Sabtu, 30 November 2013
Jokowi Latih Mata Batin Serap Kebutuhkan Masyarakat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan hanya satu hingga dua jam dirinya berada di kantor. Kebanyakan waktu kerja Jokowi mengasah mata batinnya mendengar dan melihat apa yang dirasakan masyarakat Jakarta.
Hal itu, menurut mantan Walikota Surakarta ini, dia teladani dari diri Presiden Pertama Indonesia, Bung Karno.
"Di kantor satu dua jam. Saya paling ngak kuat disuruh rapat. Saya paling seneng bukan di lapangan tapi mendekati masalah, mendekati rakyat. Itu yang saya lihat dari Bung Karno," ungkap Jokowi saat jadi pembicara dalam acara Serial Seminar Dewan Guru besar Universitas Indonesia (DGB UI) di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu (30/11/2013).
Jokowi tegaskan, bahwa sejak awal memimpin Jakarta, dirinya sangat ingin mengetahui betul bagaimana merasakan getaran dan apa yang sangat dibutuhkan rakyat.
"Kalau kita bersalaman, bersentuhan saja dengan rakyat tidak pernah, bagaimana kita bisa tahu apa yang dibutuhkan masyarakat," ucapnya disambut riuh rendah tepuk tangan para hadirin.
"Tiap hari saya lakukan. Saya ingin melatih mata batin saya untuk melihat, mendengar dan merasakan apa yang dibutuhkan masyarakat," tuturnya.
Dari situlah, menurut Jokowi aneka program kebijakan efektif bisa diambil pemerintah provinsi DKI Jakarta. Diantaranya, program Kartu Jakarta Sehat (KJS). Hingga kini sudah 3,2 juta KJS diberikan kepada masyarakat.
Program KJS tercetus, kisah Jokowi, saat dirinya terjun ke rumah masyarakat di awal kepemimpinannya. "Saya lihat masyarakat, ada yang bapaknya sakit, tapi tidak bisa ke rumah sakit, begitu juga ada ibunya yang sakit, anak-anaknya sakit. Itu yang saya lihat pertama kali di Jakarta," kenangnya.
Begitu juga dengan kebijakan Kartu Jakarta Pintar untuk mendukung pendidikan anak bangsa di Jakarta, yang kurang mampu. "Itu yang saya lihat di lapangan, " tegas Jokowi.
Survei: Setahun Jokowi
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jakarta : Duet Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama telah melewati masa satu tahun sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Namun, sejumlah masalah klasik seperti kemacetan belum dapat teratasi.
Hal itu terungkap dalam hasil survei yang dilakukan Pusat Data Bersatu (PDB) terhadap 500 orang pada periode 11 hingga 13 Oktober 2013.
Didapati sebanyak 67,5% responden mengatakan belum puas terhadap kinerja pasangan yang akrab disapa Jokowi-Ahok dalam mengatasi macet. Sementara, 38,8% lainnya menyatakan puas dan 4,6% mengaku tidak tahu.
Chairman of Pusat Data Bersatu (PDB) Didik J Rachbini mengatakan, dari data tersebut Jokowi-Ahok belum dapat memberi gebrakan yang besar untuk mengatasi masalah kemacetan.
"Karena kemacetan tidak berubah. Tidak ada upaya-upaya untuk menyelsaikan, seperti adanya gebrakan yang besar. Misalnya mengubah disiplin masyarakat. Usahanya memang ada tapi belum ada yang signifikan," kata Didik di Pascasarjana Paramadina/PGS, Komplek SCBD, Jakarta, Jumat (29/11/2013).
Selain itu, 50,8% responden mengaku belum puas terhadap pembenahan angkutan umum yang dilakukan Jokowi-Ahok. Kendati begitu, permasalahan yang dihadapi Ibukota misalnya kemacetan dan angkutan umum bukanlah semata-mata hanya menjadi tanggung jawab Jokowi dan Ahok.
"Ini tanggung jawab Jokowi dan yang lain. Kerjasama dengan berbagai pihak terkait juga dibutuhkan," ucap Didik. Survei ini menggunakan metodologi telepolling terhadap 500 responden. Margin of error survei ini plus minus 4,5%. (Mut/Ism)
Jokowi
Tribunnews.com/M Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menjadi pembicara dalam Serial Seminar Dewan Guru besar Universitas Indonesia (DGB UI) yang bertajuk 'Indonesia Menjawab Tantangan Kepemimpinan Menuju Bangsa Pemenang', Sabtu (30/11/2013).
Selain Megawati, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo juga turut menjadi pembicara dalam seminar tersebut.
Seminar itu dilaksanakan sejak 26 November hingga 30 November 2013. Megawati dan Jokowi tiba di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat pukul 09.40 WIB.
Keduanya menaiki mobil yang sama yaitu Toyota Alphard hitam bernomor polisi B 2301 MT. Kedatangan keduanya telah ditunggu oleh Ketua Dewan Guru Besar UI Prof Dr dr Biran Affandi SpOG dan juga hadirin peserta seminar.
Di dalam Alphard hitam itu juga turut hadir beberapa pengurus DPP PDI Perjuangan seperti Wasekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristianto, dan juga Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani.
Setibanya di Aula, Jokowi mendapatkan sambutan yang meriah. Tepuk tangan membahana dari para peserta seminar yang juga meneriakkan nama Jokowi.
Denda Tinggi Busway Ampuh, Jokowi Senang
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menilai, penerapan denda tinggi cukup ampuh dalam memberikan efek jera bagi warga. Dengan begitu, diharapkan ke depan masyarakat menjadi lebih tertib hukum dan sosial. Diakui Jokowi, penerapan denda tinggi tersebut diconteknya dari negera tetangga Singapura. "Sekarang kita orientasi pada denda. Karena, orang takutnya dengan denda besar. Di Singapura juga begitu," ujar Jokowi.
Dikatakan Jokowi, dengan dikenakan denda besar, warga akan berpikir ulang jika melakukan sesuatu. Karena menurutnya jika hanya dikenakan denda sebesar Rp 50 ribu, hal itu tidak akan memberikan efek jera. "Ini untuk menuju ke sebuah kebiasaan tertib hukum dan sosial. Kalau tidak ada sanksi, atau cuma kena Rp 50 ribu, itu bakal diulang-ulang kesalahannya. Coba kalau Rp 500 ribu atau Rp 1 juta," katanya seperti dilansir situs beritajakarta.
Ditambahkan Jokowi, dengan adanya denda yang tinggi, masyarakat menjadi takut. Sehingga hal itu akan menjadi kebiasaan. "Dari denda akan jadi kebiasaan. Dari kebiasaan jadi budaya dan jadi gaya hidup kita," katanya.
Seperti diketahui, saat ini bagi penerobos bus Transjakarta akan dikenakan denda maksimal, yakni Rp 500 ribu untuk pengendara motor dan Rp 1 juta untuk pengendara mobil. Selain itu, bagi warga yang membuang sampah sembarangan sesuai dengan Perda Nomor 3 tahun 2013 tentang pengelolaan sampah juga akan dikenakan denda Rp 500 ribu untuk perorangan dan Rp 50 juta untuk korporasi.
Jumat, 29 November 2013
Budaya Teknologi dan SMS untuk Jokowi
Citizen6, Jakarta: Keinginan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) untuk bisa berdialog secara langsung dengan warga dengan memberikan nomor telepon pribadi saat acara rembuk provinsi pada Rabu 28 Noember 2013 pagi, rupanya berbuntut rusaknya ponsel Jokowi. Di luar dugaan, ratusan pesan singkat masuk secara beriringan tiada hentinya. Alhasil, handphone Jokowi mengalami hang.
"Langsung masuk 540 sms, telepon genggam saya itu langsung rusak," ujarnya di Balaikota, Jakarta, Kamis 28 November 2013 sore. (1) Tidak dirinci memang siapa yang me-sms Jokowi, tapi kini di Jakarta atau Indonesia menjadi penguna ke-6 terbesar di dunia dalam pengunaan telepon seluler. The Globe Journal melaporkan hampir 236 juta handphone digunakan oleh orang di Indoensia. Jumlah ini tentu dengan asumsi banyak orang di Indonesia yang mengunakan lebih dari satu telepon seluler. Masyarakat yang begitu mengetahui nomor telpon seluler Jokowi pun langsung mencoba nomor tersebut. Memang Jokowi tidak berbohong. Nomor tersebut adalah nomor yang digunakannya atau paling tidak berada pada ajudan, orang yang posisinya berdekatan dengannya.
Mungkin saja banyak motif orang yang me-sms ke nomor pribadinya tersebut, mulai yang sekedar coba-coba hingga yang benar-benar percaya. Dengan melakuan hubungan sms ini, siapa pun dia dan apalagi nomor itu benar dimiliki oleh Jokowi, maka orang tersebut akan merasa dekat (terlebih) jika kemudian memperoleh response. Jadi untuk gubernur sepopuler Joko Widodo bukanlah sebuah hal yang aneh jika dalam satu kesempatan, begitu di buka ada ratusan sms masuk ke telepon selulernya.
