Rabu, 31 Juli 2013
Kini PKL Tanah Abang Dukung Rencana Jokowi
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Setelah diwarnai pro dan kontra, upaya penertiban pedagang kaki lima (PKL) di Tanah Abang, Jakarta Pusat, mulai menuju arah positif. Sejumlah pedagang berbalik sikap dan mendukung upaya relokasi pedagang ke Pasar Blok G Tanah Abang.
Hal itu terungkap dalam rapat bersama antara Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, satuan kerja perangkat daerah (SKPD), serta pedagang kaki lima di Tanah Abang. Pertemuan itu dilakukan di Balaikota Jakarta, Rabu (31/7/2013).
Salah seorang PKL Tanah Abang, Taufik (41), mengatakan, ia bersama teman-temannya bersedia dipindah ke Pasar Blok G Tanah Abang. Sebelumnya, Taufik menjual baju koko persis di depan Pasar Blok A Tanah Abang.
"Kita seratus persen mendukung program Pak Jokowi dan Pak Ahok (panggilan Basuki) karena kemarin memang banyak miskomunikasi dan aturan-aturan yang belum jelas," kata Taufik.
Taufik menambahkan, hingga kini pada pedagang di sana selalu mengingatkan Pemprov DKI agar kejadian tahun-tahun sebelumnya tidak terjadi pada tahun ini. Pedagang mengingatkan agar tempat relokasi yang disediakan pemerintah dibuat nyaman sehingga para pedagang tidak kabur ke jalan lagi. Ia juga menuntut agar Pasar Blok G segera dikelola oleh PD Pasar Jaya karena selama ini, kata Taufik, pasar itu sudah diswastanisasi.
"Kita cuma pengin jangan sampai terjadi kayak tahun kemarin. DKI harus mengelola dengan baik. Jangan tiba-tiba kita disodorkan angsuran sekian juta," kata Taufik.
Menurut Taufik, tahun lalu ia pernah direlokasi ke Blok G. Namun, ia kembali berdagang di badan jalan karena dijanjikan gratis sewa selama enam bulan. Namun, setelah itu, ia selalu dimintai angsuran-angsuran yang tagihannya mencapai Rp 15 juta. Tagihan itu untuk sewa kios selama lima tahun. Ia mengatakan, jika hal itu terulang kembali tahun ini, maka ia menjamin para pedagang akan meninggalkan Blok G.
Para pedagang seketika mendapatkan angin segar ketika Basuki menjamin penyelesaian kontrak dengan pihak swasta yang menangani pasar tersebut. Taufik, yang pernah ikut berunjuk rasa menolak relokasi itu, menegaskan bahwa ia dan rekan-rekannya siap pindah setelah Lebaran. Pedagang yakin pemerintah terus berupaya memperbaiki kondisi Pasar Blok G Tanah Abang.
Editor : Laksono Hari Wiwoho
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Jokowi Akui Kondisi Pasar Blok G Tanah Abang Belum Memadai
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengakui bahwa kondisi Pasar Blok G Tanah Abang saat ini kurang memadai. Ia mengatakan, perbaikan pasar tersebut harus segera dilakukan untuk menarik minat pedagang dan pembeli. "Kalau melihat sekarang, ya sangat parah. Penjelasannya mudah, ini masalah cat ulang kembali, sebelah sana jembatannya (mesti) ada. Blok G ini dengan blok lain (nanti) tersambung. Begitu jembatan terhubung dengan blok yang lain ke sini, sudah rampung," kata Jokowi seusai meninjau Pasar Blok G Tanah Abang, Rabu (31/7/2013) sore.
Ia mengatakan, upaya pembenahan pasar itu menjadi tanggungan PD Pasar Jaya. Dana perbaikan pasar tidak diambilkan dari APBD DKI Jakarta. "Nanti ada tambah tangga, kemudian itu akses dari blok yang lain menuju ke sini. Asal aksesnya gampang, itu akan menjadi ramai. Tempatnya strategis," ujar Jokowi.
Jokowi berharap, dalam waktu dua pekan hingga Lebaran usai, semua permasalahan di Blok G akan dapat diselesaikan oleh PD Pasar Jaya. Kepada para pedagang, Jokowi meminta untuk lebih cepat mendaftarkan diri agar mendapat kios di lantai 2 dan 3 Pasar Blok G. Hal itu dilakukan karena jumlah kios di pasar itu terbatas sehingga tidak semua pedagang mendapatkan tempat di sana.
Editor : Laksono Hari Wiwoho
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Ahok: Jokowi Itu Apa Kata Bu Mega
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Foto: Dede/JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT)
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tak pernah banyak berkomentar soal namanya yang diunggulkan sejumlah lembaga survei sebagai calon presiden 2014. Mantan Wali Kota Solo itu selalu menjawab normatif terkait hal itu.Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memiliki pandangan sendiri atas pernyataan Jokowi itu."Pak Jokowi bukan takut (maju capres). Pak Jokowi itu prinsipnya apa kata Bu Mega," kata Ahok.Ahok menjelaskan, jika Ketua Umum PDI Perjuangan mencalonkan dia jadi calon presiden 2014, maka Jokowi akan maju dalam pemilihan presiden 2014."Kalau Bu Mega perintahkan dia capres, ya capres," pungkasnya.(ded)
Berita Selengkapnya Klik di Sini
Tinjau Pasar Blok G Tanah Abang, Jokowi Temui Pedagang
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengunjungi Pasar Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (31/7/2013) sekitar pukul 15.30 WIB. Kedatangan orang nomor satu DKI Jakarta ini langsung menyedot perhatian pedagang, pembeli, maupun warga di sekitar Blok G.
Jokowi menelusuri satu per satu dari tiga lantai gedung Blok G. Jokowi berkeliling dengan ditemani salah satu direksi dari PD Pasar Jaya selaku pengelola gedung itu. Jokowi sempat berdiri di atas jembatan penghubung di lantai tiga pasar itu. Dari situ ia memantau jalan di bawahnya dan aktivitas PKL dan pengunjung menyita ruang jalan di antara lalu lintas padat kendaraan.
Jokowi sempat melambaikan tangan ke arah warga yang memanggil dan mengarahkan kamera handphone mereka ke arahnya. Jokowi kemudian berkeliling dan mengamati kondisi lapak-lapak PKL yang tersedia di tiap lantai. Jokowi juga mengamati setiap akses masuk menuju pasar.
Berdasarkan pengamatan JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, kondisi pasar itu tidak cukup bersih. Aroma pesing dan bau tak sedap terkadang tercium di tiap sudut bangunan.
Gedung tersebut memang masih sepi dari aktivitas pedagangan karena belum banyak pedagang yang menempatinya. Di hadapan para pedagang di lantai bawah, Jokowi meminta kepada pedagang yang hendak direlokasi untuk segera mendaftarkan diri.
"Blok G ini saya sampaikan kalau tidak sempat daftar, habis. (Kalau) kelewat, distop," kata Jokowi.
Menurutnya, pedagang yang akan direlokasi di Blok G di lantai dua dan tiga akan mendapatkan kesempatan berjualan tanpa membayar sewa selama enam bulan. Ia menegaskan, tidak ada biaya apa pun yang dipungut dari pedagang pada periode tersebut
"Habis Lebaran kita harapkan (PKL) sudah bisa masuk," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menentukan biaya sewa bagi PKL setelah melewati masa 6 bulan. Jokowi menyebutkan, saat ini tengah dipersiapkan lahan parkir di lantai bawah tanah untuk menampung kendaraan pengunjung.
Editor : Laksono Hari Wiwoho
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Jokowi Tak Akan Biarkan PKL Berjualan di Jalan
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyatakan akan terus mendorong pedagang kaki lima yang menggunakan jalan sebagai tempat berjualan untuk masuk ke dalam pasar atau lokasi binaan PKL yang disediakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Upaya penertiban ini melibatkan sejumlah instansi dari Pemprov DKI dan polisi.
"Misalnya ada (pedagang) yang keluar satu, didorong lagi ke dalam pasar. Ya, kalau dibiarin keluar satu, semuanya seribu (pedagang) akan keluar semuanya," kata Jokowi di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (31/7/2013).
Hal ini disampaikan Jokowi seusai mengikuti rapat yang dihadiri PD Pasar Jaya, Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta, Satuan Polisi Pamong Praja, polisi, dan sejumlah perangkat pemerintahan lain. Jokowi mengatakan, ia berpesan agar semua pihak dapat bekerja secara terpadu dalam upaya tersebut.
"Artinya, kalau sudah berjalan, jangan ada yang mundur. Kalau sudah bersih, (PKL) juga terus ditindaklanjuti," kata Jokowi.
Setelah para PKL didorong ke dalam pasar, Jokowi mengatakan, Pemprov DKI Jakarta tinggal menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Hal tersebut dilakukan agar pedagang dapat kerasan berjualan dan pembeli mau berbelanja di dalam pasar.
"Dua-duanya (pedagang-pembeli) harus ngerti. Pembeli enggak boleh beli di jalan, apalagi pedagang juga enggak boleh," kata Jokowi.
Jokowi menambahkan, batas toleransi bagi para pedagang akan diberikan sampai selesai Lebaran. Setelahnya, pedagang seperti di Tanah Abang mesti menempati lokasi Blok G yang telah disediakan Pemprov DKI Jakarta.
Editor : Laksono Hari Wiwoho
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
India Mencari Sosok Jokowi
Karakter tokoh utama yang mendominasi panggung politik Indonesia dan India jelang pemilihan umum di dua negara itu tahun depan semuanya sama kecuali satu, yaitu Indonesia punya sosok Joko Widodo atau Jokowi dan India tidak punya. Demikian tulis wartawan dan penulis India, Pallavi Aiyar, dalam kolom opininya di The Hindu, Senin (29/7).
Seperti Indonesia, India juga akan mengadakan pemilihan umum tahun depan. Aiyar menulis, dibanding India, Indonesia merupakan negara demokrasi muda. Demokrasi Indonesia baru 15 tahun usianya terhitung sejak rezim diktator Suharto tumbang tahun 1998. Walau terbilang muda, demokrasi Indonesia punya kesamaan dengan India dalam hal kekisruhannya dan riak semangatnya. "Kegaduhan, serangkaian demonstrasi politik, serikat buruh yang blak-blakan, dan pers yang tegas merupakan bagian dari lanskap politik di kedua negara," tulisnya.
Aiyar memaparkan, kedua negara menghadapi masalah yang kurang lebih sama, yaitu korupsi yang merajalela dan infrastruktur yang buruk, kesenjangan dan kerusakan lingkungan.
Sebuah survei tentang pemain utama dalam drama pemilu tahun depan di Indonesia mengungkapkan pola dasar yang akrab bagi orang India. Aiyar lalu menyebut tokoh-tokoh yang muncul dalam panggung politik Indonesia saat ini yang diperkirakan akan maju dalam pemilu tahun depan. Ia melihat sosok dari dinasti politik, orang kuat yang otoriter, pengusaha bermasalah dan sosok garis keras dari kalangan agama. Pola seperti itu, tulisnya, sama dengan yang terjadi di India.
Namun Indonesia punya kartu as yang tak dimiliki India, kata Aiyar, yaitu "politisi pendatang baru berusia 52 tahun bernama Joko Widodo, Gubernur Jakarta yang rendah hati dan sangat populer, yang belum mendeklarasikan pencalonannya, tetapi yang dalam setiap jajak pendapat baru-baru ini telah memperlihatkan bakal menjadi pemenang dalam pemilu tahun depan, jika dia maju dalam pemilihan presiden."
Selanjutnya, Aiyar mengambarkan sosok Jokowi. Dia antara lain menulis bahwa Jokowi merupakan putra tukang kayu yang sukses menjalankan bisnis furniture sebelum memasuki keriuhan politik tahun 2005 sebagai walikota Solo. Saat sebagai walikota, Jokowi dikatakan berhasil mengubah kota yang penuh kejahatan menjadi pusat kawasan untuk seni dan budaya. Jokowi melawan korupsi dan mendapatkan reputasi yang langka untuk kejujuran, bahkan menolak untuk menerima gaji dari negara atas pekerjaannya sebagai walikota. Dia menerapkan beberapa kebijakan pro-orang miskin, termasuk yang membantu merehabilitasi PKL. Pada 2009, Jokowi terpilih kembali walikota Solo dengan raihan suara yang belum ada presedennya, yaitu 90 suara.
"Tahun lalu, ia mempersingkat masa jabatan keduanya sebagai walikota ketika ketua partainya, Megawati, memintanya untuk maju sebagai calon PDI-P dalam pemilihan Gubernur Jakarta. Dia memilih Basuki Tjahja Purnama, seorang Kristen keturunan China, sebagai pasangannya, sebuah langkah yang menggarisbawahi komitmennya untuk visi pluralistik Indonesia," tulis Aiyar.
