Halaman

Minggu, 30 Maret 2014

Kebanyakan Janji di Jakarta Bisa Jadi Sandungan Jokowi Nyapres

JAKARTA - Setelah PDI Perjuangan resmi mencalonkan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Calon Presiden yang akan berlaga pada pilpres Juli 2014 mendatang, pertarungan opini antara pihak yang pro dan kontra pun terjadi. Sebagian publik mendukung langkah Jokowi, namun tidak sedikit pula publik yang menolaknya. Berdasarkan realitas tersebut, Media Survei Nasional (Median) telah melakukan survei terkait pencapresan Jokowi dan beberapa janjinya ketika Pilkada Jakarta lalu. Menurut Direktur Riset Median, Rico Marbun, cara yang paling objektif untuk menilai layak tidaknya pencapresan Jokowi harus didasarkan pada dua hal penting, yaitu pertama, menanyakan kepada warga Jakarta yang selama ini dipimpin Jokowi. Kedua, melihat tingkat kepuasan warga Jakarta selama dipimpin Jokowi. "Tim riset Median telah mendata setidaknya ada 14 janji Jokowi yang tercatat dan terekam di media massa. Kemudian kami menanyakan tingkat pengetahuan publik apakah mereka tahu, ingat atau tidak dengan janji Jokowi tersebut. Setelah itu kami menanyakan apakah jokowi telah berhasil memenuhi janji tersebut atau tidak," jelas Rico Marbun dalam keterangannya, Minggu (30/3/2014). Berdarkan hasil survei, ditemukan bahwa ada lima dari 14 janji Jokowi yang diingat publik paling tinggi (di atas 80 persen), yaitu: janji mengatasi masalah banjir (93.5 persen); mengatasi masalah kemacetan (91.0 persen); layanan kesehatan gratis (83.5 persen); pendidikan gratis dari SD hingga SMU (82.5 persen); dan memimpin Jakarta selama 5 tahun (81.5 persen). "Cukup besarnya tingkat pengetahuan publik Jakarta terhadap janji-janji Jokowi tersebut bisa menjadi batu sandungan baginya untuk maju dalam bursa capres mendatang, mengingat berdasarkan survei publik Jakarta masih belum melihat realisasi janji-janji itu," katanya. Terbukti berdasarkan survei yang kami tanyakan kepada publik mengenai persetujuan terhadap pencapresan Jokowi. Hasilnya, 55.5 persen warga Jakarta tidak setuju Jokowi mencapreskan diri, dan hanya 32.5 persen setuju. Ketika ditanyakan alasan penolakan atas pencapresan Jokowi, jawaban publik Jakarta setidaknya mengerucut pada tiga masalah yang selama ini menjadi janji Jokowi untuk direalisasikan yaitu: pertama, Janji Jokowi untuk tuntaskan masa jabatan (34,8 persen); Masalah kemacetan belum teratasi (30,6 persen); dan masalah banjir belum teratasi (17,8 persen). Walaupun telah tumbuh opini yang dijadikan alasan kuat pendukung Jokowi maju sebagai capres, yaitu Jokowi akan berhasil mengatasi masalah utama di Jakarta seperti macet dan banjir jika Jokowi telah menjadi presiden, namun sebagian public Jakarta masih ragu. Berdasarkan hasil survei, 60 persen publik Jakarta memandang walaupun Jokowi berhasil menjadi presiden, belum tentu masalah Jakarta akan semakin mudah teratasi. Survei ini sendiri di lakukan secara face to face interview dalam kurun waktu 3-16 Maret 2014 kepada publik Jakarta dengan total responden yang diambil sebesar 1200 orang. Responden itu dipilih secara acak dengan teknik Multistage Random Sampling dengan Margin of Error ± 2.8% di tingkat provinsi pada Tingkat Kepercayaan 95%.(hol)


Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT Apps di Android Anda.