Pemikiran McLuhan
Sebenarnya teknologi komunikasi seperti ini jauh hari sudah dipikirkan oleh Marshall McLuhan, seorang pemikir komunikasi yang paling terdepan pada masanya di era tahun 60 hingga 80. Pada tahun 60-an ide-idenya banyak dipertanyakan orang, tapi justru sekarang semua yang dipikirkannya justru menjadi kenyataan. Pemikiran McLuhan dimulai sejak ia masih kecil, saat berada di padang rumput, ia membayangkan adanya sebuah dunia flat - kampung besar yang tanpa batas atau sekat. " Things became smaller as they receded into the distance". Kepercayaan tersebut merupakan konsep awal tentang terdistorsinya konsepsi jarak dan waktu.
Dasar pemikiran McLuhan ini mendapat banyak pertanyaan karena pada awal tahun 60 an - teknologi komunikasi masih sangat terbatas, jaringan televisi, telepon, radio, dan lain-lain masih terbatas. (2) Namun McLuhan sudah memprediksi akan terjadinya masa, dimana teknologi komunikasi akan menuju sebuah era elektronik bahkan (kemudian) digital, yang kemudian di sebutnya sebagai " Medium is the Message". Hal inilah yang memungkinkan pemikirannya soal " Global Village" ini terwujud.
McLuhan sangat percaya manusia atau masyarakat akan membuat teknologi-teknologi yang bisa menjawab bagaimana mereka akan berinteraksi langsung sehingga Global Village ini bisa terwujud. Dalam bahasa yang lebih lugas, pemikiran McLuhan ini disebut sebagai determinisme teknologi, yang dapat diartikan bahwa setiap kejadian atau tindakan yang dilakukan manusia itu akibat pengaruh dari perkembangan teknologi. (3) Jadi kini di era teknologi komunikasi yang serba cangih ini, seseorang pemimpin harus mau terjangkau oleh masyarakat, sebab tidak ada alasan untuk tidak bisa meresponse apa yang dihendaki oleh masyarakat.
Masalahnya sekarang perangkat telepon seluler yang cangih ini fungsinya bukan hanya bisa me-sms - Jokowi tetapi memiliki fungsi-fungsi lain. Profesor James E Katz yang berasal dari Feld Emerging Media di Universitas Boston University of Communication, dalam studi penelitiannya studi media melihat bagaimana sebuah teknologi komunikasi yang bernama telepon seluler menjadi teknologi yang paling pribadi. Sesuatu yang pribadi itu kemudian digunakan oleh berbagai kalangan dari anak -anak, remaja hingga orang tua. Selain itu, telepon seluluer pun digunakan mulai dari remaja di perkotaan hingga pekerja informal bahkan hingga digunakan untuk kepentingan science seperti kesehatan. Bahkan seorang pedagang sayur pun kini memanfaatkan teknologi ini untuk mendapatkan keuntungan dari kompresi ruang-waktu (Harvey 1989).
Aspek Budaya Teknologi
Meski di satu sisi banyak manfaat dari teknologi komunikasi, tapi teknologi perlu dilihat dari aspek budayanya. Dalam konteks telpon seluler ini misalnya perlu dilihat aspek budaya yang meliputi tujuan, perilaku, tatanilai, norma, etika, kepercayaan yang melekat di masyarakat yang mengunakan teknologi. Aspek terakhir budaya dalam teknologi tidak bersifat netral - tidak dalam kondisi seharusnya dimana penguna teknologi komunikasi seharusnya beretika, memiliki norma, dan lain-lain, tapi justru teknologi komunikasi seperti telpon seluler justru kerap digunakan untuk hal-hal negatif.
Seperti misalnya Budaya instan, mudah menampilkan kemarahan dan tindakan-tindakan emosional lainnya semudah memainkan ibu jari pada tuts keypad telepon pintar yang sudah menjadi salah satu budaya baru bagi masyarakat. Dalam imajinasi penulis yang melakukan itu, hampir rata-rata di antara kita kini dengan sangat mudahnya membeberkan dan menampilkan kondisi-kondisi emosi atau perasaan terkini. Meskipun kadang dengan tujuan yang tidak jelas juga.
Instanisasi symbol-symbol emosi/perasaan yang sering bisa di download pada gadget (dikenal dengan Emoticon, bahkan kakao talk meluncurkan produknya dengan mengusung emoticon-nya yang lebih "unyu-unyu" yang difungsikan sebagai pengganti emosi dalam kalimat atau tulisan pada saat chat berlangsung secara terus-menerus dengan frekuensi yang tinggi ditengarai oleh penulis bisa menjadi salah satu faktor pengubah perilaku atau budaya penggunanya. "Menggampangkan" sebuah makna emosi adalah sumbernya. Masyarakat menjadi lebih mudah melampiaskan emosi-emosi sesaatnya itu.
KategoriTeknologi - Budaya
Lewis Thomas mengkategorikan teknologi ke dalam real high technology dan halfway technology. Sebuah teknologi dikatakan real high technology jika teknologi dapat digunakan secara efektif dan tidak memakan biaya yang begitu besar, dan tidak membebankan penggunanya. Sedangkan halfway technology adalah teknologi yang bermanfaat, namun tidak semua orang dapat merasakan manfaatnya. Hal ini disebabkan teknologi tersebut tidak terjangkau oleh semua orang dan tidak dapat diaplikasikan setiap saat.
Dalam konteks sms Jokowi inilah, teori real high technology ini diterapkan. Harga telpon seluler yang cukup terjangkau, sms yang murah dan mudah pengunaanya menyebabkan banyaknya sms itu masuk ke nomor telpon Jokowi. (4) Meski pengunaan teknologi real high teknologi ada pada telpon seluler, namun dampak negatifnya harus dipikirkan. Jadi, bila warga Jakarta ataupun warga Indonesia lainnya yang perduli pada pembangunan ibukota, sms lah ke nomor Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, sesuatu yang berguna dan penuh tanggung jawab. (Bayu Santoso/Raymond Kaya/mar)
Bayu Santoso dan Raymond Kaya, Keduanya adalah Mahasiswa Magister Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Kamis, 28 November 2013
Jokowi Dapat Tepuk Tangan, SBY Tidak
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jakarta : Jokowi, tokoh populer itu kembali menyita perhatian. Kali ini, terjadi saat peringatan Hari Guru dan HUT ke-68 PGRI di Istora Senayan, Jakarta. Popularitas Jokowi tak tertandingi, meski satu forum dengan tokoh sekaliber Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dalam acara itu, Jokowi mendapat tepuk tangan meriah dari sekitar 9.000 guru saat namanya disebut dalam deretan nama pejabat negara.
Berita tersebut menjadi salah satu informasi yang menduduki 5 berita terfavorit bagi sahabat JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT edisi Rabu 27 November 2013 kemarin.
Berikut 5 berita tersebut:
1. Beda SBY, Jokowi Disambut Meriah Oleh Para Guru
Nama Presiden SBY dan pejabat negara disebut, suasana tetap saja senyap. Namun saat pembawa acara menyebut Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, sekitar 9.000 guru yang hadir dalam peringatan Hari Guru dan HUT ke-68 PGRI di Istora Senayan, Jakarta itu langsung bertepuk tangan.
Wajah Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo itu yang kemudian disorot kamera dan dipantulkan ke layar besar di bagian depan terlihat tak bereaksi. Justru sebagian guru yang kemudian tertawa menyadari apa yang terjadi.
2. Sinkhole `Telan` Empang di Bosnia, Warga: Pertanda Kiamat...
Warga Sanica, Bosnia terkejut bukan kepalang, hanya dalam semalam, empang besar di desa mereka lenyap ditelan sinkhole alias lubang runtuhan. Air, ikan, bahkan pepohonan di dekatnya tersedot ke dalam lubang nan dalam. Empang berukuran lebar 20 meter dan dalam 8 meter kalah dari sinkhole yang ukurannya lebar 50 meter sedalam 30 meter.
Peristiwa itu terjadi 2 pekan lalu. Empang tenang dengan air diselimuti alga hijau yang jadi lokasi favorit memancing, tiba-tiba berubah bak kawah Bulan. Di pinggiran lubang raksasa itu, ikan-ikan yang lolos dari sinkhole menggelepar mati.
3. Tersangka Penyiram Kopi ke Dokter Dikenal Sebagai Bos
HH (50) tersangka penyiram kopi kepada dokter Fransiska dikenal dekat dengan DR (18). Ayah DR, Zen Rusdy mengaku anaknya sudah kenal dengan HH selama setahun terakhir. Perkenalan itu berawal saat DR lulus SMA pada 2012 dan ikut bekerja dengan teman-teman sekolahnya. Namun, HH baru diperkenalkan kepada Zen sejak 7 bulan lalu.