"Tidak mengherankan bahwa Jokowi sering dibandingkan dengan Barack Obama," lanjut Aiyar. Seperti Obama, Jokowi adalah pemimpin karismatik yang menarik pemilih, menjanjikan harapan dan perubahan. "Ia tidak ternoda dosa-dosa korupsi, kolusi dan nepotisme. Jalannya menuju kesuksesan pemilu tidak melalui jalur biasa untuk kekuasaan politik: yaitu militer, bisnis besar, dinasti yang diwariskan dan ideologi Islam."
Menurut Aiyar, Jokowi adalah produk dari proses desentralisasi di Indonesia yang telah mengalihkan banyak fungsi pemerintahan ke tingkat kabupaten, dan pemilihan langsung untuk jabatan bupati, walikota dan gubernur yang telah dilembagakan. Walau proses desentralisasi telah menyebabkan korupsi marak di tingkat lokal, tulis Aiyar, munculnya politisi seperti Jokowi adalah contoh sukses dari desentralisasi.
Namun tulis Aiyar, untuk meraih kursi presiden, Jokowi menghadapi sejumlah hambatan. Kini ia sibuk sebagai Gubernur DKI Jakarta. Bila tidak sedang "blusukan" dia biasanya dapat dijumpai tengah mengunjungi pasar dan daerah kumuh untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi mereka, dari tangan pertama. Walau banyak kalangan meramalkan ia bisa menjadi presiden Indonesia berikutnya, jalannya masih panjang. "Karena bisa saja Ketua PDI-P, Megawati (Soekarnoputri), yang telah dua kali kalah dalam dua pemilu terakhir, akan maju sekali lagi, dan itu menghalangi kesempatan Jokowi." tulis Aiyar.
Selain itu, Jokowi, menurut Aiya, belum punya banyak (prestasi) yang ditunjukkan selama berapa bulan di sebagai gubernur Jakarta. Aiyar mencatat skema kartu kesehatannya sebagai salah satu contoh terbosan walau masih bermasalah karena ada sejumlah rumah sakit yang keberatan dengan skema itu. Lalu lintas Jakarta pun tetap macet, meskipun rencana yang telah tertunda lama untuk sistem transportasi cepat massal berbasis rel sudah dihidupkan kembali. Tingkat polusi yang tinggi dan banjir saat musim hujan masih berlanjut.
"Namun, untuk saat ini, Jokowi mendapatkan manfaat dari keraguan para pemilih yang semakin matang yang menginginkan pemimpin yang bersih, berorientasi kinerja, bukan terperosok dalam politik ideologi atau identitas."
"Tentu saja, Jokowi punya jalan panjang untuk ditempuh. Namun, fakta bahwa seorang calon seperti dia punya kesempatan menjadi presiden merupakan keuntungan bagi Indonesia. Di India, dengan 66 tahun sejarah demokrasinya telah gagal memunculkan calon yang sepadan meskipun pemilih semakin kecewa dengan para politisi tua. Jika Jokowi adalah Obama Indonesia, orang mungkin bertanya, di manakan sosok Jokowi India?" demikian Aiyar menutup opininya.
Editor : Egidius Patnistik
Klaim Jokowi Terbukti, PKL Mau ke Blok G
Pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang yang mengantre di kantor PD Pasar Djaya untuk mendaftarkan diri sebagai penghuni baru Blok G, Jakarta, Rabu (31/7/2013). Untuk mendaftar, mereka hanya disyaratkan membawa fotokopi identitas diri (KTP). | JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com/Estu Suryowati
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Benar kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Semakin banyak pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang yang antusias mendaftarkan diri mengisi kios-kios Blok G Tanah Abang.
Hingga pukul 12.00 wib, PD Pasar Jaya Area Pusat 1 Tanah Abang Blok G sudah melayani 83 PKL yang mendaftarkan diri. Sukria, salah seorang PKL yang berdagang peci bersama Dedi temannya buru-buru menyerbu kantor PD Pasar Jaya Area Pusat 1 Tanah Abang Blok G.
"Pingin punya tempat yang nyaman. Kalau di kaki lima diusir-usir. Banyak razia mbak, jadi enggak tenang dagangnya. Jadi bimbang," kata Sukria di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Rabu (31/7/2013).
Sudah 10 tahun Sukria berdagang di jalanan Tanah Abang. Ia berharap, dengan berdagang di dalam Blok G, ia tidak harus repot-repot lagi jika turun hujan. Ia pun berharap tidak kepanasan dan terterpa debu terlalu sering.
"(Pedagang) kanan-kiri sudah banyak yang daftar sih, ini kita berdua nih yang belum," lanjut pria asli Tanah Abang itu.
Beberapa pedagang, imbuh Sukria, memang masih ngeyel tidak mau masuk ke Blok G. Namun, baginya, jika usahanya mau berkembang, orang itu harusnya mau berdagang di tempat yang lebih layak dan aman.
Dedi, pedagang sandal wanita juga mendaftar bersama puluhan pedagang lain siang ini. Sebelumnya, Dedi memiliki dua kios di dalam blok G, pada tahun 2008. "Cuma saya jual mbak, soalnya waktu itu masih sepi banget," kata Dedi.
Pada waktu itu, Dedi membeli kios di lantai dua Blok G Tanah Abang dengan angsuran Rp 255.000 dibayarkan selama 15 tahun. Namun, lantaran kondisi pasar masih sepi pembeli kios terpaksa dijual Rp 5.000.000.
"Sekarang juga belum dagang lagi itu yang beli kios saya," ujar Dedi.
Pengamatan JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, semakin banyak PKL berdatangan pada pukul 13.00. Setidaknya ada belasan orang memadati kantor PD Pasar Djaya. Beberapa di antaranya duduk lesehan di luar kantor. Lapak-lapak mereka titipkan pada pedagang lain yang sudah lebih dahulu mendaftar. PD Pasar Djaya melayani pendaftaran hingga Jumat (2/8/2013) pukul 15.00. Syarat pendaftaran hanya membawa fotokopi identitas diri.
Editor : Ana Shofiana Syatiri
Selasa, 30 Juli 2013
Jokowi Juga Pernah Melintas di Jalur Busway, tapi....
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ikut berkomentar tentang pengemudi mobil yang mengaku sebagai anak jenderal dan memaksa lewat di jalur transjakarta. Kata Jokowi, ia juga pernah melintas di busway.
"Saya juga enggak sekali-dua kali melintasi jalur busway. Tapi, saya ada di dalam bus transjakarta-nya, he-he-he," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Selasa (30/7/2013).
Menurut Jokowi, siapa pun orang dengan jabatannya, apabila tidak dalam kapasitas sebagai penumpang bus transjakarta, maka tidak boleh melintasi jalur busway. Ini berlaku bagi seorang jenderal atau presiden sekalipun.
Jokowi mengatakan, ia telah menyiagakan petugas-petugas transjakarta untuk menjaga palang pintu busway agar jalur itu steril dari kendaraan pribadi. "Ya, semuanya kan sudah sesuai protap (prosedur tetap) agar petugas tidak pandang bulu dalam menjalankan peraturan itu," kata Jokowi.
Sekitar pukul 09.30 pagi tadi, seorang pengendara mobil Honda Jazz memaksa dua petugas busway untuk membuka palang pintu jalur di Galur-Senen, Jakarta Pusat. Kepala Humas Unit Pengelola (UP) Transjakarta Sri Ulina Pinem mengatakan, pengemudi itu terus memaksa petugas yang saat itu menjaga di palang pintu tersebut.
Di dalam mobilnya, sang "anak jenderal" itu mengaku sebagai anak jenderal ternama di Indonesia. Pengemudi itu juga menunjukkan kartu nama seorang jenderal aktif kepada para petugas. Kendati demikian, dia enggan menjelaskan lebih lanjut terkait siapa oknum jenderal di dalam kartu nama tersebut. Petugas akhirnya membukakan palang pintu karena melihat di belakang mobil itu terdapat sebuah bus transjakarta penuh penumpang.
Editor : Laksono Hari Wiwoho
Jokowi Santai Tanggapi Dugaan Korupsi di Dishub
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tak mau ambil pusing ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan kajian terhadap adanya dugaan tindak pidana korupsi pada Dinas Perhubungan DKI dan PD Dharma Jaya. Ia menyerahkan urusan itu kepada Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono.
"Ya, dicek saja. Nanti suatu saat akan saya cek," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Selasa (30/7/2013).
Dalam pertemuan dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Senin (29/7/2013), KPK membicarakan tentang dugaan adanya penyimpangan dalam surat uji kelayakan kendaraan bermotor atau kir yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Basuki mengatakan, banyak kendaraan umum di Jakarta yang beroperasi meskipun dengan kondisi tidak laik jalan.
Terhadap masalah itu, Jokowi mengatakan bahwa seharusnya pegawai Dishub DKI telah mengetahui bahwa kendaraan umum yang sudah tidak laik jalan itu menggunakan kir atau tidak. Ia mengatakan, Kepala Dinas Perhubungan lebih tahu soal itu.
"Kalau kita lihat kondisi bus yang jelek-jelek itu, ya seharusnya sudah bisa tahu, kendaraan itu pakai izin kir atau tidak," kata Jokowi.
Selain Dishub DKI, Dinas Pekerjaan Umum juga turut disinggung dalam pembicaraan antara KPK dan Basuki kemarin. KPK juga menyinggung kinerja PD Dharma Jaya selaku BUMD DKI yang bertugas mendistribusikan daging sapi di Ibu Kota.
Basuki menyebutkan, pembicaraannya dengan KPK itu baru tahap awal dan diskusi mengenai adanya dugaan tersebut. KPK belum masuk dalam tahap penyelidikan. Dugaan korupsi itu diduga terjadi pada saat kepemimpinan kepala daerah sebelumnya.
Editor : Laksono Hari Wiwoho
Jokowi Marah, Kepala Satpol PP Akui Anggotanya Malas
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Kepala Satpol PP DKI Jakarta Kukuh Hadi Santoso mengakui bahwa ada anggotanya yang malas dan teledor dalam mengawasi pedagang kaki lima. Ia memaklumi kegeraman Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atas sikap Satpol PP yang membiarkan PKL di Pasar Minggu.
"Kalau Pak Gubernur marah, ya wajar, karena ada perda sebagai dasarnya. Tapi, kita akui kalau anggota kami kemarin itu lalai, teledor, dan malas," kata Kukuh di Balaikota Jakarta, Selasa (30/7/2013).
Kukuh mengatakan, peristiwa pada Senin (29/7/2013) kemarin terjadi karena kesalahpahaman di kalangan satpol PP. Menurut Kukuh, satpol PP di Pasar Minggu mengira bahwa pernyataan Jokowi, yang memberikan waktu kepada PKL untuk berjualan di badan jalan hingga Lebaran, juga berlaku di Pasar Minggu. Padahal, tenggang waktu itu diberikan kepada PKL Tanah Abang.
"Ini kesalahpahaman saya dalam membaca koran. Gubernur memberi toleransi dua minggu untuk pedagang, padahal itu hanya untuk pedagang Pasar Tanah Abang, bukan untuk semuanya," kata Kukuh.
Kukuh mengakui telah memberikan teguran lisan kepada para personel satpol PP yang telah membiarkan pedagang berjualan di bahu jalan tersebut. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS, jika ada pegawai yang melanggar, maka akan diberikan sanksi teguran lisan, teguran tertulis, hingga pemecatan.
Kendati demikian, Kukuh mengaku belum mendapat panggilan evaluasi dari Jokowi. Padahal, sebelumnya Jokowi berencana memanggil Kasatpol PP bersama suku dinas setempat untuk mengevaluasi pembiaran PKL oleh satpol PP. Kukuh menyatakan siap apabila Jokowi memanggilnya untuk mempertanggungjawabkan hal tersebut.
Secara terpisah, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan belum bertemu dengan Satpol PP terkait evaluasi atas hasil inspeksi mendadak di Pasar Minggu kemarin. Ia memberikan kompensasi kepada PKL Pasar Minggu untuk dapat berjualan hingga Lebaran. Setelah itu, Satpol PP bersama Dishub DKI harus menindak tegas PKL yang masih berjualan di bahu jalan.
"Ya bagaimana lagi, sudah pada terlanjur keluar gitu. Jadi, penertiban PKL Pasar Tanah Abang dan Pasar Minggu memang perlu waktu," kata Jokowi.
Editor : Laksono Hari Wiwoho
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
"Blusukan" Diidentikkan dengan Pengangguran, Ini Komentar Jokowi
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo angkat bicara terkait komentar staf khusus Presiden, Heru Lelono, yang mengatakan bahwa blusukan digunakan untuk menjelaskan seorang pengangguran. Jokowi mengatakan, itu artinya salah satu dari para pengangguran itu.
"Memang saya termasuk pengangguran juga itu, he-he-he," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Selasa (30/7/2013).
Menurut Jokowi, aktivitas blusukan kegemarannya itu memiliki tahapan-tahapan manajemen. Awalnya, Jokowi melaksanakan blusukan di pekan-pekan pertama saat ia menjadi gubernur untuk mendengarkan keinginan masyarakat, problem, dan persoalan lapangan.
