwa "revolusi mental" adalah visi dan misinya saat ditanya oleh presenter Metro TV, Prisca Niken, dalam dialog langsung di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2014) malam. "Satu yang penting, revolusi mental dari negativisme menjadi positivisme," ujar Jokowi. Menurut Jokowi, Indonesia adalah negara besar. Namun, masyarakat Indonesia sering tidak percaya diri saat menghadapi tantangan-tantangan zaman. Oleh sebab itu, pola pikir rakyat Indonesia harus diubah melalui kepemimpinan dirinya. "Akan ada program yang saya buat untuk mencapai target itu. SDM kita punya, sumber daya kita punya. Harus ada desain kebijakan yang besar untuk mencapai ini," lanjut Jokowi. Diberitakan sebelumnya, sejak mendeklarasikan diri menjadi bakal calon presiden, Jokowi belum menyampaikan visi dan misinya. Hal itu sering jadi guyonan sebab Jokowi selalu menolak black campaign. Jokowi kerap mengatakan ia lebih suka beradu visi dan misi. Namun, Jokowi tak kunjung mengungkap secara konkret apa visi dan misinya.


Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Baca Selengkapnya ;
 

Blogger news

Blogroll

About