Meski begitu, Zen belum pernah mengunjungi rumah HH. Zen hanya mengetahui HH bekerja sebagai pimpinan salah satu perusahaan.
4. `Pembantu` Abbott Akui Australia Sadap SBY
Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott belum mengakui negaranya melakukan penyadapan terhadap Indonesia, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Akan tetapi 'pembantu' Abbott yakni Menteri Perdagangan Australia Andrew Robb memilih sikap berbeda. Dia mengungkapkan, penyadapan itu memang benar terjadi.
"Sangat disayangkan, penyadapan ini telah terungkap di publik. Tapi hal itu memang benar adanya. Ini fakta," ungkap Andrew dalam wawancara dengan televisi ABC, seperti dimuat The Age dan Guardian, Rabu (27/11/2013).
Andrew memang tidak mengungkap secara detail seperti apa penyadapan itu dilakukan. Ia mengaku tidak tahu soal aksi spionase secara rinci.
5. Duo Pengemis di Jaksel Kumpulkan Rp 25 Juta dalam 15 Hari
Penghasilan para pengemis di Jakarta ternyata sangat menggiurkan. Dari pengakuan 2 pengemis yang ditangkap petugas Dinas Sosial Jakarta Selatan, Walang bin Kilon (54) dan Sa`aran (60), mereka mampu meraup Rp 25 juta hanya dalam waktu 15 hari mengemis.
Menurut Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan Abdul Rahman Anwar, uang Rp 25 juta itu dikumpulkan oleh Walang dan Sa'aran saja. Mereka mengumpulkan uang-uang itu dari mengemis di wilayah Pancoran dan sekitar Jakarta Selatan. (Ali/Rmn)
Ganjar Pranowo Belum Tahu Tim Khusus Serang Jokowi di Jawa ...
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi PDIP yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku belum mengetahui adanya tim khusus untuk menyerang Gubernur DKI Joko Widodo di Jawa Tengah.
"Saya enggak mengerti, kalau saya (ditanya) ada timnya atau tidak (untuk menjatuhkan Jokowi) saya tidak mengerti soal itu," kata Ganjar di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Ganjar mengatakan menjelang pemilu 2014, tokoh-tokoh populer akan sering terkena serangan politik dari berbagai pihak.
"Siapapun enggak hanya mas Jokowi saja saya kira tapi potensi-potensi yang bakal menjadi capres juga akan seperti itu, Buat saya tinggal di manage saja isu politiknya," ujarnya.
Sedangkan mengenai kasus yang membelit Mantan Wali Kota Surabaya Bambang DH, Ganjar mengatakan hal itu menjadi peringatan bagi partai.
"Saya mengamati bahwa jangan sampai kita masuk sudut untuk di tembaki," ujarnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Tjahjo Kumolo melihat adanya upaya memperburuk citra Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi mendekati Pemilu 2014. Pesaing Jokowi, menurut Tjahjo, sudah membentuk tim khusus untuk memperburuk citra mantan Wali Kota Surakarta tersebut.
"Mereka membentuk tim khusus untuk men-down grade Jokowi. Tapi faktor X dalam tahun politik itu menarik, ada upaya mencari tsunami untuk porak porandakan PDI Perjuangan," ujar Tjahjo di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (18/11/2013) kemarin.
Tim khusus itu, lanjut Tjahjo, bahkan sengaja mendatangi Solo, Jawa Tengah untuk mengumpulkan informasi. Tjahjo mengaku menerima informasi ada upaya pengumpulkan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) hanya untuk mencari keburukan Jokowi. Selain itu, tim ini juga bergerak kepada para pemilik media massa untuk mengurangi porsi pemberitaan Jokowi.
Jokowi Menanti Tiang Monorel Kering
Kamis, 28 November 2013 | 05:41 WIB
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo melihat kondisi bagian dalam kereta monorel yang dipamerkan di kawasan Monas, Jakarta, Rabu (26/6). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jakarta-- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyatakan, pengerjaan proyek monorail sudah mencapai tahap menunggu mengeringnya tiang. "Tunggu kering tiang beton penyangganya," kata Jokowi, sapaan akrabnya, saat ditemui di kantor Balai Kota DKI Jakarta pada Rabu, 27 November 2013. Pembangunan moda transportasi massal tersebut sudah dimulai sejak 16 Oktober lalu. Pada tahap pengerjaan awal, pembangunan rute green line akan dilakukan sepanjang 11,5 km yang membentang dari Kuningan - Kuningan Sentral - Gatot Subroto - Senayan - Asia Afrika - Pejompongan - Karet - Dukuh Atas dan kembali ke Kuningan. Jokowi menyatakan, seluruh urusan konstruksi diserahkan kepada kontraktor. "Pelaksanaannya lagi nanti tanya sama yang kerja," kata Jokowi. Jokowi menyatakan, dirinya sudah menerima laporan dan menanyakan soal desain terminal stasiun. Mengenai urusan pembayaran, Jokowi menyerahkan urusan tersebut kepada swasta. "Kita tunjukkan saja kerja kita," kata Jokowi. Jokowi mengatakan, nantinya Transjakarta koridor Kampung Melayu nantinya terintegrasi dengan monorel. Jokowi mengatakan, pembangunan tiang tersebut tidak akan mengganggu arus lalu lintas karena pembuatan tiang dikerjakan di pabrik. "Jadi ga bakal ganggu lalin," kata Jokowi. Ada pun untuk tiang-tiang lama, menurut Jokowi, kondisinya masih dalam uji konstruksi tiang batu untuk tumpuan berat. "Kalau urusan bayar-membayar, urusan Monorel sama Adi Karya," kata Jokowi.Pemotor 'Juara' Terobos Jalur TransjakartaTiga Opsi Perluasan Bandara Soekarno Hatta Ahok Terima Sumbangan 30 Bus TransjakartaCuaca Hari Ini, Hujan Lebat Hanya di Bogor
Rabu, 27 November 2013
`Cek Ombak` Jokowi... Hatta atau Gita
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jakarta : Tak seperti biasa. Selasa pagi itu Jokowi tak langsung menuju ke Jalan Medan Merdeka Selatan, tempatnya berkantor selama ini. Dia malah menuju Stasiun Cikini, Jakarta Pusat. Pria asal Solo ini rupanya tak sendiri. Di Stasiun Cikini itu, dia bertemu dengan Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Ada juga Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak di situ.
"Saya diajak Pak Hatta.... Hehehe," kata Jokowi yang berkemeja putih itu di Stasiun Cikini, Jakarta, Selasa 26 November 2013.
Pagi itu ternyata ketiganya ada acara di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Mereka akan menghadiri acara konsultasi dan diskusi publik soal masalah banjir dan penurunan tanah di Ibukota. Tanpa mobil dinas, ketiganya memilih naik Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line.
"Ini bukan pertama kali naik kereta. Sudah sering naik kereta. Ya, kita pilih naik commuter. Kalau naik mobil, nanti kamu protes kenapa pakai mobil... Hehehe," ujar Hatta.
Sebagai Gubernur DKI, Jokowi menyempatkan diri berkeliling stasiun. Metromini yang terparkir dia cek kondisinya. Pemilik nama lengkap Joko Widodo itu juga menanyakan jenis-jenis tiket Commuter Line, seperti single trip dan multitrip. Kemudian, bersama Hatta membeli tiket single trip.
Sambil menunggu kedatangan KRL tujuan Depok, Jokowi, Hatta, dan Hermanto sempat berdiskusi mengenai konsep, anggaran reklamasi pantai, serta terkait koordinasi antara Pemprov DKI dengan Pemerintah Pusat.
Di dalam kereta, Jokowi dan Hatta juga menyempatkan diri menjawab pertanyaan sejumlah penumpang soal transportasi, dari yang mengeluh hingga memberi saran. Jokowi dan Hatta, tampil akrab.
Spekulasi
Kedekatan Jokowi dan Hatta memantik spekulasi. Maklum, tahun pemilu sudah di ambang pintu. Apalagi, kedua tokoh itu disebut-sebut berpotensi menjadi calon presiden pada Pemilu 2014. Jokowi disebut menjadi calon kuat dari PDIP. Sementara, Hatta digadang maju dari PAN yang dia pimpin.
"Menurut saya, ini duet maut yang menggoyang konstelasi politik nasional menjelang 2014 ini," kata Wakil Sekretaris Jenderal PAN Teguh Juwarno Teguh dalam pesan singkatnya kepada JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.
Teguh yang juga anggota Komisi V DPR ini menjelaskan, duet Jokowi-Hatta untuk Pilpres 2014 mendatang sangatlah cocok. Sebab, keduanya memiliki kemampuan yang saling melengkapi. "Kombinasi antara solidarity maker dengan teknokrat. Jadi saling melengkapi," tandas Teguh.