Dengan melihat permasalahan di lapangan, Jokowi mengatakan, pemimpin akan dapat mendekatkan diri kepada masyarakat dan dapat menguasai medan yang ia pimpin. Setelah proses itu selesai, maka pemerintah akan menjadikannya sebagai sebuah kebijakan.
"Jadi, seperti Kartu Jakarta Sehat (KJS), Kartu Jakarta Pintar (KJP), revitalisasi Rusun Marunda, itu sebelum semuanya jalan, kan saya perlu bertemu masyarakat dulu. Penanganan sampah kalau buntu bagaimana? Tanah Tinggi bagaimana kalau enggak lihat ke lapangan?" jelas Jokowi.
Proses manajemen yang lain setelah terbentuknya sebuah kebijakan adalah manajemen pengawasan. Oleh sebab itu, Jokowi kerap tiba-tiba mengunjungi kantor kelurahan dan kecamatan. Selain itu, ia juga mengaku terus mengawasi program-program unggulan yang telah dijalankan, seperti pengerukan sungai dan normalisasi Waduk Pluit. Selain untuk melakukan pengawasan kepada program-program itu, ia juga mengawasi kalau pegawainya betul-betul bekerja dan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI secara tepat.
Dalam pemberitaan Tempo.co, staf khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Heru Lelono, mengatakan bahwa kunjungan kepala negara ke Jawa Timur hari ini tak cocok disebut blusukan. Menurutnya, kata blusukan yang berasal dari bahasa Jawa, lebih cocok dipakai untuk menjelaskan seorang pengangguran.
" Blusukan itu orang yang tidak punya kerjaan, nganggur, lalu jalan-jalan tanpa tujuan," kata Heru.
Kata blusukan mulai populer digunakan media untuk menjelaskan kegiatan Joko Widodo yang kerap menyambangi masyarakat di tempatnya berada. Blusukan merupakan salah satu ciri khas kepemimpinan Jokowi. Kegiatan itu sering dilakukakan saat menjadi Wali Kota Surakarta, dan masih bertahan saat menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Editor : Laksono Hari Wiwoho
Jokowi Juga Pernah Melintas di Jalur Busway, Tapi ...
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ikut berkomentar tentang pengemudi mobil yang mengaku sebagai anak jenderal dan memaksa lewat di jalur bus transjakarta. Kata Jokowi, ia juga pernah melintas di busway.
"Saya juga enggak sekali-dua kali melintasi jalur busway. Tapi, saya ada di dalam bus transjakarta-nya, he-he-he," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Selasa (30/7/2013).
Menurut Jokowi, siapa pun orang dengan jabatannya, apabila tidak dalam kapasitas sebagai penumpang bus transjakarta, maka tidak boleh melintasi jalur busway. Ini berlaku bagi seorang jenderal atau presiden sekalipun.
Jokowi mengatakan, ia telah menyiagakan petugas-petugas transjakarta untuk menjaga palang pintu busway agar jalur itu steril dari kendaraan pribadi. "Ya, semuanya kan sudah sesuai protap (prosedur tetap) agar petugas tidak pandang bulu dalam menjalankan peraturan itu," kata Jokowi.
Sekitar pukul 09.30 pagi tadi, seorang pengendara mobil Honda Jazz memaksa dua petugas busway untuk membuka palang pintu jalur bus transjakarta di Galur-Senen, Jakarta Pusat. Kepala Humas Unit Pengelola (UP) Transjakarta Sri Ulina Pinem mengatakan, pengemudi itu terus memaksa petugas yang saat itu bertugas di palang pintu tersebut.
Di dalam mobilnya, sang "anak jenderal" itu mengaku sebagai anak jenderal ternama di Indonesia. Pengemudi itu juga menunjukkan kartu nama seorang jenderal aktif kepada para petugas. Kendati demikian, Sri enggan menjelaskan lebih lanjut terkait siapa oknum jenderal di dalam kartu nama tersebut. Petugas akhirnya membukakan palang pintu tersebut karena melihat di belakang mobil itu terdapat sebuah bus transjakarta penuh penumpang.
Editor : Laksono Hari Wiwoho
Jokowi akan Kunjungi Warga Saat Lebaran
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berencana mengunjungi rumah-rumah warga pada saat perayaan Idul Fitri 1434 Hijriah.Meskipun demikian, kata Jokowi di Jakarta, Senin, dirinya akan tetap menggelar open house pada saat Lebaran di rumah dinasnya yang beralamat di Jalan Taman Suropati Nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat."Saya akan tetap mengadakan open house pada waktu Lebaran. Tapi, saya juga ada rencana untuk mengunjungi rumah-rumah warga di Jakarta. Saya akan datangi masyarakat secara langsung," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta Pusat.Pada saat kunjungan nanti, Jokowi mengungkapkan tidak akan membagi-bagikan bingkisan Lebaran kepada warga yang ditemuinya, melainkan hanya bersilaturahim."Kunjungan ini sifatnya silaturahim. Jadi, saya mendatangi warga di beberapa lokasi, kemudian bertatap muka dan bersalaman. Intinya, untuk saling memaafkan," ujar Jokowi.Selain mengunjungi masyarakat, Jokowi menambahkan agenda lain yang dilakukannya, yakni mendampingi Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menunaikan Shalat Idul Fitri di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.Setelah itu, Jokowi mengatakan akan melanjutkan kegiatannya dengan menggelar acara halal bihalal dengan segenap jajaran Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta."Jadi, urutannya, yaitu Shalat Ied bersama Presiden di Masjid Istiqlal. Kemudian, dilanjut dengan acara halal bihalal bersama PNS di Balai Kota. Setelah itu, baru kita mengunjungi warga," ungkap Jokowi.Jokowi mengungkapkan kunjungan langsung ke masyarakat pada momen Lebaran tersebut akan dilaksanakan selama dua hari berturut-turut.
KK Dheeraj Siap Boyong Jokowi ke Malaysia
JAKARTA - Melalui rumah produksi K2K Pictures yang dikenal menghasilkan film-film bertajuk komedi seks atau horror seks yang kontroversial, produser KK Dheraj justru mengangkat tokoh fenomenal Jokowi ke layar lebar.Sosok Jokowi muda yang diperankan oleh Teuku Rifnu Wikana dalam film berjudul Jokowi yang tayang 20 Juni 2013, menurut KK Dheeraj banyak unsur pendidikan yang membuat anak-anak bisa belajar banyak dengan kisah hidup bekas Walikota Solo itu."Banyak anak-anak yang belajar dari film ini," kata Dheraj saat ditemui media di Jakarta, Senin 29 Juli 2013.Dheeraj mengungkapkan, sebelumnya dia sering dicemooh oleh masyarakat maupun para pelaku industri film karena sering membuat film-film kontroversi, seperti menghadirkan sosok bintang porno Leah Suzuki dalam Rayuan Arwah Penasaran, Tera Patrick dalam Rintihan Kuntilanak Perawan, Vicky Vette dan Misa Campo dalam Pacar Hantu Perawan, dan Sasha Grey dalam Pocong Mandi Goyang Pinggul."Tapi ketika film ini (Jokowi) mereka tonton, mereka sadar bahwa saya tidak main-main. Banyak yang bilang tersentuh sama ceritanya," katanya bangga.Kebanggaan lain dirasakan Dheeraj film 'Jokowi' akan ia boyong ke Malaysia. "Sebagian masyarakat kita tahu kalau sosok Jokowi itu sudah terkenal di Malaysia," katanya.
(tre)
Nikmati berita terikini lewat ponsel Anda di m.okezone.com & bb.okezone.com untuk BlackBerry
PPP Minta Mendagri, DPRD, dan Jokowi "Jewer" Basuki
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPRD DKI Jakarta meminta Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi untuk memberikan teguran kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Ketua Fraksi PPP DPRD DKI Matnoor Tindoan mengatakan, pernyataan keras yang selama ini terlontar dari mulut Basuki telah melanggar peraturan yang ada.
"Kami meminta Mendagri untuk memberikan teguran atau peringatan keras kepada Saudara Ahok (panggilan Basuki) atas sikap dan pernyataannya yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan sebagai pimpinan daerah," kata Matnoor di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (30/7/2013).
Matnoor menjelaskan, sebagai pejabat publik, sikap dan pernyataan Basuki tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam Pasal 27 (f), kata dia, kepala daerah dan wakil kepala daerah berkewajiban untuk menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan pemerintahan. Selain itu, menurutnya, sikap Basuki juga telah melanggar Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2011 Pasal 2 ayat (1) huruf j untuk menjaga etika dan norma penyelenggaraan di daerah.
"Sikapnya ini sangat berpotensi merusak stabilitas politik daerah," kata Matnoor.
Ia juga meminta pimpinan DPRD DKI Jakarta untuk memanggil Basuki agar dimintai penjelasan terkait sejumlah pernyataannya yang kontroversial, provokatif, dan menurutnya melecehkan institusi DPRD DKI. Matnoor menuding sikap tegas Basuki itu dapat berpotensi merusak sinergi penyelenggaraan Pemerintahan DKI Jakarta.
Fraksi PPP juga meminta Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk lebih sering menegur Basuki. Terlebih, setelah Basuki terlibat konflik pribadi bersama kader PPP sekaligus Wakil Ketua DPRD, Abraham Lunggana. Hal itu diupayakan untuk menjaga stabilitas politik pemerintahan DKI.
Matnoor meminta Jokowi mendukung setiap upaya perwujudan Ketertiban Umum di DKI, yang dilaksanakan dengan sikap persuasif, manusiawi, dan tidak tebang pilih. "Seharusnya Pak Gubernur Jokowi juga melakukan audit investigasi terhadap penyelenggaraan usaha swasta juga, tidak hanya menyoroti PKL," kata Matnoor.
Editor : Laksono Hari Wiwoho
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Jokowi: Miing Kuda Hitam di Pilwalkot Tangerang
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOTJAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan calon wali kota-wakil wali kota Tangerang Deddy "Miing" Gumelar-Suratno Abubakar di Balai Kota DKI Jakarta. Pada kesempatan tersebut, Jokowi banyak memberikan masukkan kepada pasangan yang diusung dari koalisi PDI Perjuangan dan PAN ini.Menurut mantan wali kota Solo itu, pasangan Miing-Ratno (MR) memiliki peluang yang cukup besar untuk bisa memenangkan kontestasi Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Tangerang. "Pak Miing dan Pak Ratno kini jadi kuda hitam yang layak diperhitungkan," kata Jokowi, Senin (29/7).Pada kesempatan tersebut, Jokowi yang juga kader PDI Perjuangan mengakui kalau Miing merupakan sosok yang cerdas walaupun pendidikan formalnya tidak tinggi. "Kata orang Miing itu cerdas, hari ini saya berdialog dan membuktikan langsung kalau dia benar-benar smart," ujarnya.Dalam pertemuan tersebut juga dibicarakan mengenai permasalahan kota yang dihadapi Tangerang dan Jakarta. Sehingga ke depan, bila pasangan MR menang maka sinergi akan lebih mudah. "Saya akan bersinergi dengan Pak Jokowi kalau saya menang. Masalah kota tidak bisa diselesaikan secara sendiri-sendiri, perlu melibatkan pemimpin di wilayah lain," kata Miing menjelaskan.Miing ingin menjadikan Tangerang sebagai kota wisata kelas dunia. Politikus PDI Perjuangan ini mengatakan, Kota Tangerang tak memiliki sumber daya alam melimpah. Sebab, tidak ada hutan, gunung, tambang, kebun, dan laut.Sehingga, menurut Miing, Tangerang harus memaksimalkan industri jasa dan wisata. "Konsepnya city tourism," ujarnya.Kota Wisata dalam gambaran Miing adalah menggunakan potensi Sungai Cisadane sebagai objek wisata. Ia mencontohkan kota-kota Eropa yang maju selalu dibelah oleh sungai di tengah kota. "Saya bayangkan ada kapal pesiar, kegiatan seni, tempat makan di Cisadane," katanya.Selain Cisadane, Tangerang juga memiliki jumlah situ yang potensial. "Ada 40-an situ yang belum dimaksimalkan." Situ-situ yang ada di Tangerang nantinya ada jogging track, wisata air, jet ski, kereta gantung, dan wahana rekreasi lainnya. "Warga Tangerang masih kesulitan wisata di daerah sendiri," ujarnya.Potensi Tangerang sebagai Kota Wisata, kata dia, ditunjang bandara terbesar Indonesia yang berada di wilayah itu.
Jokowi Akan Kunjungi Rumah Warga Jakarta Saat Lebaran
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo berencana mengunjungi rumah-rumah warga pada saat perayaan Idul Fitri 1434 Hijriah.Namun, Jokowi mengaku akan tetap menggelar 'open house' pada saat Lebaran di rumah dinasnya yang beralamat di Jalan Taman Suropati Nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat. "Saya akan tetap mengadakan open house pada waktu Lebaran. Tapi, saya juga ada rencana untuk mengunjungi rumah-rumah warga di Jakarta. Saya akan datangi masyarakat secara langsung," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (29/7).Pada saat kunjungan nanti, Jokowi mengungkapkan tidak akan membagi-bagikan bingkisan Lebaran kepada warga yang ditemuinya, melainkan hanya bersilaturahim. "Kunjungan ini sifatnya silaturahim. Jadi, saya mendatangi warga di beberapa lokasi, kemudian bertatap muka dan bersalaman. Intinya, untuk saling memaafkan," ujar Jokowi.Selain mengunjungi masyarakat, Jokowi menambahkan agenda lain yang dilakukannya, yakni mendampingi Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menunaikan Shalat Idul Fitri di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.Setelah itu, Jokowi mengatakan akan melanjutkan kegiatannya dengan menggelar acara halal bihalal dengan segenap jajaran Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. "Jadi, urutannya, yaitu Shalat Ied bersama Presiden di Masjid Istiqlal. Kemudian, dilanjut dengan acara halal bihalal bersama PNS di Balai Kota. Setelah itu, baru kita mengunjungi warga," ungkap Jokowi.Jokowi mengungkapkan kunjungan langsung ke masyarakat pada momen Lebaran tersebut akan dilaksanakan selama dua hari berturut-turut.
Kunci Sukses Jokowi Menurut Hermawan Kertajaya
TOKYO, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Gubernur Jokowi berkali-kali menjadi perbincangan tidak hanya di dalam negeri, tapi juga di mancanegara. Banyak yang penasaran dengan sepak terjangnya dalam memimpin pemerintahan juga popularitasnya yang sangat tinggi. Apa sebenarnya kunci sukses Jokowi meraih simpati besar dari khalayak diungkap pakar marketing dan pendiri Markplus Inc. Hermawan Kartajaya, Senin (29/7/2013) malam di Forum Marketing Marunouchi, Tokyo."Jokowi itu tidak ganteng, tapi kok bisa menjadi Gubernur DKI Jakarta dan mendapat dukungan sangat besar dari masyarakat Indonesia?" ungkap Hermawan kepada hadirin yang terdiri dari para eksekutif berbagai perusahaan Jepang.Pertanyaannya membuat hadirin tambah penasaran dan menunggu terus jawaban Hermawan sambil terus berceramah menggunakan Bahasa Inggris dan diterjemahkan oleh Ketua Marunouchi Brand Forum, Hotaka Katahira ke dalam bahasa Jepang, di Tokyo."Jawabannya gampang saja. Jokowi itu yang tak punya KTP Jakarta tapi menjadi Gubernur Jakarta menganut filosofi marketing horisontal bukan vertikal. Merasa setara dengan masyarakat biasa, sederhana, tak merasa sebagai orang besar orang tinggi," lanjut Hermawan. Selain itu, Jokowi mengembalikan semua kepada komunitas, masyarakat sekitar yang menentukan, tidak eksklusif tetapi inklusif, berada di tengah masyarakat dan bersama masyarakat serta sama derajat dengan setiap anggota masyarakat sehingga dia berhasil didukung penuh oleh masyarakat. "Sebagian besar kerjanya kini banyak blusukan ke masyarakat karena memang merasa dirinya bagian dari masyarakat, bukan hebat sendiri (bukan individual) mentang-mentang Gubernur, tetapi lebih kepada konsep sosial. Itulah yang membuat Jokowi berhasil, bukan karena mukanya yang ganteng, tetapi kesederhanaannya," papar Hermawan.
Hermawan juga memperkenalkan manajemen 3.0 yang bertopang kepada humanisme, kemanusiaan, human spirit, dan menekankan kepada karakter.Selain itu Hermawan juga menekankan pentingnya tiga hal yang mempengaruhi bisnis di Indonesia yaitu kalangan muda, wanita yang banyak mengambil peran saat ini dalam kehidupan di Indonesia, serta komunikasi internet yang jauh semakin besar dari 25 persen (2011) menjadi 45 persen (2012) masyarakat Indonesia tersambung ke internet setiap hari minimal 3 jam.Hermawan juga mengajak segera para eksekutif Jepang untuk datang ke Indonesia, berinvestasi di Indonesia karena kesempatan bisnis sangat besar di Indonesia di tengah berkembang pesatnya perekonomian Indonesia dewasa ini. Sebelum memberikan ceramah di Tokyo, Hermawan menyempatkan diri mengajar di Seoul. Selasa (30/7/2013) besok, ia akan terbang ke Hawaii, Amerika Serikat (AS).( Richard Susilo dari Jepang)
Pamor Jokowi di Atas Peserta Konvensi Demokrat
Selasa, 30 Juli 2013 | 09:28 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Jokowi Widodo. ANTARA/Rafiuddin Abdul Rahman
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jakarta -Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Melani Leimena Suharli, mengatakan partainya telah mengundang 12 tokoh untuk mengikuti konvensi calon presiden dari partai itu. Hingga Senin 29 Juli 2013 kemarin, sudah lima tokoh yang menyatakan bersedia bertarung dalam konvensi."Dari eksternal, yang sudah bersedia adalah Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dan Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman," kata Leimena.Sedangkan calon internal yang menyatakan minatnya adalah mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Pramono Edhie Wibowo; Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie; dan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat yang juga anggota Komisi Informasi DPR, Hayono Isman.Melani enggan menjelaskan tujuh nama lainnya. Berdasarkan informasi yang diperoleh Tempo, beberapa tokoh yang turut diundang Demokrat adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md., Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan, Ketua Dewan Pertimbangan Partai NasDem Endriartono Sutarto, Ketua Dewan Syuro PBB Yusril Ihza Mahendra, dan Duta Besar untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal.Analis politik menilai tak satu pun calon peserta konvensi Demokrat bisa menyaingi elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo maupun Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto. "Elektabilitas mereka jauh di bawah Jokowi, Prabowo, Megawati, atau Jusuf Kalla," ucap analis politik dari Magna Charta, Yunarto Wijaya.Ia pesimistis konvensi ini bisa mendongkrak popularitas atau elektabilitas para calon. Alasannya, sistem konvensi yang dibuat Partai Demokrat berbeda dengan yang diterapkan di Amerika Serikat. Di Negeri Abang Sam, tuturnya, konvensi melibatkan konsolidasi kader partai dan akar rumput serta bersifat terbuka. "Kalau di Demokrat konsolidasi tertutup, juga bergantung pada Komite dan Majelis Tinggi," ucap Yunarto.Pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia, Dodi Ambardi, mengatakan popularitas para calon masih bisa meningkat setelah mendapat sorotan media Tapi, untuk bisa menyaingi Jokowi dan Prabowo, calon yang terpilih harus bekerja keras.Ia menyarankan para calon agar menggunakan dua resep jitu. Resep pertama menggunakan cara blusukan sambil memunculkan kepolosan mereka. Selama ini, dengan tampang polos, Jokowi bisa lebih dekat dengan masyarakat. Resep kedua, para calon harus bisa mengisi kekurangan Jokowi. "Isu yang dibawa Jokowi biasanya isu lokal. Coba mereka memasuki isu yang lebih besar," ucap Dodi.Mengenai anggapan bahwa calon presiden hasil konvensi tak bakal bisa menyaingi Jokowi, Wakil Ketua Umum Demokrat Max Sopacua menuturkan tak akan mempengaruhi Demokrat. Menurut dia, peserta konvensi dipilih oleh wakil rakyat dari Sabang sampai Merauke. "Kita lihat saja nanti di Pemilu 2014. Kami tidak galau meski sekarang masih kalah," ucap Max. Simak info konvensi partai Demokrat di sini.SUNDARI | PRIHANDOKO | WAYAN AGUS PURNOMO | EFRI RBerita terkait:Ini Cara Peserta Konvensi Demokrat Imbangi JokowiKonvensi Dinilai Tak Bisa Dongkrak PopularitasKenapa Hasil Survei Jokowi Capres Selalu Teratas?
Jokowi: Mobil Dinas Bisa untuk Mudik, tapi...
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT JAKARTA---Jika tahun-tahun sebelumnya pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemprov DKI tidak boleh mudik dengan menggunakan mobil dinas, tahun ini Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, mengisyaratkan PNS bisa menggunakan mobil dinas selama mudik, meskipun dengan syarat yang cukup ketat. "Ya mungkin boleh, tapi dengan aturan," ujar Jokowi, seperti dilansir situs beritajakarta.
Namun, Jokowi, belum menyebutkan syarat apa saja yang akan diberlakukan. Syarat-syarat tersebut baru akan diumumkan dua hari ke depan. Karena saat ini masih dalam pembahasan. "Dalam dua hari ini akan kita bahas dan putuskan," katanya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama mengatakan, PNS DKI Jakarta boleh menggunakan mobil dinas untuk mudik Lebaran ke kampung halaman. Alasanya, hal itu dapat mengurangi pembelian mobil pribadi. "Buat Lebaran boleh," kata Basuki beberapa waktu lalu.
Hanya saja, pendapat itu disampaikannya berdasarkan aspirasi pribadinya. Hingga kini Pemprov DKI belum mengeluarkan keputusan resmi terkait hal itu. "Itu menurut saya, prinsip saya ya. Karena kan kita justru ingin mengurangi mobil pribadi," tandasnya.
Senin, 29 Juli 2013
Andai Tak Puasa, Jokowi Tendang PKL dan Satpol PP Pasar Minggu
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo geram melihat polisi pamong praja tak berbuat apa-apa terhadap pedagang kaki lima yang berjualan di bahu jalan di sekitar Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Jokowi sebetulnya ingin membubarkan PKL dan menertibkan Satpol PP itu.
Hal itu terjadi setelah Jokowi melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Minggu, Senin (29/7/2013) sore. Dari dalam mobil, Jokowi melihat bagaimana para pedagang kaki lima (PKL) berjualan di bahu jalan.
Tidak hanya itu, Jokowi juga menyaksikan ada tiga mobil terbuka Satpol PP yang berjaga di tempat tersebut. Namun, tak satu pun petugas Satpol PP bertindak atas PKL tersebut. Mereka hanya duduk-duduk santai dan bersenda gurau meskipun tahu Jokowi dan rombongannya melintas di lokasi tersebut.
"Kalau tadi saya turun dari mobil, puasa saya sudah batal, sudah saya tendang-tendangin PKL sama PP-nya. Lagi puasa saja ini," kata Jokowi di Taman Suropati 7, Jakarta Pusat, Senin.
"Harusnya Satpol PP yang bisa menjaga mereka biar enggak keluar lagi. Lha kok malah bisa keluar lagi dan dagang di luar lagi," ujarnya.
Jokowi mengatakan, pekan lalu ia juga melakukan hal serupa dan kawasan itu bersih dari PKL. Setelah hari raya Idul Fitri, ia berniat mengumpulkan kepala Satpol PP bersama suku dinas Satpol PP dan personel Satpol PP untuk melakukan evaluasi dan memberi pengarahan lebih lanjut.
Jokowi bahkan mengatakan akan memberi contoh kepada Satpol PP bagaimana menjaga dan mengawasi PKL secara tegas agar PKL enggan untuk berdagang di bahu jalan kembali. Seharusnya, kata dia, petugas Satpol PP dapat menjaga lingkungan pasar tetap steril dari PKL minimal selama enam bulan.
"Ini yang dinamakan cek setiap saat. Minggu kemarin bagus, berarti tidak continue pegangannya. Enam bulan akan ditungguin seperti itu, nanti juga akan bersih," kata dia.
PKL Pasar Minggu akan direlokasi masuk ke dalam Pasar Minggu. Selain itu, mereka juga akan direlokasi ke dalam rusunawa terpadu Pasar Minggu yang dibangun oleh Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera). Kemenpera akan membangun 3.200 unit di tiga menara rusunawa Pasar Minggu.
Editor : Laksono Hari Wiwoho
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Hindari Macet, Jokowi Belum Setujui Pembangunan Jalan Tol Baru
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo belum menyetujui rencana pembangunan enam ruas jalan tol di Jakarta oleh pemerintah pusat. Kalaupun jadi, pembangunannya harus dilakukan setelah MRT dan monorel dibangun.
"Saya belum bisa memberikan persetujuan. Tapi kemungkinan, dari enam ruas tol, baru dua yang akan saya setujui karena kedua ruas ini mendesak, yakni untuk memperlancar arus distribusi barang-barang, termasuk kebutuhan pokok," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Senin (29/7/2013).
Jokowi mengatakan, saat ini ia tengah fokus pada pembangunan dua sarana transportasi masal di Ibu Kota, yakni mass rapid transit (MRT) dan monorel. Ia khawatir jika pembangunan monorel dan MRT dilakukan bersamaan dengan pembangunan enam ruas jalan tol, maka akan berdampak pada kemacetan lalu lintas di jalan-jalan.