Memang, sejumlah survei menyebut kedua tokoh ini pantas disandingkan dalam Pilpres 2014. Dalam jajak pendapat Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Jokowi dan Hatta dijagokan sebagai duet capres Poros Tengah. Mereka disebut sebagai pasangan yang ideal. Sosok tokoh nasional diwakili Jokowi dan tokoh Islam oleh Hatta.
Sementara, jajak pendapat pembaca Harian Nonstop edisi November 2013, menempatkan Jokowi dan Hatta pada 2 peringkat teratas. Dari 1.100 kupon Jajak Pembaca yang masuk, Jokowi mendapatkan 25%, sedangkan Hatta Rajasa meraih 20%.
Di Universitas Indonesia itu, kualitas kerja Jokowi juga dikagumi Hatta. Jokowi lantas dipuji-puji. "Saya suka pola kerja Pak Jokowi. Ayo kerjakan, tuntaskan," kata Hatta.
Menurut Hatta, Jokowi sangat bertanggung jawab pada setiap program serta kebijakan dalam rangka membenahi Jakarta. Terutama mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah kemacetan yang sudah sangat parah di DKI saat ini.
Namun bagi PDIP, bertemunya Jokowi dan Hatta itu tidak ada muatan politis. Kegiatan itu diklaim hanya untuk menyinergikan kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
"Jadi, bertemunya Pak Jokowi dan Pak Hatta lebih pada upaya menyinergikan kebijakan daripada dimaknakan secara politik," kata Wakil Sekjen PDIP Hasto Kristianto.
Tapi Hasto menganggap wajar jika pertemuan itu ditafsirkan pemanfaatan popularitas Jokowi oleh pihak tertentu. Mengingat saat ini adalah tahun politik dan Hatta tengah digadang-gadang sebagai Capres 2014 mendatang.
"Kalau toh ada upaya memanfaatkan pertemuan tersebut secara politik ya itu wajar-wajar saja," ungkap dia.
Bagi Hasto, pertemuan kader populer PDIP dengan Hatta Rajasa itu tidak lebih untuk menyinergikan kebijakan pusat dan daerah. "Biar para pejabat negeri ini memahami masalah rakyatnya," tutur Hasto.
Cek Ombak?
Sebenarnya, ini bukan kali pertama Jokowi tampil bersama tokoh yang disebut berpotensi menjadi Capres 2014. Sebelumnya, mantan Walikota Solo, Jawa Tengah, ini juga pernah tampil bareng peserta Konvensi Capres Demokrat Gita Wirjawan.
Kala itu, keduanya mendampingi Perdana Menteri Belanda YM Mark Rutte ke Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Jokowi dan Gita bahu-membahu memberi penjelasan mengenai kondisi Jakarta pada Rutte.
Soal kedekatan dengan para tokoh itu, Jokowi membantah testing the water atau bahkan cek ombak alias mengetes pandangan dan reaksi masyarakat mengenai calon wakil presiden pendampingnya.
"Musti dilihat ya. Waktu ke Waduk Pluit itu saya kan enggak ngerti. Nah, Perdana Menteri Belanda diantar oleh Pak Gita," ujar Jokowi di Balaikota DKI Jakarta.
Begitu juga dengan perjalanan kereta ke Depok itu. Jokowi mengaku hanya diajak saja. Dia mengaku kegiatan itu bukanlah inisiatifnya. Acara naik kereta itu ternyata digagas oleh Hatta.
"Kan ada dialog publik soal The National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Ya urusan itu terkait dengan Pak Hatta. Kemarin ngajak, 'Mas enggak usah naik mobil, naik KRL saja'," ucap Jokowi menirukan ucapan Hatta. (Eks/Mut)
`Cek Ombak` Jokowi Jelang Pemilu
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jakarta : Tak seperti biasa. Selasa pagi itu Jokowi tak langsung menuju ke Jalan Medan Merdeka Selatan, tempatnya berkantor selama ini. Dia malah menuju Stasiun Cikini, Jakarta Pusat. Pria asal Solo ini rupanya tak sendiri. Di Stasiun Cikini itu, dia bertemu dengan Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Ada juga Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak di situ.
"Saya diajak Pak Hatta.... Hehehe," kata Jokowi yang berkemeja putih itu di Stasiun Cikini, Jakarta, Selasa (26/11/2013).
Pagi itu ternyata ketiganya ada acara di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Mereka akan menghadiri acara konsultasi dan diskusi publik soal masalah banjir dan penurunan tanah di Ibukota. Tanpa mobil dinas, ketiganya memilih naik Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line.
"Ini bukan pertama kali naik kereta. Sudah sering naik kereta. Ya, kita pilih naik commuter. Kalau naik mobil, nanti kamu protes kenapa pakai mobil... Hehehe," ujar Hatta.
Sebagai Gubernur DKI, Jokowi menyempatkan diri berkeliling stasiun. Metromini yang terparkir dia cek kondisinya. Pemilik nama lengkap Joko Widodo itu juga menanyakan jenis-jenis tiket Commuter Line, seperti single trip dan multitrip. Kemudian, bersama Hatta membeli tiket single trip.
Sambil menunggu kedatangan KRL tujuan Depok, Jokowi, Hatta, dan Hermanto sempat berdiskusi mengenai konsep, anggaran reklamasi pantai, serta terkait koordinasi antara Pemprov DKI dengan Pemerintah Pusat.
Di dalam kereta, Jokowi dan Hatta juga menyempatkan diri menjawab pertanyaan sejumlah penumpang soal transportasi, dari yang mengeluh hingga memberi saran. Jokowi dan Hatta, tampil akrab.
Spekulasi
Kedetakan Jokowi dan Hatta memantik spekulasi. Maklum, tahun pemilu sudah di ambang pintu. Apalagi, kedua tokoh itu disebut-sebut berpotensi menjadi calon presiden pada Pemilu 2014. Jokowi disebut menjadi calon kuat dari PDIP. Sementara, Hatta digadang maju dari PAN yang dia pimpin.
"Menurut saya, ini duet maut yang menggoyang konstelasi politik nasional menjelang 2014 ini," kata Wakil Sekretaris Jenderal PAN Teguh Juwarno Teguh dalam pesan singkatnya kepada JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.
Teguh yang juga anggota Komisi V DPR ini menjelaskan, duet Jokowi-Hatta untuk Pilpres 2014 mendatang sangatlah cocok. Sebab, keduanya memiliki kemampuan yang saling melengkapi. "Kombinasi antara solidarity maker dengan teknokrat. Jadi saling melengkapi," tandas Teguh.
Memang, sejumlah survei menyebut kedua tokoh ini pantas disandingkan dalam Pilpres 2014. Dalam jajak pendapat Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Jokowi dan Hatta dijagokan sebagai duet capres Poros Tengah. Mereka disebut sebagai pasangan yang ideal. Sosok tokoh nasional diwakili Jokowi dan tokoh Islam oleh Hatta.
Sementara, jajak pendapat pembaca Harian Nonstop edisi November 2013, menempatkan Jokowi dan Hatta pada 2 peringkat teratas. Dari 1.100 kupon Jajak Pembaca yang masuk, Jokowi mendapatkan 25%, sedangkan Hatta Rajasa meraih 20%.
Di Universitas Indonesia itu, kualitas kerja Jokowi juga dikagumi Hatta. Jokowi lantas dipuji-puji. "Saya suka pola kerja Pak Jokowi. Ayo kerjakan, tuntaskan," kata Hatta.
Menurut Hatta, Jokowi sangat bertanggung jawab pada setiap program serta kebijakan dalam rangka membenahi Jakarta. Terutama mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah kemacetan yang sudah sangat parah di DKI saat ini.
Namun bagi PDIP, bertemunya Jokowi dan Hatta itu tidak ada muatan politis. Kegiatan itu diklaim hanya untuk menyinergikan kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
"Jadi, bertemunya Pak Jokowi dan Pak Hatta lebih pada upaya menyinergikan kebijakan daripada dimaknakan secara politik," kata Wakil Sekjen PDIP Hasto Kristianto.
Tapi Hasto menganggap wajar jika pertemuan itu ditafsirkan pemanfaatan popularitas Jokowi oleh pihak tertentu. Mengingat saat ini adalah tahun politik dan Hatta tengah digadang-gadang sebagai Capres 2014 mendatang.
"Kalau toh ada upaya memanfaatkan pertemuan tersebut secara politik ya itu wajar-wajar saja," ungkap dia.
Bagi Hasto, pertemuan kader populer PDIP dengan Hatta Rajasa itu tidak lebih untuk menyinergikan kebijakan pusat dan daerah. "Biar para pejabat negeri ini memahami masalah rakyatnya," tutur Hasto.
Cek Ombak?
Sebenarnya, ini bukan kali pertama Jokowi tampil bersama tokoh yang disebut berpotensi menjadi Capres 2014. Sebelumnya, mantan Walikota Solo, Jawa Tengah, ini juga pernah tampil bareng peserta Konvensi Capres Demokrat Gita Wirjawan.