"Sudah bisa dipastikan akan menimbulkan kemacetan parah di Ibu Kota. Kalau sudah dimulai (MRT dan monorel), kita lihat dulu traffic-nya. Setelah itu, baru mungkin kami bisa mulai membangun dua ruas tol itu," ujar Jokowi.
Jokowi belum dapat memastikan kapan kedua ruas tol tersebut dibangun karena masih menunggu dimulainya pembangunan fisik MRT dan monorel. Saat ini, proyek pembangunan MRT dan monorel masih berada dalam tahap pengurusan administrasi.
Sementara itu, Direktur Utama PT Jakarta Tollroad Development Frans Sunito membenarkan bahwa pembangunan dua ruas tol masih menunggu pembangunan konstruksi fisik MRT dan monorel. "Pokoknya, Pak Gubernur bilang agar MRT dan monorel dibangun terlebih dulu. Saya tidak berani memberi komentar lebih dari itu," kata Frans.
Jika sudah disetujui, kata Frans, kedua ruas jalan tol yang akan dibangun, yaitu Sunter-Pulogebang dan Semanan-Sunter akan dimanfaatkan untuk operasional bus rapid transit (BRT). Ia berharap kedua ruas tol itu sudah bisa mulai dibangun pada pertengahan tahun depan atau awal semester kedua 2014. Saat ini pihaknya masih merancang desain kedua ruas tol yang akan dipadkan dengan bus rapid transit dan dilengkapi shelter bus transjakarta itu.
Editor : Laksono Hari Wiwoho
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Jokowi Kaget Lihat Ulah PKL dan Satpol PP Pasar Minggu
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo merasa kecewa dan kaget terhadap ulah pedagang kaki lima dan kinerja polisi pamong praja di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Sore tadi Jokowi melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Minggu. Ternyata, para pedagang kaki lima yang sebelumnya sudah direlokasi ke dalam Pasar Minggu kembali berjualan di bahu jalan di sekitar pasar.
Yang lebih mengagetkan lagi, petugas satpol PP yang berada di sekitar pasar itu hanya duduk-duduk santai dan bercanda dalam menjalankan tugas. Mereka melihat kedatangan Jokowi, tetapi tetap duduk bersenda gurau dan membiarkan PKL berdagang di bahu jalan.
"Kaget banget saya. Kalau tadi saya turun dari mobil, puasa saya sudah batal," kata Jokowi di Taman Suropati 7, Jakarta Pusat, Senin (29/7/2013).
Jokowi mengatakan, pekan lalu ia juga melakukan hal serupa dan kawasan itu bersih dari PKL. Setelah hari raya Idul Fitri, ia berniat mengumpulkan Kepala Satpol PP bersama suku dinas satpol PP dan personel satpol PP untuk melakukan evaluasi dan memberi pengarahan lebih lanjut.
Jokowi bahkan mengatakan akan memberi contoh kepada Satpol PP bagaimana menjaga dan mengawasi PKL secara tegas agar PKL enggan untuk berdagang di bahu jalan kembali. Seharusnya, kata dia, petugas satpol PP dapat menjaga lingkungan pasar tetap steril dari PKL minimal selama enam bulan.
"Ini yang dinamakan cek setiap saat. Minggu kemarin bagus, berarti tidak continue pegangannya. Enam bulan akan ditungguin seperti itu, nanti juga akan bersih," kata dia.
PKL Pasar Minggu akan direlokasi masuk ke dalam Pasar Minggu. Selain itu, mereka juga akan direlokasi ke dalam rusunawa terpadu Pasar Minggu yang dibangun oleh Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera). Kemenpera akan membangun sebanyak 3.200 unit di tiga menara rusunawa Pasar Minggu.
Editor : Laksono Hari Wiwoho
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Amien Rais: Jokowi Boleh, Prabowo Boleh...
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais tak ingin terlalu ambisius mengusung Ketua Umum PAN Hatta Rajasa sebagai calon presiden. Ia memilih realistis, dan siap menerima kenyataan jika pada akhirnya PAN hanya bisa mengusung Hatta sebagai calon wakil presiden.
Menurut Amien, Hatta telah memenuhi semua kualifikasi sebagai calon pemimpin bangsa. Hatta dinilai Amien telah memiliki pengalaman politik yang cukup, punya pengalaman di pergaulan internasional, cerdas, dan memiliki wawasan kebangsaan yang mumpuni.
"Tapi kita juga tahu diri, kalau PAN tidak bisa mengusung calon presiden, kemungkinan cocoknya sebagai cawapres. Kita realistis," kata Amien, di Kantor DPP PAN, Jakarta, Senin (29/7/2013)
Mengenai duetnya, Amien telah menyampaikan akan menduetkan Hatta dengan tokoh nasional yang berasal dari tanah Jawa. Syaratnya, calon tersebut memiliki visi dan misi perjuangan yang sama dengan yang diusung PAN.
"Dengan Jokowi boleh, Prabowo boleh. Selama tokoh-tokoh yang kita ajak bergabung itu ingin mengabdi pada bangsa," ujarnya.
Sebelumnya, menjelang Pilkada DKI putaran kedua, Amien pernah melontarkan pernyataan yang menjatuhkan Jokowi. Ia mengingatkan warga Jakarta harus jeli melihat kelebihan dan kelemahan setiap calon, termasuk yaitu Jokowi. Menurut dia, selama Jokowi menjadi Wali Kota Solo, angka kemiskinan meningkat.
"Selama periode Jokowi, angka kemiskinan meningkat. Masih banyak daerah kumuh seperti di Kota Solo seperti di daerah Nusukan," kata Amien di sela-sela silaturahim dengan keluarga besarnya di Bekonang, Sukoharjo, Selasa (21/8/2012).
Tokoh senior Muhammadiyah ini juga menilai, gelar wali kota terbaik yang diraih Jokowi menyesatkan.
Jokowi Keliling Pasar Minggu, Satpol PP Cuek dan Biarkan PKL
Jokowi Mungkin Izinkan Mobil Dinas untuk Mudik
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (memegang kertas) melakukan inspeksi mendadak di kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Gedung Pemerintah Kota Jakarta Timur, Selasa (16/7/2013) sore. | JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com/FABIANUS JANUARIUS KUWADO
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku masih mengkaji penggunaan kendaraan dinas untuk keperluan mudik Lebaran tahun ini. Menurut dia, dalam dua hari ini, ia akan memutuskan bagaimana kebijakannya.
"Belum, dalam dua hari ini akan kita putuskan. Ya, mungkin boleh, tapi dengan aturan," kata Jokowi, di Balaikota Jakarta, Senin (29/7/2013).
Sekadar informasi, pada tahun-tahun sebelumnya, larangan penggunaan mobil dinas untuk mudik telah diumumkan oleh pemerintah daerah sejak jauh-jauh hari. Pelarangan tersebut didasari karena mobil dinas merupakan fasilitas negara dan hanya boleh digunakan untuk operasional penunjang jabatan dan tugas serta ditujukan untuk melayani masyarakat, dan bukan untuk kepentingan pribadi.
Terlebih, pengadaan dan perawatan mobil dinas berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Mobil dinas yang dimaksud, yakni mobil atau kendaraan dengan pelat nomor berwarna merah atau dengan nomor polisi yang berakhiran huruf khusus seperti RFN, RFS, dan PQA. Mobil-mobil tersebut biasanya digunakan oleh pejabat untuk menunjang operasionalnya dalam bekerja.
Editor : Ana Shofiana Syatiri
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Jokowi Klaim Berhasil Pindahkan 300 PKL ke Blok G
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengklaim kalau sudah dapat memindahkan sebanyak 300 Pedagang Kaki Lima (PKL) Tanah Abang ke Pasar Blok G Tanah Abang. Jumlah itu, kata dia, sudah setengah dari jumlah PKL yang ada.
"Saya sudah ngomong bolak balik dan rampung sesudah Lebaran. Saat ini sudah 300-an PKL yang sudah mendaftar ke Blok G Tanah Abang," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Senin (29/7/2013).
Jokowi melanjutkan, kalau pihaknya telah menghitung secara detil kapasitas yang tersedia di Blok G. Dari hasil kajiannya itu, Blok G Tanah Abang, kata dia, cukup untuk memasukan yang berada di luar ke dalam pasar. Pasar Blok G Tanah Abang berjumlah 1.100 kios dan PKL Tanah Abang berjumlah sekitar 500-700-an pedagang. Bahkan, orang nomor satu di Ibu Kota itu pun mengatakan kalau saat ini pihaknya tak menemukan permasalahan dalam melakukan penertiban, baik dari pedagang maupun preman. Hanya saja, Jokowi tetap melakukan tindakan tegas bagi mereka yang melawan. Dan bukan berarti pula dirinya akan melakukan penangkapan atau mempidanakan PKL seperti apa yang diungkapkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. "Ditangkapnya karena apa? Yang paling penting begini, kalau bisa baik-baik, ya kita baik-baik. Kalau enggak baik, ya kita juga enggak baik. Selama ini masih baik-baik saja, kok," kata Jokowi.
Editor : Ana Shofiana Syatiri
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Balas Budi, Jokowi Siap Jadi Jurkam Miing
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Joko Widodo menyambut baik permintaan Calon Wali Kota Tangerang Dedi Gumelar (Miing) bersama Suratno Abu Bakar yang memintanya menjadi juru kampanye. Menurut Jokowi, saat ia masih menjadi calon Gubernur, Miing berperan besar dalam pemenangan Jokowi-Basuki.
"Dulu waktu saya pemilihan Gubernur di sini, beliau ini salah satu orang yang setiap hari bersama saya. Artinya, kalau diminta, ya saya akan membantu," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Senin (29/7/2013).
Ia pun mendukung Miing-Ratno untuk dapat menjadi orang nomor satu dan nomor dua di Tangerang. Pasalnya, menurut dia, akan lebih mudah merealisasikan program apabila memiliki partner yang sudah satu visi.
Selain membahas mengenai juru kampanye pemenangan Miing-Ratno, Jokowi mengaku kalau mereka juga mendiskusikan mengenai rencana ke depan kota Tangerang dan Jakarta.
"Saya kira senang ya, kalau beliau berdua ini jadi Wali Kota dan Wakil. Karena kita pengen punya partner yang memiliki kesamaan visi. Beliau berdua juga mengerti betul, Tangerang akan dijadikan apa dan dengan Jakarta itu akan ngapain selanjutnya," kata Jokowi.
Saat wartawan bertanya terkait keberpihakannya kepada pasangan Miing-Ratno dibanding dengan pasangan calon lainnya, Jokowi menampiknya. Menurut dia, pintu kantornya selalu terbuka untuk pasangan calon manapun yang akan maju, baik sebagai Wali Kota, Bupati, maupun Gubernur. Ia hanya mengharapkan semua kota yang ada di sekitar Jakarta dapat menjadi partner yang baik, terutama sesama kota Jabotabekjur (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur).
"Artinya, kayak kemarin kedatangan Pak Wali Kota Bekasi, kita membutuhkan, dia membutuhkan, dan ini juga sama, merasa seperti itu jauh lebih enak. Namanya, partner enggak ada yang lebih tinggi," kata Jokowi.
Editor : Ana Shofiana Syatiri
Miing Minta Jokowi Jadi Jurkam Pilwalkot Tangerang
Anggota Komisi X DPR RI, Dedi 'Miing' Gumelar membacakan puisi dalam acara peluncuran buku 'Kitab Radja - Ratoe Alit, Antologi 50 penyair' , di gedung STSI, Buah Batu, Bandung, Jumat (30/9/2011). Buku ini merupakan kumpulan puisi dari 50 penyair yang diluncurkan oleh Komunitas Radja Ketjil. | JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Calon Wali Kota Tangerang dari PDI-Perjuangan Dedi Gumelar (Miing) menyambangi Balaikota Jakarta untuk bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Kunjungannya itu untuk meminta Jokowi menjadi juru kampanyenya dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tangerang Agustus mendatang.
Datang bersama pasangannya, Suratno Abu Bakar, keduanya tampak kompak mengenakan baju kemeja putih kombinasi merah biru dan bertuliskan MR. "Saya ke sini untuk meminta beliau agar bisa turun berkampanye bersama nanti," kata Miing di Balaikota Jakarta, Senin (29/7/2013).
Selain meminta Jokowi untuk menjadi jurkam pemenangannya, kedatangan Miing bermaksud untuk mendiskusikan lebih lanjut terkait permasalahan yang dihadapi oleh dua kota tetangga, yaitu Jakarta dan Tangerang. Miing menginginkan standar masyarakat Jakarta dengan Tangerang menjadi lebih berbudaya dan beradab.
"Nanti akan ada konteks Tangerang dengan Jakarta akan sama. Misalnya untuk mengatasi banjir, kota ini tidak bisa berdiri sendiri begitu, karena alirannya dari Bogor," kata Miing.
Oleh karena itu, kata dia, Gubernur Jawa Barat, Gubernur DKI Jakarta, bersama Gubernur Banten tidak bisa tinggal diam. Menurutnya, semua pihak itu harus duduk bersama Wali Kota Tangerang, karena arus muara terakhir sungai itu di wilayah Tangerang.
Selain telah meminta dukungan Jokowi menjadi juru kampanyenya, Miing mengaku juga telah meminta dukungan Gubernur Jawa Tengah Terpilih Ganjar Pranowo dan Wakil Gubernur Banten Rano Karno.
"Nanti akan dijadwalkan kampanyenya. Karena kampanye itu bergiliran. Pak Ganjar sendiri mintanya sebelum tanggal 26 Agustus sudah kampanye," kata anggota Komisi X DPR itu.
Editor : Ana Shofiana Syatiri
Yusril: Pencapresan Jokowi Tinggal Tunggu Restu Megawati
Jakarta, GATRAnews - Joko Widodo (Jokowi) hanya tinggal mendapatkan restu dari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri untuk dapat bersaing dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2014.
"Iya," jawab Ketua Dewan Syuro Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra di Jakarta, Senin, (29/7/2014) saat dikonfirmasi pencalonan Jokowi tergantung restu Megawati.
Yusril mengaku pernah berbicara dengan Jokowi untuk menjajaki kemungkinan agar keduanya bisa berduet pada 2014 mendatang. Namun pembicaraan tersebut belum menghasilkan kesepakatan karena Jokowi harus menunggu restu PDIP.
"Pada waktu itu, ngomong-ngomong dengan Pak Jokowi, tapi belum sampai pada kesimpulan akhir. Masih pada tahap pembahasan pada internal partai masing-masing dan pada waktu itu Pak Jokowi pun belum tahu sikap PDIP seperti apa," ucap Yusril.
Karena untuk menentukan pencapresan, imbuh Yusril merupakan kewenangan Megawati. "Menentukan kewenangan presiden ada di Bu Mega. Jadi, beliau tidak melakukan apa-apa karena belum tahu keputusan partai," pungkas Yusril.
Sekedar mengingatkan kembali, keduanya pernah bertemu empat mata saat Jokowi menyambangi kediaman Yusril di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, (27/6/2013) lalu. Namun Yusril dan Jokowi hanya mengumbar senyum saat disinggung apakah pertemuan itu merupakan penjajakan untuk menuju pencapresan.
Saat itu Yusril mengaku, kedatangan orang nomor satu di DKI Jakarta di kediamannya ini hanya untuk bersilaturahim dan membicarakan berbagai persoalan yang terjadi di DKI Jakarta.
"Sahabat baik sama Pak Jokowi, sehingga ngobrol ngalor ngidul, ke sana kemari. Tidak ada pembicaraan khusus, ngobrol-ngobrol soal DKI, tentang masalah hukum, tentang rakyat kecil, tentang masalah Waduk Sunter, tentang pedagang-pedagang kecil," ucap Yusril. ( IS)
Misteri Restu Megawati untuk Jokowi
Jokowi Cambuk Bagi Elite Politik Menuju Pencapresan 2014
Elektabilitas tentunya itu yang diperlukan oleh para calon Presiden 2014. Berbagai Iklan di media massa menampilkan figur pemimpin masa depan Indonesia. fenomena calon presiden dan wakil presiden semakin bermunculan baik itu para politisi senior maupun wajah-wajah baru. Muncul tokoh-tokoh politisi yang sudah sangat popular seperti Wiranto, Prabowo, Megawati, Jusuf Kalla, Surya Paloh, dan Aburizal Bakrie. Calon tersebut merupakan wajah lama yang gencar mempromosikan diri di media. Bursa Capres kali ini juga memunculkan wajah-wajah baru seperti Gita Wirjawan, Mahfud MD, Dahlan Iskan, Sri Mulyani, dan Joko Widodo. Namun, Akhir-akhir ini media selalu melirik seorang sosok yang fenomenal Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi. Mantan Walikota Surakarta ini menang pada Pilkada DKI Jakarta dan banyak melakukan gebrakan melalui metode "blusukan" ketika menjabat Gubernur. Segala Janji politik saat kampanye mulai diwujudkan hanya untuk seluruh warga Jakarta.Ektabilitas seorang Jokowi memang sangat dikagumi oleh masyarakat Jakarta. Gaya kepemimpinan yang patut ditiru oleh seluruh pemimpin di Indonesia. Gaya kepemimpinan Jokowi yang sederhana serta apa adanya menjadikan nilai tersendiri bagi masyarakat maupun kalangan politik. Survei Pusat Data Bersatu (PDB) menyatakan elektabilitas Jokowi mencapai puncak melampaui calon Prabowo Subianto dan pimpinan partainya Megawati Soekarno Putri. Survei BPD per Juni 2013 yaitu: Jokowi 29,57 persen, Prabowo 19,83 persen, Megawati SP 13,08 persen, Aburizal Bakrie 11,62 persen, Jusuf Kalla 5,47 persen, Wiranto 3,59 persen, Hatta Radjasa 1,2 persen, Mahfud MD 1,2 persen, Dahlan Iskan 1,11 persen, Chairul Tanjung 0,43 persen, Marzuki Alie 0,26 persen, Joko Suyanto 0,09 persen, Pramono Edhi 0,09 persen, Calon lainnya 1,11 persen, Golput 0,85 persen, Belum Menentukan 10,51 persen (Sumber PDB). Posisi Jokowi sangat signifikan dalam elektabilitas yang diinginkan oleh responden di seluruh Indonesia. Jokowi EffectFigur Jokowi memang diinginkan oleh publik seperti survei PDB. Hal ini terbukti dengan dilakukan survei Jokowi yang dipasangkan dengan Capres yang muncul. Hasilnya Prabowo-Jokowi memiliki porsi pasangan yang diinginkan. Hal ini terbukti ketika survei PDB juga memasangkan Jokowi dengan Jusuf Kalla yang memperoleh 17,13 persen, kemudian Aburizal Bakrie-Jokowi 12,52 persen, dan Megawati-Jokowi 12,34 persen (JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com, 18 Juni 2013). Survei tersebut membuktikan bahwa fenomena Jokowi menjadi magnet terbesar bagi para elite dalam bursa pencapresan 2014. Siapapun pasangan Jokowi pasti akan memenangkan Pemilu Presiden pada 2014 mendatang.Rekam jejak sang Gubernur DKI Jakarta ini sangat subtansial. Pengalaman memimpin Kota Surakarta selama Tujuh Tahun menjadikan beliau mampu menduduki posisi DKI 1. Sebelumnya di Solo beliau terpilih hingga dua periode tanpa menggunakan dana kampanye alias nihil. Hal ini, dibuktikan dengan kerja nyata sesuai janji-janji politiknya saat kampanye. Jokowi seorang pemimpin yang partisipatif serta negosiator yang ulung dalam menyelesaikan masalah secara baik. Program kerja pemerintahan berjalan dengan solusi yang tidak merugikan Masyarakat. Masyarakat selama ini mencari sosok pemimpin yang berfikir dan berbuat tulus dan mengunakan nurani. Masyarakat terlalu lama menanti semenjak reformasi berjalan selama 14 tahun. Sosok tersebut ada pada Jokowi yang memiliki jiwa merakyat. Jokowi hadir di tengah kegamangan politik yang makin memuncak. Mungkin ini jawaban dari tuhan bagi masyarakat Indonesia yang menginginkan perubahan. Jokowi sosok yang fenomenal itu menjadikan masyarakat Indonesia menginginkan dia menjadi pemimpin Nasional.Capres Prematur Fenomena Jokowi ini tentunya memiliki kekuatan dan juga kelemahannya. Memang beberapa survei memunculkan Jokowi selalu berada di posisi puncak. Namun ini akan menjadi bumerang bagi Jokowi jika Partai PDIP jadi mencalonkannya sebagai Capres 2014. Hal ini dimanfaatkan oleh lawan-lawan politik untuk menghancurkan elektabilitasnya. Pondasi karier elektabilitas politik yang belum kuat menjadikan rapuh dan mudah runtuh. Momok yang paling harus dihindari, ketika kegagalan kepemimpinan menerpa sang fenomenal yang meniti karier dari lini bawah. Pertimbangan partai juga diperlukan agar tidak mengambil keputusan yang salah. Jangan hanya fenomena Jokowi tersebut menjadikan Partai memaksakan hasrat politiknya demi meraih kekuasaan secara mayoritas.Rekam jejak Jokowi tersebut selama ini selalu menjadikan para elite politik harus ekstra berkerja agar capres yang diusung menang. Hal ini, merupakan sebuah tantangan bagi para calon-calon Presiden yang hanya mendompleng popularitas melalui media. Bagi masyarakat Capres yang ada hanya melakukan pencitraan semata. performa instan dengan figurisasi bukan track record yang baik menjadikan masyarakat lebih menyukai sosok Jokowi. walaupun banyaknya iklan-iklan yang menampilkan performa mereka sebagai calon pemimpin masa depan Indonesia. Pencalonan Jokowi sebagai Capres 2014 perlu dipertimbangkan lagi karena karier elektabilitas politik di DKI Jakarta belum tuntas. Namun, bila tetap dipaksakan maka kemungkinan terburuk akan terjadi dikemudian hari. Jangan sampai Elektabilitas Jokowi menurun drastis. Memilih Figur PolitikSelama ini partai politik selalu dapat dipatahkan oleh Figur politik. Masa 2004 saja Figur seorang Susilo Bambang Yudhoyono mampu menaikkan elektabilitas Partai Demokrat. Dan puncaknya pada Pemilu 2009 di mana SBY dan Partai Demokrat menguasai mayoritas kursi di parlemen. Selanjutnya pada Pilkada DKI Jakarta sosok Jokowi mampu memenangkan Pilkada. Di sini adanya pergeseran normatif politik, hal ini karena masyarakat sudah kurang berkenan dengan partai politik. Figur merupakan pilihan alternatif agar adanya perubahan. Partai politik mestinya peka terhadap fenomena yang muncul. Figur politik harus diperkuat dengan rekam jejak yang baik oleh partai politik. Wajah partai politik mesti berubah dan mengembalikan fungsinya sebagai mesin politik. Partai politik harus menjadi jembatan penghubung antara masyarakat dan wakilnya di parlemen.Partai politik perlu memperkuat pondasi politiknya dengan membangun tatanan Sistem kepartaian yang ideal dan kembali fungsi sebagai mesin politik. Partai politik harus menjadi patron kekuatan rakyat bukan hanya pada saat pemilu saja mereka hadir. Partai politik merakyat itu yang diinginkan oleh masyarakat. Proses demokrasi seharusnya berjalan agar tidak ada kepincangan secara politik akibat hasrat mendapatkan dukungan pad konstituen. Namun, setelah semua terwujud rakyat seolah dilupakan dan konsolidasi semakin merenggang dan mulai merapat kembali pada pemilu berikutnya. Masyarakat saat ini memiliki dua pilihan dalam menentukan pemimpinnya. Kecerdasan para pemilih dalam melihat figur bukan lagi partai. Karena buruknya figur menjadikan partai semakin memiliki elektabilitas yang semakin merosot tajam. Figur merupakan sebuah pilihan cerdas masyarakat dalam menentukan arah perubahan sebuah daerah maupun nasional. Jokowi menang karena pilihan politik masyarakat Jakarta yang cerdas. Sekali lagi ini cambuk bagi partai politik untuk sebagai motivasi untuk merubah wajah partai politik yang makin suram. Semoga partai politik mampu berbenah diri dan menjalankan fungsinya sebagai partai politik.ZulhilmiPenulis adalah pemerhati masalah politik (//mbs)
Berita Selengkapnya Klik di Sini
MRT dan Monorel Jalan, Jokowi Baru Bangun Enam Ruas Tol ...
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Pemprov DKI Jakarta memastikan tetap membangun megaproyek enam ruas tol dalam kota. Direktur Utama PT Jakarta Tollroad Development Frans Sunito mengatakan, sesuai arahan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, pelaksanaan pembangunan enam ruas tol akan dilaksanakan seusai megaproyek transportasi massal berbasis rel, Mass Rapid Transit (MRT) dan Monorel dimulai.
"Pak Gubernur sudah bilang MRT dan Monorel jalan dulu. Setelah dua proyek itu dimulai, Insya Allah-lah kita jalan," kata Frans, saat ditemui di Balaikota Jakarta, Senin (29/7/2013).
Frans menjelaskan kalau megaproyek senilai Rp 42 triliun itu telah dikomunikasikan dengan Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto. Artinya, kata dia, pembangunan enam ruas tol dalam kota tak ada hambatan lagi.
Selain itu, Frans juga menjelaskan kalau proyek pembangunan enam ruas tol dalam kota sudah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI 2012-2017.
"Mestinya sih sudah masuk RPJMD ya. Karena proyek ini juga sudah ditetapkan Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah (RTRW) nya," kata Frans.