Kala itu, keduanya mendampingi Perdana Menteri Belanda YM Mark Rutte ke Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Jokowi dan Gita bahu-membahu memberi penjelasan mengenai kondisi Jakarta pada Rutte.
Soal kedekatan dengan para tokoh itu, Jokowi membantah sedang test the water atau mengetes pandangan dan reaksi masyarakat mengenai calon wakil presiden pendampingnya.
"Musti dilihat ya. Waktu ke Waduk Pluit itu saya kan enggak ngerti. Nah, Perdana Menteri Belanda diantar oleh Pak Gita," ujar Jokowi di Balaikota DKI Jakarta.
Begitu juga dengan perjalanan kereta ke Depok itu. Jokowi mengaku hanya diajak saja. Dia mengaku kegiatan itu bukanlah inisiatifnya. Acara naik kereta itu ternyata digagas oleh Hatta.
"Kan ada dialog publik soal The National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Ya urusan itu terkait dengan Pak Hatta. Kemarin ngajak, 'Mas enggak usah naik mobil, naik KRL saja'," ucap Jokowi menirukan ucapan Hatta. (Eks/Mut)
Selasa, 26 November 2013
3 Skenario PDIP agar Jokowi Jadi Presiden
Selasa, 26 November 2013 | 06:11 WIB
Gubernur DKI Jakarta Jokowi mengenakan helm dan pakaian proyek saat menghadiri peletakan batu pertama pembangunan lima pasar rakyat di pasar Manggis, Jakarta (6/11). Tempo/Dian Triyuli Handoko
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jakarta -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tak akan mengumumkan calon presiden dalam waktu dekat. Ketua PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidajat mengatakan partainya akan fokus pada pemilihan legislator agar memperoleh 27 persen suara, sehingga bisa mengajukan calon presiden tanpa perlu berkoalisi. "Yang penting, partai kami solid dulu," kata Djarot saat dihubungi kemarin. Setelah pemilihan legislator, kata bekas Wali Kota Blitar itu, barulah pembicaraan intensif soal calon presiden dimulai.Selain mempertimbangkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, PDI Perjuangan masih memperhitungkan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri kembali menjadi calon presiden. Sumber Tempo yang menjadi pengurus teras partai banteng mengatakan partainya menyiapkan tiga skenario soal calon presiden. Opsi pertama adalah memasangkan Megawati dengan Jokowi. Skenario kedua, mengusung Jokowi sebagai calon presiden dengan kader internal sebagai pendamping. Sedangkan pilihan ketiga adalah menyandingkan Jokowi dengan orang dari luar partai.Menurut sumber ini, pengurus partai memang memperhitungkan elektabilitas Jokowi yang jauh melebihi calon presiden lain. Dalam survei internal pun, kata sumber yang juga anggota DPR itu, Jokowi mampu meraup 30 persen suara. Perolehan itu jauh mengungguli Megawati yang hanya dipilih 23 persen responden. (Baca: Jokowi Tersandera, Prabowo-ARB Melenggang)Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo, menyatakan belum mengetahui adanya skenario tersebut. "Saya tidak bisa membenarkan atau membantah karena memang tidak tahu," ujarnya. Sedangkan Djarot membenarkan partainya membuat analisis mengenai Pemilu 2014. Tapi, dia enggan menceritakan isi analisis itu. "Urusan dapur partai tak boleh diketahui pihak lain."Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana, menduga PDI Perjuangan hanya akan mengajukan Megawati atau Jokowi sebagai calon presiden. Jika mengusung Megawati, kata Ari, PDI Perjuangan ada kemungkinan akan mengajukan Jokowi sebagai pendamping. Sedangkan jika Jokowi menjadi calon presiden, calon bisa berasal dari internal partai, seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo atau putri Megawati, Puan Maharani."Kalau skenario ini diambil, perolehan suaranya lebih tinggi ketimbang mencalonkan Megawati." Ari juga menilai orang dari luar PDI Perjuangan, seperti bekas wakil presiden Jusuf Kalla dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md., bisa menjadi pendamping Jokowi. Tapi jika gagal memperoleh 25 persen suara-sebagai syarat mengusung calon presiden-kata Ari, PDI Perjuangan akan berkoalisi dengan partai lain. (Lihat: Aburizal Bakrie Jadi Cawapres Jokowi?)Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, memperkirakan perolehan suara PDIP bakal melejit jika mengusung Jokowi sebelum pemilihan legislator. Hasil survei Indikator Politik menunjukkan PDIP bakal menjadi pemenang pemilu dan mengungguli Golkar ataupun Demokrat.SUNDARI | LINDA TRIANITA | INDRA WIJAYABerita Terpopuler Lainnya:Sosok Suhardi Alius, Kabareskrim Baru Soal Megawati, Pengamat: Dia Selera Orang TuaInilah Cara NSA Sadap 50.000 Jaringan Komputer Australia Khawatir Indonesia Berpihak ke CinaTommy Soeharto Bantah Terima Suap dari Rolls-Royce
Senin, 25 November 2013
Urus Permukiman, Ini Saran Dahlan untuk Jokowi
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Di awal pemerintahan Joko Widodo, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengaku pernah memberi saran pada mantan Walikota Surakarta itu agar program perumahan yang dibangun dengan anggaran pemerintah bisa tepat sasaran, dan menghilangkan pemukiman kumuh di ibukota.
"Sudah saya sampaikan ke Pak Jokowi, perumahan yang dibangun dengan APBN sebaiknya menyelesaikan perumahan kumuh, bukan yang baru. Sehingga konsep ke depan, perumahan yang didanai dengan APBN harus dengan konsep bedol desa atau bedol RW," ujarnya, Senin (25/11/2013).
Lebih lanjut ia mengatakan nantinya, konsep bedol desa atau bedol RW itu ditawarkan kepada masyarakat seluruh RW atau seluruh RT dengan mekanisme lelang. Dengan demikian, ada perbaikan tingkat kehidupan masyarakat.
"Bapaknya tadinya tinggal di rumah kumuh, tapi anaknya jangan lagi. Mereka harus pindah ke rumah susun yang lebih bagus," imbuh mantan Dirut PLN itu.
Di sisi lain, ia juga mewanti-wanti agar pemprov DKI hati-hati dalam membuat prasyarat kepemilikan rumah. Hal itu, kata dia, agar program penyediaan rumah oleh pemprov bisa tepat sasaran.
"Memang syaratnya sederhana, dia belum punya rumah. Tapi menurut saya itu kurang keras. Ternyata dia tinggal di rumah mertua, yang notabene orang kaya," jelas Dahlan.
"Dia dapat (rumah) karena masuk klasifikasi pendaftaran. Menurut saya seperti ini tidak boleh terjadi lagi. Harus bisa dinikmati masyarakat paling bawah. Bukan yang sebetulnya dia mampu beli rumah komersial tapi numpang mertua," pungkasnya.
Editor : Bambang Priyo Jatmiko
Orang Dekat Setuju Jokowi Nyapres
Senin, 25 November 2013 | 18:38 WIB
Para kader partai menunjukkan kaos bergambar wajah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang bertuliskan Jokowi 2014 usai Rakernas PDIP saat dijual di Ancol, Jakarta, (08/09). TEMPO/Dasril Roszandi
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jakarta - Pengamat kebijakan publik Andrinof Chaniago setuju dengan wacana pengusungan Joko Widodo sebagai calon presiden. Tapi dia menyebutkan syarat yang harus dipenuhi oleh Gubernur DKI Jakarta itu. "Asal perbaikan Jakarta bisa terjamin," katanya saat dihubungi Tempo, Senin, 25 November 2013. Menurut Andrinof, Jokowi harus mampu memberikan garansi kepada masyarakat bahwa cita-citanya memperbaiki Jakarta yang disampaikannya saat kampanye pilkada DKI Jakarta tahun lalu bisa terus berjalan. Alasannya, dia dipercaya menjadi gubernur oleh publik untuk memperbaiki Ibu Kota. "Kalau perbaikan lainnya juga bisa berjalan ya, bagus," ujarnya. Andrinof adalah satu di antara orang-orang di lingkaran terdekat Jokowi saat memenangkan pilkada Jakarta. Usaha Andrinof dalam mendukung Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta dimaksudkannya agar kondisi Jakarta bisa diperbaiki. Dia pun meyakini sosok Jokowi bisa membenahi wajah Ibu Kota yang terkesan kian semrawut dari tahun ke tahun.Dia juga mengakui masih kerap memberikan masukan kepada Jokowi saat ini. Tapi dia menolak berkomentar apakah komunikasi antara dirinya dan Jokowi juga menyinggung soal pilpres 2014 mendatang. Andrinof juga tidak menjawab apakah dia bersedia untuk menjadi membantu Jokowi lagi nanti bila kader PDIP asal Solo, Jawa Tengah, itu benar-benar mencalonkan diri."Yang jelas saya terus memberi masukan untuk kebijakan Pemprov DKI," kata Andrinof. Jokowi sendiri terus mendominasi polling dari sejumlah lembaga survei. Terakhir, Indikator Politik Indonesia menempatkan mantan Wali Kota Solo itu pada urutan teratas dengan 47 persen suara. Dia jauh mengungguli Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto yang meraih 15,8 persen, Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (12,6 persen), dan peserta konvensi calon presiden Demokrat Dahlan Iskan (3,7 persen).DIMAS SIREGARTerpopulerTKI Dapat Warisan Rp 9,5 Miliar dari Majikannya Singapura Turut Bantu Australia Sadap IndonesiaAburizal Bakrie Menjawab Soal Operasi Dagu Begini Peran Singapura dalam Penyadapan AustraliaAburizal Bakrie Jadi Cawapres Jokowi?
Soal UMP, Jokowi Dinilai Paling Tega
Ilustrasi. (Foto: JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT)
JAKARTA - Buruh Jakarta yang tergabung Forum Buruh DKI Jakarta siap untuk melumpuhkan kawasan-kawasan industri seperti 31 Oktober yang lalu.Sekretaris Jenderal (Sekjen) Forum Buruh DKI Jakarta Muhammad Toha mengaku siap terus melakukan aksi demonstrasi hingga Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengubah keputusan penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang sekira Rp2,44 juta. Dirinya pun menilai Jokowi termasuk ke dalam gubernur yang paling tega dalam menaikkan UMP."Forum buruh akan beraksi terus sampai Jokowi mengubah keputusan yang sebesar Rp2,44 juta, itu angka yang tidak rasional, ini 11 gubernur yang paling tega menaikkan upah terkecil dari aspek persentase," ucap Toha di Hotel Mega Cikini, Jakarta, Senin (25/11/2013).Toha juga mengungkapkan bahwa pada aksinya pada 28-29 November ini akan membawa 20-30 ribu buruh, yang akan melakukan long march di Jakarta yang berhenti pada kantor Gubernur DKI Jakarta."Kita akan mengombinasikan kalau yang dulu tanggal 31 seribu, besok akan 20-30 ribu, dulu karena pada long march jalan kaki, tapi besok akan ditarik semua ke balkot. Angka yang diputuskan DKI menjadi acuan inspirasi ke daerah lain yang sudah menyiapkan 3 juta jadi enggak jadi," katanya.Toha juga memaparkan bahwa janji Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta tidak terbukti dalam realisasi UMP pada 2014."Untuk menebus kesalahan maka harus diganti, kami belum melihat, untuk aksi besok Jokowi untuk memutuskan UMP pada kisaran 30 persen, kita mendesak ada kenaikan 30 persen minimal, kami menolak penangguhan yang direkayasa sebelumnya," tambahnya.Tidak hanya itu, Toha juga berkeinginan agar Jokowi memenjarakan pengusaha yang telah melakukan rekayasa data dalam penangguhan upah minimum."Jokowi diminta memenjarakan pengusaha yang rekayasa data, banyak pemalsuan data jokowi telah dibodohi oleh pengusaha dan Dinasker harus dipenjara dan dipecat, UMP ini disesatkan oleh disnaker," tukas dia.(rez) (wdi)
Berita Selengkapnya Klik di Sini
Media Inggris Sebut Jokowi Capres Unggulan
Tribunnews.com, Singapura - Media asing kembali memberitakan sosok Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi. Kali ini, media terkemuka Inggris, Financial Times (FT), Minggu (24/11/2013), menyebut Jokowi sebagai calon "outsider" unggulan.
FT menuliskan, dengan reputasinya yang bersih, berorientasi pada hasil dan rendah hati, Jokowi secara spektakuler melesat dalam sejumlah survei calon presiden 2014. Dari akumulasi empat survei, FT melaporkan, elektabilitas Jokowi memimpin dengan angka 27 persen, disusul Prabowo Subianto 16 persen dan Aburizal Bakrie 9 persen. Melesat bagaikan meteor, karir politisi berusia 52 ini diidentikkan dengan kisah yang sama dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
"Hanya dalam kurang dari dua tahun, Jokowi melambung dari walikota kota kecil bernama Solo menjadi politisi paling populer di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Obama sendiri membutuhkan tiga tahun tahun untuk menjadi presiden," tulis FT.
Diwawancarai FT, Jokowi menyebut kunci kesuksesannya sangat sederhana. "Inti dari demokrasi adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat. Oleh karena itu, saya melakukan blusukan, menelusuri lorong demi lorong, pasar, pinggir kali, bertanya langsung kepada masyarakat apa keluh kesah mereka, saya bersama aparat pemerintah akan berusaha mencarikan solusi yang terbaik," kata Jokowi.
FT juga menuliskan pandangan warga Jakarta terhadap pemimpinnya itu. "Hidup masih sulit, banjir masih sering terjadi, tempat ini kotor dan bau, namun saya senang melihat Jokowi. Semoga kehidupan lebih baik dengan beliau menjadi presiden," tutur Jaja, warga Cakung, Jakarta Timur.
Dalam berita yang dilansir FT, Presiden SBY dinilai telah berhasil memimpin Indonesia menjadi negara yang stabil dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat. Namun, masyarakat dan investor tidak mampu menutupi rasa frustasi akan korupsi yang endemik, leadership yang lemah, meningkatnya jurang kemiskinan dan buruknya infrastruktur. Sosok Jokowi dinilai sebagai antitesa SBY.
FT juga mengutip mekanisme di PDI Perjuangan bahwa pencapresan Jokowi berada di tangan seorang wanita bernama Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum DPP PDIP.
"Megawati sosok yang sulit ditebak, bahkan para lingkar dalamnya tidak pernah tahu apa yang ada di pikirannya," ujar Profesor Marcus Mietzner dari Australian National University.
Menutup wawancara, ditanya mengenai kemungkinan pencapresannya, Jokowi tertawa. "Saya tidak memikirkan itu. Sekarang, saya fokus dengan tugas sebagai Gubernur Jakarta," kata Jokowi. Namun, kepada FT, Jokowi memberikan contoh bagaimana walikota kota besar seperti Boris Johnson (London) dan Walikota New York Michael Bloomberg memainkan peran yang besar dalam menentukan masa depan bangsa.
Aksi Galang Tanda Tangan `Jokowi Presiden` Digelar di Bundaran HI
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jakarta : Aksi gelar tanda tangan mendukung Jokowi Presiden digelar di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat. Aksi ini dimotori sekitar 100 aktivis dari Sekretariat Bersama Jokowi.
Pantauan JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, aksi yang digelar di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu pagi (24/11/2013) itu tidak hanya pengumpulan tanda tangan warga. Tapi juga pelepasan sejumlah balon sebagai bentuk simbolisisi mendukung Jokowi sebagai Tokoh Nasional dan Presiden RI.
Ketua Sekber Jokowi, Effendi Saman menyebut banyak alasan mendukung Gubernur DKI bernama lengkap Joko Widodo itu sebagai presiden. Jika nanti Jokowi terpilih sebagai presiden, Effendi yakin pengganti Jokowi bakal meneruskan program di DKI.
"Kalau Jokowi jadi presiden saya yakin Gubernur penggantinya nanti bisa lebih baik, karena Jokowi telah menanamkan hal-hal yang baik bagi penggantinya. Jika meninggalkan jabatannya, pemimpin yang baru pasti melanjutkan progam-program Jokowi," ujar Effendi di kawasan Bundaran HI.
Sayang Jokowi tidak sempat melihat aksi penggalangan tanda tangan ini. Padahal, Jokowi sudah melakukan jalan pagi bareng bersama ratusan guru dari kawasan Monas hingga Bundaran HI. Tapi saat tiba di kawasan Plaza Mandiri, Jokowi memilih naik mobil dinas Innova dan pulang ke rumah dinas. (Ism/Mut)
10 Ribu Posko Jokowi di Jabodetabek Diluncurkan
Citizen6, Jakarta: Rencana Posko Jokowi di seluruh desa di Indonesia, dimulai dengan peluncuran 10 ribu Posko Jokowi di Jakarta Bogor Depok Tengerang Bekasi (Jabodetabek) termasuk Karawang dan Puwakarta mulai hari ini, Senin (25/11/2103).
"Program ini adalah upaya menampung dukungan rakyat yang sangat masif terhadap Jokowi," ungkap Buntulan Tambunan, Direktur Program 10 ribu Posko Jokowi. Bersamaan dengan pendekatan kepada masyarakat 267 kelurahan di Jakarta, daerah lain digarap sekaligus.
Buntulan menjelaskan, Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014 (Bara JP) meyakini, program ini adalah langkah nyata bersama rakyat memuwujudkan perubahan. Posko adalah tempat pengumpulan tanda tangan petisi, sekaligus arena sosialisasi.
Peluncuran posko ini ditandai dengan pemasangan spanduk 100 x100 sentimeter persegi, mencantumkan nomor telepon tempat bersangkutan, supaya rakyat bisa memberi dukungan melalui petisi yang ditandatangani dan menyerahkan fotokopi KTP atau cap jempol.
Spanduk terdiri dari 3 macam. Posko Jokowi (80%), Warung Jokowi (10%), dan Pangkalan Ojek Jokowi (10%). Di posko, tersedia lembar petisi dan berbagai brosur sekitar Jokowi. Ide dasar perubahan yang menjadi "rahim" yang melahirkan Bara JP, dimuat dalam brosur sederhana.
"Setelah Jabodetabek, 3 kabupaten di Jawa Tengah akan digarap Bara JP dengan serius, yaitu Kabupaten Demak, Kudus, dan Jepara. Di daerah ini ditargetkan 7.500 spanduk. Kemudian 3.500 spanduk di Kota Medan, Bandra Aceh, BandarLampung, dan Denpasar," tutur Buntulan.
Bara JP yakin, gerakan Posko Jokowi akan diikuti masyarakat di seluruh Indonesia, karena Jokowi memang didambakan seluruh daerah. Masyarakat bisa mengunduh berkas spanduk melalui https://www.facebook.com/groups/jokowipresiden7/.
Penggerak utama pendirian Posko Jokowi, adalah DPD Bara JP di ke-34 provinsi. Tidak cukup hanya di tingkat provinsi, Bara JP harus hadir melalui Posko Jokowi di seluruh desa. "Kami bukan elit politik, tetapi harus bersama-sama dengan rakyat," ujar Buntulan.
Bagi masyarakat yang mau mendukung Program Posko Jokowi, bisa menghubungi DPP Bara JP di nomor telepon 021 8566 755, Jl Bhineka Raya 3, Cawang Baru, Jakarta Timur. Atau bisa juga menghubungi jokowipresden7@gmail.com. (Sihol Manullang/mar)
Sihol Manullang adalah pewarta warga.
Mulai 18 November-29 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Guruku Idolaku". Dapatkan merchandise menarik dari JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Minggu, 24 November 2013
Jokowi
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jakarta : Karisma Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakilnya Basuki Tjahaja Purnama, tidak hanya menjadi magnet warga kampung yang dikunjunginya. Di salah satu acara pernikahan yang digelar di kawasan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, pun kedatangan keduanya sempat membuat heboh para tamu undangan.
Pantauan JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Minggu (24/11/2013), berawal dari kehadiran politisi PDIP yang akrab disapa Jokowi, saat menginjakkan kakinya di pintu masuk Masjid Baiturrahman tempat resepsi, para tamu yang hadir langsung mendekati orang nomor 1 di DKI itu. Mereka terlihat silih berganti menyalami Jokowi dan berfoto.
Berusaha tetap ramah kepada tamu-tamu yang mengerumuninya dengan tersenyum, Jokowi kemudian berjalan ke pelaminan untuk memberi selamat kepada kedua mempelai.
Kehebohan pun kembali terjadi ketika Jokowi bersalaman dan berfoto bersama pengantin. Sejumlah awak media dan tamu undangan yang ternyata mengekor di belakang mantan Walikota Surakarta itu berebut naik ke pelaminan untuk ikut diabadikan gambarnya bersama Jokowi.
Kemudian, Gubernur DKI itu menuju tempat jamuan makan untuk menyantap hidangan. Masih dengan diikuti beberapa tamu, pandangan pun terfokus kepada Jokowi. Tidak lama, pria yang mengenakan batik berwarna coklat itu melangkah meninggalkan acara pernikahan dikawal seorang ajudan.
Namun, tetap saja para tamu mengikutinya untuk sekadar meminta foto bersama atau bersalaman. Bahkan awak media telah bersiap menunggu untuk mewawancara Jokowi.
"Hidup pak Jokowi! Merdeka!" Teriak beberapa tamu yang masih menempel Jokowi hingga ke depan mobil dinasnya.
Politisi PDIP itu pun hanya mengumbar senyum sambil menyanggupi uluran tangan para tamu yang masih ingin bersalaman.
Sebelum meninggalkan acara, kehebohan memuncak. Saat Jokowi akan meninggalkan gedung, tiba-tiba saja mantan Bupati Belitung Timur yang karib disapa Ahok datang.
Suasana mendadak riuh saat keduanya berpapasan. Tampak, Jokowi dan Ahok saling tunjuk. Tamu-tamu pun semakin sesak meminta foto dan bersalaman dengan pemimpin Ibukota itu.
Akhirnya, dengan sesekali melambaikan tangannya, Jokowi pun naik ke dalam mobil Kijang Innova hitam dan meluncur pergi. Sementara Ahok, langsung berjalan menuju pelaminan dan menyalami sang pengantin. (Mut)
Dukung Capres, Puluhan Masyarakat DIY Dirikan Gong Jokowi
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOTYOGYAKARTA -- Aksi dukung mendukung calon presiden (Capres) mulai bermunculan. Bahkan meski belum mendeklarasikan diri sebagai capres, dukungan terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk maju jadi Capres terus bermunculan. Kali ini bahkan puluhan masyarakat dari DI Yogyakarta dan sekitarnya mendeklarasikan gerakan gotong royong mendukung Jokowi atau disingkat Gong Jokowi di titik nol kilometer depan kantor pos besar Yogyakarta, Ahad (24/11).Puluhan masyarakat yang tergabung di Gong Jokowi ini berasal dari beberapa elemen masyarakat dari Kabupaten Bantul, Sleman, Kulonprogo, Gunungkidul, Kota Yogyakarta, Kabupaten, Magelang, Temanggung Purwokerto, dan Klaten. Deklarasi dilakukan sebagai bentuk semangat gotong royong mereka mendukung Jokowi sebagai Capres. "Ini gerakan murni masyarakat pendukung Jokowi dan bukan partai politik," kata Koordinator Gong Jokowi, Erwin Razak.Selain mendeklarasikan diri mendukung Jokowi sebagai Capres, mereka juga mengirimkan surat ke beberapa tokoh di DKI Jakarta. Surat yang dikirim melalui kantor pos tersebut berisi permintaan mereka ke tokoh-tokoh DKI Jakarta agar merelakan Jokowi yang menjadi Gubernur mereka maju sebagai Capres 2014. "Kita meminta tokoh-tokoh Jakarta merelakan Jokowi sebagai capres," ujarnya.Menurutnya, Jokowi merupakan sosok yang cocok memimpin Indonesia 2014 mendatang. Pasalnya, kiprah Jokowi sebagai pemimpin Jakarta dan Surakarta telah membuktikan bahwa dia adalah sosok pemimpin yang mau dan bisa bekerja. "Sosok pemimpin seperti itulah yang dibutuhkan Indonesia ke depan," kata dia.Selain mendeklarasikan diri sebagai gerakan swadaya masyarakat untuk Jokowi, mereka juga akan mendirikan beberapa posko untuk pengembangan gerakan tersebut. Menurut Sekretaris Gong Jokowi, Puguh Jaka Sulistya, di DIY sendiri saat ini sudah ada 17 posko untuk pemenangan Jokowi sebagai Capres. "Ini belum termasuk di Jawa Tengah dan jumlahnya akan terus meningkat," ujarnya.Posko ini kata dia, digunalkan untuk sarana menghimpun dukungan dari masyarakat luas dan memberikan ruang komunikasi dan gotong royong antar warga yang mendukung Jokowi. Secara intensif melalui posko Gong Jokowi ini, mereka juga akan terus meminta kerelaan warga DKI Jakarta agar Jokowi maju sebabagi Capres."Kita juga melakukan gerakan masal berupa Rabu Kotak-kotak. Dimana setiap Rabu semua pendukung Jokowi akan memakai baju kotak-kotak yang merupakan lambang gerakan Jokowi," katanya.
Ini Tingkah Jokowi Diteriakin, 'Nyapres Pak!'
Minggu, 24 November 2013 | 13:04 WIB
Gubernur DKI Jakarta Jokowi berkaus Slank di silang Monas, Minggu (24/11). TEMPO/Atmi Pertiwi
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pagi ini berjalan kaki sekitar 30 menit dari silang Monas barat daya hingga Bundaran HI, Ahad pagi, 24 November 2013. Pantauan Tempo, Jokowi berjalan kaki bersama ribuan guru se-Jabodetabek peserta Gerak Jalan Sehat Guru Anggota PGRI.Kala dia bertolak dari Monas pukul 7, Jokowi didampingi setidaknya tiga ajudan. Sepanjang perjalanan dari Monas, Bank Indonesia, Sarinah, hingga Bundaran HI, Jokowi terus diburu warga untuk berfoto bersama. Beberapa warga kaget melihat Jokowi tiba-tiba muncul berjalan kaki di antara mereka. "Jokowi, Jokowi," kata seorang ibu sambil menunjuk-nunjuk. Jokowi tidak bicara banyak. Dia hanya tersenyum melihat polah warga yang memburu fotonya. Ketika tiba di Bundaran HI, Jokowi berbelok ke arah Jakarta International College di Jalan Imam Bonjol. Meski diagendakan menghadiri kegiatan pemeriksaan kadar carbon monoksida di sekitar Bundaran HI, Jokowi tidak berhenti. Menurut ajudannya, acara yang dimaksud tidak jelas keberlangsungannya. Di Jalan Imam Bonjol pula Jokowi disapa puluhan ibu-ibu dan perempuan muda yang histeris. " Selametin Jakarta, Pak!" teriakan salah satu remaja perempuan. " Nyapres, Pak!" kata pria paruh baya yang berlari di belakang Jokowi. Jokowi hanya senyum-senyum saja mendengar teriakan warga sambil terus berjalan. Namun, Jokowi tidak berjalan hingga rumah dinasnya di Taman Suropati. Ketika tiba di ruas jalan yang sudah sepi, mobil dinas Jokowi datang. Ia kemudian naik ke mobil dan meluncur menuju rumah dinas.ATMI PERTIWI
Aksi Galang Tanda Tangan `Jokowi Presiden` Digelar di Bundaran HI
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jakarta : Aksi gelar tanda tangan mendukung Jokowi Presiden digelar di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat. Aksi ini dimotori sekitar 100 aktivis dari Sekretariat Bersama Jokowi.
Pantauan JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, aksi yang digelar di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu pagi (24/11/2013) itu tidak hanya pengumpulan tanda tangan warga. Tapi juga pelepasan sejumlah balon sebagai bentuk simbolisisi mendukung Jokowi sebagai Tokoh Nasional dan Presiden RI.
Ketua Sekber Jokowi, Effendi Saman menyebut banyak alasan mendukung Gubernur DKI bernama lengkap Joko Widodo itu sebagai presiden. Jika nanti Jokowi terpilih sebagai presiden, Effendi yakin pengganti Jokowi bakal meneruskan program di DKI.
"Kalau Jokowi jadi presiden saya yakin Gubernur penggantinya nanti bisa lebih baik, karena Jokowi telah menanamkan hal-hal yang baik bagi penggantinya. Jika meninggalkan jabatannya, pemimpin yang baru pasti melanjutkan progam-program Jokowi," ujar Effendi di kawasan Bundaran HI.
Sayang Jokowi tidak sempat melihat aksi penggalangan tanda tangan ini. Padahal, Jokowi sudah melakukan jalan pagi bareng bersama ratusan guru dari kawasan Monas hingga Bundaran HI. Tapi saat tiba di kawasan Plaza Mandiri, Jokowi memilih naik mobil dinas Innova dan pulang ke rumah dinas. (Ism/Mut)
Road show Jokowi ke kampus
Reporter : Randy Ferdi Firdaus | Minggu, 24 November 2013 04:30
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) digadang-gadang bakal maju sebagai capres di Pemilu 2014. Meskipun PDI Perjuangan (PDIP) belum menentukan siapa yang akan diusung sebagai capresnya tahun depan, wacana Jokowi akan masuk dalam bursa capres bukan tanpa pertimbangan.Elektabilitas Jokowi selalu meroket di berbagai hasil survei nasional. Bahkan Jokowi bisa mengalahkan elektabilitas politikus senior sekelas Prabowo Subianto. Sinyal Jokowi maju nyapres pun semakin terlihat dari gelagat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang disejumlah kesempatan selalu memuji dan membanggakan mantan wali kota Solo itu.Tak hanya itu, sikap Jokowi pun drastis berubah ketika awalnya tak pernah ingin berniat menjadi capres setelah menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta. Belakangan Jokowi malah menyerahkan persoalan maju atau tidaknya ia di Pemilu 2014 kepada sang ketua umum Megawati.Jalan Jokowi untuk maju sebagai capres PDIP pun semakin terlihat dengan gerak-gerik serta manuver politik yang kerap kali dilakukan pria berbadan kurus ini. Akhir-akhir ini, Jokowi sering kali melakukan kunjungan ke luar kota. Dengan alih-alih kegiatan gubernur DKI Jakarta, Jokowi berkunjung ke beberapa kampus yang ada di Indonesia dan disambut antusias para mahasiswa.Kegiatan roadshow ini dinilai sebagai manuver Jokowi untuk menarik simpati pemilih muda di berbagai daerah. Kunjungan Jokowi ke kampus-kampus ini juga bisa dikatakan sebagai ajang uji coba antusiasme masyarakat di luar Jakarta kepada suami Iriana Jokowi ini."Itu yang saya maksud political publicity, itu basisnya komunikasi. Dengan catatan politik transaksional berlebihan, untuk tujuan membeli pemilih. Pasti high cost," ujar pengamat komunikasi politik Gun Gun Heriyanto.Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Jokowi tersebut dapat memunculkan rasa memiliki dari para partisipan. Sebab, dari 186 juta pemilih di Indonesia, 50 juta adalah dari kalangan muda."Artinya satu pangsa pasar pemilih. Kan pemilih Indonesia bukan pemilih yang ajek, ini terkait identifikasi kepartaian bahwa dia punya identitas kepartaian," jelasnya.Berikut beberapa roadshow Jokowi ke kampus-kampus Tanah Air:
Follow tag JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT akan membantu untuk mendapatkan berita yang sesuai preferensi Anda. Misal Anda suka berita Jokowi, masukkan email dan Anda hanya akan menerima berita seputar Jokowi.
Let's be smart, read the news in a new way.
Sabtu, 23 November 2013
Ahok: Jokowi Aktor Utama, Saya Pemeran Pembantu Terbaik
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jakarta : Bukan aktor utama. Peran ini disadari betul oleh Ahok. Ibarat film, dirinya hanya pemeran pembantu. Tapi tentu yang terbaik.
"Saya cuma pemain hiburan. Tapi kan kalau di penghargaan itu, ada nominasi Pemeran Pembantu Pria Terbaik. Jadi jangan mimpi dinominasikan jadi pemeran utama," ujar Ahok sembari tertawa di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11/2013).
Wakil Gubernur DKI Jakarta bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama ini menyadari dirinya hanya wakil yang membantu kinerja Gubernur Joko Widodo atau Jokowi. Jika Jokowi berhasil, maka keduanya pun dianggap sukses membangun Jakarta.
"Yang dapat poin ya Pak Jokowi. Kan aktor utama cuma satu," ucap Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur ini sudah berkomitmen membantu Jokowi berhasil mewujudkan program-program kerja membenahi Jakarta.
"Dari awal kampanye, saya sudah bilang tugas saya menjadikan Pak Jokowi berhasil. Saya posisikan diri sebagai staf pribadi beliau yang paling dipercaya," ujar Ahok dengan nada bangga. (Sss)
Jumat, 22 November 2013
Tjahjo: PDIP dan Jokowi Tak Bisa Dipisahkan
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT SEMARANG -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Joko Widodo tidak bisa dipisahkan satu sama lain, kata Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Tjahjo Kumolo, ketika mengomentari hasil survei yang menyatakan Jokowi bakal terpilih sebagai presiden.Menurut Tjahjo di Semarang, Jumat (22/11), suatu survei tidak boleh didasarkan pada asumsi, karena dari asumsi itulah justru akan terlihat bagaimana survei diproyeksikan dalam skenario kepentingan politik. Dalam hasil survei Indonesia Indicator (I2) terhadap 337 portal berita online, kata Tjahjo, disebutkan bahwa Gubernur DKI Jakarta Jokowi yang notabene kader PDIP akan terpilih jika diusung sebagai capres."Bagi PDI Perjuangan, elektabilas Jokowi adalah buah dari kepemimpinan yang menjawab persoalan rakyat secara apa adanya tanpa pencitraan. Itu merupakan kepemimpinan yang membumikan ideologi," kata Tjahjo yang juga anggota Komisi I DPR RI.Dia mengatakan bahwa penyelesaian masalah atas dasar musyawarah mufakat sangat tampak ketika penertiban pedagang kaki lima (PKL) di Tanah Abang yang dilakukan oleh Jokowi, juga ketika relokasi warga yang tinggal di Waduk Ria Rio."Karena itulah Pak Jokowi yang menyatu dan menjadi bagian dari PDIP tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Sama halnya dengan Ibu Megawati dan Pak Jokowi. Semua satu kesatuan yang saling mengisi," tegasnya.Atas dasar itu, lanjut Tjahjo, kemenangan PDIP dalam pemilu bukanlah atas dasar hasil asumsi terhadap pencalonan presiden. Kemenangan pemilu adalah hasil dari kerja kolektif bersama rakyat. "Konsistensi PDIP di dalam menjalankan fungsi kaderisasi kepemimpinan dan keberanian untuk tetap berada di luar pemerintahan adalah konsistensi sikap yang mendapatkan apresiasi positif dari rakyat," ucapnya.Dari situlah mengapa survei juga mengatakan bahwa PDIP diperkirakan mampu hadir sebagai pemenang dalam pemilu yang akan datang.