Pembangunan megaproyek ini pun tak sedikit mendapat kecaman dari berbagai pihak karena ditengarai akan merusak tata kota Jakarta. Jokowi pun telah menggelar public hearing proyek itu dengan mengundang Wakil Menteri PU Hermanto Dardak, para akademisi, dan pengamat perkotaan. Saat kampanye dan masih menjadi Calon Gubernur DKI, Jokowi menentang keras pembangunan enam ruas tol tersebut.
Megaproyek yang telah digagas sejak masa kepemimpinan Mantan Gubernur DKI Sutiyoso, dibagi dalam empat tahap yang rencananya selesai pada 2022. Pada tahap pertama akan dibangun ruas Semanan-Sunter sepanjang 20,23 kilometer dengan nilai investasi Rp 9,76 triliun dan Koridor Sunter-Pulo Gebang sepanjang 9,44 kilometer senilai Rp 7,37 triliun.
Pada tahap kedua, dilakukan pembangunan ruas Tol Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 12,65 kilometer dengan nilai investasi Rp 5,96 triliun dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,60 kilometer senilai Rp 6,95 triliun. Tahap ketiga meliputi pembangunan ruas tol koridor Ulujami-Tanah Abang dengan panjang 8,70 kilometer dan nilai investasi Rp 4,25 triliun.
Pada tahap terakhir akan dibangun ruas tol Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,15 kilometer dengan investasi Rp 5,71 triliun. Total panjang ruas enam tol dalam kota adalah sepanjang 69,77 kilometer. Jika sudah selesai, keenam ruas tol itu akan menjadi satu dengan tol lingkar luar milik PT JTD, tetapi tarifnya akan terpisah dari tol lingkar luar.
Editor : Ana Shofiana Syatiri
Perlu Sabar Meniti Karier Politik, Jokowi Idealnya Nyapres di 2019
Joko Widodo (Foto: Dok. JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT)
JAKARTA - Sosok Joko Widodo (Jokowi) agaknya masih paling diminati dan cukup memiliki prospek cerah untuk bersaing memperebutkan kursi RI 1 pada Pilpres 2014 mendatang. Namun, Jokowi yang hingga kini belum mendapat lampu hijau dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri terkesan masih malu-malu untuk maju.Analis Politik Charta Politika, Arya Fernandez mengatakan, bila melihat hasil polling oleh sejumlah lembaga survei, Jokowi hampir dominan mengungguli sederet nama calon presiden seperti Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto, maupun Wiranto. Hal itu kata dia merupakan tren positif, meski pencalonan Jokowi sendiri bisa dikatakan terlalu prematur."Saya kira Jokowi sebaiknya bersabar dalam meniti karier politiknya. Dia saat ini kan sedang mengemban tugas sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sebaiknya rampungkan dulu tugasnya menangani berbagai persoalan Ibu Kota," ujar Arya saat berbincang dengan JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, di Jakarta, Senin (29/7/2013).Arya melanjutkan, tren positif yang diraih Jokowi lewat berbagai survei tak dapat dipungkiri bahwa masyarakat memiliki ekspektasi besar terhadap mantan Wali Kota Solo itu. Namun, jika Jokowi mau bermanuver sendiri tanpa harus mengantongi restu Mega, hal itu sah-sah saja."Kalau dia mau bermanuver sendiri, saya kira tiket RI 1 sudah ada ditangan. Kalau dia mau nyapres silakan saja, tidak masalah. Banyak orang melihat dia merupakan sosok yang fenomenal dan dianggap punya reputasi baik untuk menjadi seorang pemimpin," urainya.Kendati demikian, Arya menyarankan agar Jokowi saat ini fokus untuk mengurus Jakarta dengan segenap persoalannya. Kinerja Jokowi dalam memimpin Ibu Kota nantinya juga bakal memengaruhi penilaian masyarakat terhadap kader PDIP itu."Idealnya itu Jokowi nyapres 2019. Saat ini bekerjalah dulu urus Jakarta. Masih banyak persoalan Jakarta yang harus dia benahi. Kalau dia berhasil menangani persoalan-persoalan itu, maka masyarakat pun akan positif menilai dan bersimpati kepadanya," tukas Arya. (put)
Berita Selengkapnya Klik di Sini
Politisi Pendompleng Popularitas Jokowi Tak Punya Harga Diri
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Hampir tak ada yang meragukan popularitas Joko Widodo sebagai calon presiden periode 2014-2019. Sebagai Gubernur DKI Jakarta, pria yang akrab disapa Jokowi ini mampu bersaing, bahkan merajai hasil jajak pendapat calon presiden yang dilakukan berbagai lembaga survei dengan sejumlah tokoh kaliber nasional.
Popularitas Jokowi yang tinggi itu tak jarang dimanfaatkan oleh tokoh lain. Karena bersanding dengan Jokowi dianggap mampu mendongkrak popularitas tokoh yang berada di sebelahnya. Namun begitu, anggapan tersebut tak berlaku untuk Iberamsjah.
Menurut pengamat politik dari Universitas Indonesia ini, popularitas Jokowi hanya bersifat pendek, dan tak ada dasar kuat yang dapat membenarkan seorang tokoh mendompleng popularitas tersebut. Iberamsjah mengatakan, tokoh yang digadang-gadang akan maju sebagai calon presiden sebaiknya tak berharap tuah populer dari Jokowi. Pasalnya, hal itu hanya akan menunjukkan tokoh tersebut tak percaya diri, tak percaya pada kemampuannya, dan tak memiliki modal sebagai pemimpin nasional.
"Figur yang mendompleng popularitas dari jokowi itu tak punya harga diri. Menyedihkan dan sangat tidak bagus," kata Iberamsjah saat dihubungi pada Minggu (28/7/2013) malam.
Segendang sepenarian, Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari juga memiliki anggapan yang sama. Menurutnya, para tokoh politik nasional tak perlu mendewakan Jokowi dalam pemilihan presiden mendatang. Hajriyanto menjelaskan, bobot politik Jokowi terus menanjak dan semakin tinggi karena terbentuk oleh keterpukauan tokoh politik nasional.
Baginya, hal ini menunjukkan bahwa tokoh politik nasional tidak memiliki paradigma politik yang kokoh karena subyektif mendewakan Jokowi. "Akhirnya Jokowi menjadi magnet politik yang justru dibentuk oleh keterpukauan mereka sendiri," kata Hajriyanto.
Seperti diketahui, sejumlah tokoh dan partai politik terus berusaha mendekati Jokowi dengan caranya masing-masing. Ada yang terang-terangan menyatakan minatnya, ada yang diam-diam, ada juga yang mengklaim. Beberapa partai yang sempat menyiratkan minatnya kepada Jokowi adalah Partai Demokrat, Gerindra, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Sedangkan untuk tokoh, salah satu contohnya adalah Ketua Dewan Syuro Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra yang mengaku pernah berbicara dengan Jokowi untuk berpasangan dalam bursa calon presiden di 2014, walau pembicaraan itu belum mencapai titik temu karena Jokowi belum berbicara dengan internal PDI Perjuangan.
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo menyampaikan bahwa Jokowi menjadi bagian yang dipertimbangkan terkait pengusungan calon presiden di 2014. Hanya saja, hingga saat ini, Jokowi belum memberi keputusan terkait maju dalam pemilihan presiden. Berkali-kali dia menegaskan bahwa konsentrasinya saat ini adalah memperbaiki Jakarta menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Editor : Ana Shofiana Syatiri
Perkasa tanpa Jokowi
Peluang Prabowo di 2014 (1)
Reporter : Alwan Ridha Ramdani
Pertengahan bulan ini, Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto bersama seluruh pengurus partai mengumumkan enam program untuk meraih dukungan rakyat. Cara itu sebagai langkah buat memenangkan pemilihan umum legislatif. Tanpa menang dalam pemilu parlemen, jalan Prabowo untuk menjadi presiden bakal terhambat. Prabowo tidak ingin lagi sekadar menjadi calon wakil presiden. Di berbagai kesempatan dia menegaskan siap bertarung dalam pemilihan presiden tahun depan.Gerindra memberikan kepada rakyat Indonesia program aksi hasil pemikiran mendalam dari tim pakar bekerja kurang lebih satu tahun," kata Prabowo saat peluncuran enam program itu di Hotel Sahid, Jakarta. "Sehingga Partai Gerindra bisa memperjuangkan dan mendapatkan mandat dari rakyat untuk memimpin bangsa lima tahun ke depan." Dalam berbagai survei, Prabowo selalu menjadi nomor wahid jika tidak mengikutsertakan Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Joko Widodo. Elektabilitas Prabowo terus meningkat, tetapi tingkat keterpilihan partainya masih di bawah 20 persen. Artinya, Gerindra tidak bisa sendirian mengusung Prabowo sebagai calon presiden.Lihat saja jajak pendapat dilakukan Pusat Data Bersatu (PDB) bentukan Didik J. Rachbini awal bulan ini. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Golongan Karya berbagi tempat teratas dengan elektabilitas 14 persen. Disusul Demokrat (9,4 persen), dan Gerinda (8,89 persen). Tetapi dalam survei calon presiden versi PDB, Prabowo memimpin dibandingkan calon dari partai lain. Elektabilitasnya 19,89 persen per Juni, naik dari 17, 1 persen ketimbang Januari lalu.Mantan Komadan jenderal Kopassus (Komando Pasukan Khusus) ini dinilai menjadi calon presiden paling sering disebut oleh publik dengan persentase 37,4 persen. Lembaga Survei Nasional (LSN) juga menempatkan Prabowo Subianto dengan tingkat elektabilitas calon presiden di posisi pertama, yakni 22,7 persen. Hasil serupa (25,8 persen) diraih lewat survei oleh Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS). Dalam survei dirilis wal Juli lalu, basis suara Prabowo berada di Jawa (28,4 persen); Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur (28,1 persen); serta Sulawesi (25,9 persen). Kami hanya berjuang untuk mendapatkan dukungan dari rakyat. Jangan terlalu tergiur oleh survei," kata Prabowo.Ketua Umum Gerindra Suhardi menegaskan pihaknya tidak tinggal diam untuk menggolkan Prabowo menjadi presiden. Dari survei kami sudah mengalahkan Demokrat, saat ini nomor tiga. Masih banyak yang belum menentukan pilihan, ujarnya kepada JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.
Bursah Nilai Yusril Pas Dampingi Jokowi
Jakarta, GATRAnews - Cendikiawan muslim Bursah Zarnubi menilai, Ketua Dewan Syuro Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra, pantas mendampingi Joko Widodo (Jokowi), atau Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, sebagai calon wakil presiden (capres) pada Pemilu 2014.
"Saya perhatikan bang Yusril lebih cocok jadi RI-2 lah. Pilihannya hanya dengan Jokowi atau Prabowo," nilai Bursah, dalam acara buka puasa dan silaturrahim kebangsaan bersama Yusril Ihza Mahendra di Balai Kartini, Jakarta, Minggu malam (28/7).Burhan mengatakan, pendapatnya sangat logis dan realistis. Menurutnya, selain persoalan basis dukungan massa dan partai politik, secara popularitas figur Yusril masih jauh tertinggal dengan tokoh-tokoh politik lain.Bursah menyarankan Yusril agar berduet dengan Jokowi. Pasalnya, figur orang nomor satu di DKI Jakarta ini mempunyai kans paling besar untuk maju sebagai capres karena mempunyai popularitas dari publikasi media dan beberapa hasil lembaga survei yang menempatkan di posisi atas."Kalo dengan Jokowi, saya rasa itu pilihan paling pas. Jokowi sebagai figur populer dan Yusril sangat paham urusan tata negara," ungkap alumni Universitas Jayabaya ini.Selain itu, Bursah juga berharap agar PBB sebagai salah satu kontestan peserta Pemilu, bisa mencapai ambang batas minimal, yaitu sebesar 3,5 persen."Dan semoga PBB bisa lolos PT dan bang Yusril bisa jadi Cawapres," pungkasnya. (IS)
Add comment
Yusril Mengaku Sudah Berkomunikasi dengan Jokowi untuk Pilpres ...
"Namun pembicaraan itu baru sekadar obrolan, karena Jokowi belum berbicara dengan internal PDI Perjuangan," kata Yusril Ihza Mahendra di sela acara Silaturrahim Kebangsaan bersama Yusril Ihza Mahendra, di Jakarta, Minggu.
Hadir pada kesempatan tersebut antara lain, mantan Ketua Umum Partai Bintang Reformasi (PBR) Burzah Sarnubi dan mantan Ketua Partai Bulan Bintang (PBB) Hamdan Zulfa yang saat ini menjadi Hakim Konstitusi.
Menurut Yusril, soal kemungkinan dirinya akan berpasangan dengan Joko Widodo masih akan dibahas di internal partai masing-masing.
"Kami belum tahu bagaimana sikap PDI Perjuangan. Kami masih menunggu dari Bu Mega (Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri)," katanya.
Ketika ditanya, siapa akan menempati posisi sebagai calon presiden jika Yusril berpasangan dengan Joko Widodo, pakar hukum tata negara ini, enggan menjawabnya.
"Soal posisi nomor satu dan nomor dua, hal itu juga masih dalam tahap pembicaraan," katanya.
Sementara itu, pengusaha nasional Oesman Sapta Odang menyatakan, Yusril Ihza Mahendra pantas tampil sebagai calon presiden pada pemilu presiden 2014 karena dinilai intelektual dan berpengalaman di pemerintahan.
"Kalau Yusril maju sebagai calon presiden, maka pasangannya harus orang Jawa," kata Oesman Sapta.
Menurut dia, tokoh nasional yang berlatar belakang etnis Melayu masih sulit berkompetisi untuk menjadi presiden, sehingga perlu usaha lebih keras.
Kesulitan tersebut, karena lebih dari separuh penduduk Indonesia adalah orang Jawa, sedangkan orang Melayu hanya sekitar 6,5 persen.
Meskipun kondisinya demikian, tapi Oesman Sapta tetap optimis, figur yang berlatar belakang Melayu tetap memliki peluang untuk menjadi presiden.
"Masyarakat Indonesia saat ini sudah cerdas dan dewasa dalam menentukan pilihannya. Masyarakat tidak lagi memilih calon pemimin karena pertimbangan primordial," katanya.
Sedangkan, mantan Ketua Umum PBR, Burzah Sarnubi mengatakan, Yusril Ihza Mahendra sangat cocok jika berpasangan dengan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, pada pemilu presiden 2014.
"Yusril ahli tata negara yang mumpuni, sedangkan Jokowi memiliki pengalaman memimpin daerah," kata Burzah.
Ia menegaskan, jika Yusril Ihza Mahendra berpasangan dengan Joko Widodo memimpin bangsa Indonesia ke depan, maka dapat membangun jalan yang lurus sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa.
"Bangsa ini sudah keluar dari konstitusi baik secara politik maupun ekonomi," katanya.
Burzah mengharapkan, agar memimpin nasional mendatang dapat mengembalikan garis kebijakan politik dan ekonomi kembali kepada UUD 1945.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka."((Hujuraat 49:11) )
Yusril
Agung Fatma Putra/JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT JAKARTA -- Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra menyatakan pernah berkomunikasi dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membicarakan soal kemungkinan berpasangan dalam menghadapi pemilu presiden 2014."Namun pembicaraan itu baru sekadar obrolan, karena Jokowi belum berbicara dengan internal PDI Perjuangan," kata Yusril Ihza Mahendra di sela acara Silaturrahim Kebangsaan bersama Yusril Ihza Mahendra, di Jakarta, Minggu.Hadir pada kesempatan tersebut antara lain, mantan Ketua Umum Partai Bintang Reformasi (PBR) Burzah Sarnubi dan mantan Ketua Partai Bulan Bintang (PBB) Hamdan Zulfa yang saat ini menjadi Hakim Konstitusi.Menurut Yusril, soal kemungkinan dirinya akan berpasangan dengan Joko Widodo masih akan dibahas di internal partai masing-masing."Kami belum tahu bagaimana sikap PDI Perjuangan. Kami masih menunggu dari Bu Mega (Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri)," katanya.Ketika ditanya, siapa akan menempati posisi sebagai calon presiden jika Yusril berpasangan dengan Joko Widodo, pakar hukum tata negara ini, enggan menjawabnya. "Soal posisi nomor satu dan nomor dua, hal itu juga masih dalam tahap pembicaraan," katanya.Sementara itu, pengusaha nasional Oesman Sapta Odang menyatakan, Yusril Ihza Mahendra pantas tampil sebagai calon presiden pada pemilu presiden 2014 karena dinilai intelektual dan berpengalaman di pemerintahan. "Kalau Yusril maju sebagai calon presiden, maka pasangannya harus orang Jawa," kata Oesman Sapta.Menurut dia, tokoh nasional yang berlatar belakang etnis Melayu masih sulit berkompetisi untuk menjadi presiden, sehingga perlu usaha lebih keras.Kesulitan tersebut, karena lebih dari separuh penduduk Indonesia adalah orang Jawa, sedangkan orang Melayu hanya sekitar 6,5 persen.Meskipun kondisinya demikian, tapi Oesman Sapta tetap optimis, figur yang berlatar belakang Melayu tetap memliki peluang untuk menjadi presiden."Masyarakat Indonesia saat ini sudah cerdas dan dewasa dalam menentukan pilihannya. Masyarakat tidak lagi memilih calon pemimin karena pertimbangan primordial," katanya.Sedangkan, mantan Ketua Umum PBR, Burzah Sarnubi mengatakan, Yusril Ihza Mahendra sangat cocok jika berpasangan dengan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, pada pemilu presiden 2014."Yusril ahli tata negara yang mumpuni, sedangkan Jokowi memiliki pengalaman memimpin daerah," kata Burzah.Ia menegaskan, jika Yusril Ihza Mahendra berpasangan dengan Joko Widodo memimpin bangsa Indonesia ke depan, maka dapat membangun jalan yang lurus sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa. "Bangsa ini sudah keluar dari konstitusi baik secara politik maupun ekonomi," katanya.Burzah mengharapkan, agar memimpin nasional mendatang dapat mengembalikan garis kebijakan politik dan ekonomi kembali kepada UUD 1945.
Relawan 'Jokowi For President' Kalimantan Tengah Dibentuk
TRIBUNNEWS.COM/YOGI GUSTAMAN
Jokowi melantik satgas Anti Curang dan Anti Money Politic
TRIBUNNEWS.COM, PANGKALAN BUN - Ide dasar Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014 (Bara JP) adalah perubahan menuju Indonesia yang lebih baik, bukan fanatisme atau mengkultuskan Jokowi. Dalam semangat mewujudkan perubahan, hanya sosok Jokowi yang dipercaya rakyat banyak, sehingga pendukung perubahan kemudian bersatu dalam Bara JP. Memang banyak calon, tapi hanya Jokowi yang layak dipercaya.
"Sebagai orang Kalteng, kami ingin juga Jokowi menjadi Gubernur Kalteng, pada saat bersamaan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Namun hal itu tidak mungkin, maka yang paling mungkin adalah menjadikan Jokowi sebagai 'gubernur seluruh Indonesia.' Itulah impian kami di Bara JP Kalteng," kata Nuci Vera Candra Pamungkas, Ketua Bara JP Kalteng, dalam deklarasi di Pangkalan Bun, Ibukota Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng), Sabtu (27/7/2013).
Sebelum menerima mandat dari Dewan Pengurus Pusat (DPP) Bara JP, Candra menuturkan, pihaknya terlebih dahulu mengadakan survey, apakah masyarakat Kobar Kalteng memang menyukai dan mendambakan Jokowi. Candra datang ke suatu rumah. Belum bertanya apa-apa, langsung diajak nonton berita di televisi. "Kita nonton berita dulu, pasti ada berita Jokowi," ujarnya.
Menurut Candra, setelah ada Jokowi, para tukang ojek juga jadi rajin nonton berita di tivi, hanya untuk menantikan berita Jokowi. Ketika kepada pedagang di pasar ditanya tentang Jokowi, sang pedagang dengan antusias malah balik bertanya.
"Kapan Pak Jokowi bisa datang ke pasar ini?" Mahasiswa, pelajar dan para sopir truk di Pangkalan Bun juga ditanya oleh Candra, kesemuanya mendukung Jokowi. "Dengan dasar itu, kami menerima amanah menjadi Ketua Bara JP Kalteng," ungkapnya.
Deklarasi Bara JP di Kalteng, diiringi aksi sosial pembagian sembako, donor darah dan buka bersama. Selain tokoh masyarakat dan belasan calon anggota legistatif setempat, deklarasi juga dihadiri sejumlah penduduk dari berbagai kecamatan dengan perjalanan naik klotok selama 4 jam. Ada juga dari kabupaten Kotawaringin Timur (juga di Kalteng). Pendukung dari Papua, "nyangkut" di Jakarta karena tiba-tiba penerbangan Jakarta ke Pangkalan Bun untuk Sabtu (27/7/2013) hanya satu kali.
Bersama PDIP
Ketua Umum Bara JP Sihol Manullang mengatakan, para pendukung Jokowi ingin berjalan bersama PDIP, mencalonkan Jokowi menjadi Capres 2014 dan diumumkan sebelum Pemilihan Legistatif (Pileg).
"Jika rakyat meminta, jangan dianggap sebagai tekanan. Publik meminta kepada partai, justru kemajuan demokrasi. Ini malah era baru, rakyat meminta," katanya.
Sikap Bara JP, apabila PDIP mengumumkan Jokowi Capres sebelum Pileg, maka pendukung Jokowi dalam Pileg akan mencoblos PDIP. Dengan demikian Jokowi disokong dewan yang kuat.
"Supaya Jokowi konsentrasi bekerja, jangan seperti sekarang, dewan ribut melulu, padahal tak ada isinya. Solusinya hanya menanti lobi-lobi yang tidak bermutu, bargaining melulu. Rakyat sudah muak gaya begitu," kata Sihol.
Bara JP tidak berafiliasi dengan partai politik mana pun, tidak ada yang mensponsori. Aktivitas Bara JP murni dari kocek pribadi relawan. Kini Bara JP sudah membentuk DPW di ke-34 propinsi dan di 17 negara. Dari 34 propinsi, 10 Ketua DPW adalah aktivis dan mantan golongan putih (golput) yang turun gunung mendukung Jokowi. Ada 3 propinsi yang diketuai wartawan, dan 3 propinsi dimpimpin aktivis yang merupakan calon legistatif (caleg).
Perubahan yang didambakan pendukung Jokowi, antara lain adalah ekonomi yang lebih baik. Jangan sampai seperti sekarang, negara dipimpin seorang doktor ilmu pertanian, tetapi harga bawang, cabe dan jengkol di atas Rp 100 ribu.
"Lalu dari 3,6 juta sms kepada presiden, katanya ada 10 masukan penting, tapi tak ada soal harga yang membubung. Ini pembohongan," katanya.
Program Bara JP, seperti amanat Kongres Relawan Jokowi Sedunia di Bandung 15 Juni 2013, membuat petisi kepada PDIP agar mencalonkan Jokowi sebagai Presiden RI 2014. Targetnya, mengumpulkan tanda tangan sebanyak 10 persen dari jumlah pemilih atau sekitar 15 juta tanda tangan.
Minggu, 28 Juli 2013
Cara Jokowi Tenangkan DPRD soal Karakter Tegas Basuki
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meminta agar Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana tidak tersinggung oleh pernyataan Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. Jokowi meminta semua pihak memaklumi Basuki yang suka bicara ceplas-ceplos dan tegas.
Hal itu disampaikan oleh Jokowi sehubungan dengan pernyataan Lulung, sapaan Abraham Lunggana, yang menyarankan agar Basuki memeriksakan kesehatan jiwanya. Lulung menilai Basuki berbicara sembarangan tentang pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang. Lulung meminta kepada Jokowi untuk menegur Basuki agar tidak berbicara seenaknya.
"Benar, Haji Lulung kemarin ngomong ke saya agar menegur Pak Wagub. Saya sampaikan ke pimpinan DPRD kalau karakter Pak Wagub memang tegas seperti itu dan karakter itu memang sulit untuk diubah," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Jumat (26/7/2013).
Kendati demikian, Jokowi meminta agar hal ini tidak perlu dibesar-besarkan ke publik. Hal itu disebabkan karakter seseorang sulit diubah dan karakter tegas Basuki sudah mendarah daging. Ia juga meminta DPRD DKI untuk dapat maklum dengan memahami karakter Basuki.
"Enggak usah rame-rame dan dibesar-besarkan untuk urusan itu. Haji Lulung hanya menyampaikan ke saya kalau Pak Ahok beri statement jangan keras-keras. Ya sudah, saya sampaikan memang karakternya Pak Ahok begitu," kata Jokowi.
Saat ditemui dalam kesempatan berbeda, Lulung mengaku tersinggung ketika Basuki menyebutkan ada oknum DPRD DKI yang ikut bermain di dalam penataan PKL dan preman di Pasar Tanah Abang. Terlebih lagi, Basuki pernah mengeluarkan wacana kalau PKL yang menolak direlokasi akan dipidanakan.
Lulung mengatakan, sebagai seorang pejabat negara, tak sepantasnya Basuki mengeluarkan pernyataan tersebut. "Saya tersinggung, tersinggung di sini artinya Wagub ngomong-nya jangan selengekan dong. Kalau ada oknum, siapa oknumnya, berhadapan sama saya, Haji Lulung," kata Lulung.
Oleh karena itu, Lulung meminta Jokowi untuk menegur Basuki yang kerap melontarkan pernyataan kontroversial. Lulung pun mengatakan bahwa sikap dan ucapan Jokowi tentang karakter Basuki itu telah membuatnya tenang.
Editor : Laksono Hari Wiwoho
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik: