JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT/Kurnia Sari Aziza Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Wacana menduetkan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Purnama Tjahaja sebagai calon presiden dan wakil presiden dinilai sebagai manuver politik belaka. Diduga, wacana ini hanya untuk menjegal Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo maju menjadi calon presiden pada Pemilu 2014."Karena kalau Jokowi dan Ahok sama-sama maju (dalam pemilu presiden), maka DKI Jakarta akan dianggap ada vacuum of power atau kekosongan kekuasaan," kata pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Zaki Mubarok, saat dihubungi Selasa (4/3/2014) malam. saat dihubungi, Selasa (4/3/2014) malam. Menurut Zaki, kekosongan kekuasaan akan merugikan kedua pimpinan ibu kota tersebut. Keduanya, kata Zaki, akan dianggap sebagai pemimpin yang mengejar kepentingan politik pribadi atau kelompoknya dan melepas tanggung jawab mengurus Jakarta. "Intinya Gerindra mau ngomong, baiknya Jokowi dan Ahok urus Jakarta saja," ujar dia.Apabila Prabowo benar-benar mengusung Basuki yang juga adalah Ketua DPP Bidang Dalam Negeri Partai Gerindra ini, menurut Zaki memperlihatkan Prabowo sedang berupaya meraup suara secara maksimal dari kelompok minoritas keturunan Tionghoa dan Kristen yang jumlahnya cukup besar. "Kalau Ahok maju meski menjadi cawapres maka (dia) menjadi non-muslim pertama dalam kepemimpinan nasional. Akan muncul pro dan kontra. Tapi juga menunjukkan bahwa suara minoritas semakin signifikan di politik indonesia dalam demokrasi elektoral," papar Zaki. Meski begitu, Zaki mengatakan tak terlalu yakin Partai Gerindra akan mengusung Basuki. Ketidakyakinannya ini berdasarkan perhitungan kebutuhan dukungan suara minimal untuk dapat mengusung pasang calon presiden dan wakil presiden. Bila Prabowo dipasangkan dengan Basuki, ujar dia, ruang koalisi dengan partai lain untuk memenuhi syarat ambang batas minimal tersebut akan semakin sempit. "Jadi kemungkinan besar wacana mengusung Ahok lebih ditujukan untuk menghantam pencalonan Jokowi secara tidak langsung. Lebih mudah mengalahkan Mega (Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, red) dibanding bila Jokowi maju (dari PDI-P). Prabowo berkepentingan supaya Jokowi tidak maju," urai Zaki. Sebelumnya diberitakan, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan partainya akan mengusung Basuki sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo jika perolehan suara mereka di pemilu legislatif mencapai 20 persen. Menurut Fadli, Basuki memenuhi kriteria untuk mendampingi Prabowo, karena punya potensi dan memiliki gaya kepemimpinan tegas yang dibutuhkan untuk menghasilkan perubahan. Menanggapi wacana yang dilontarkan Fadli itu, Basuki pun menyatakan kesiapannya bila memang benar akan direalisasikan. Dia pun mengaku kerap mendengar wacana tersebut di internal Partai Gerindra. "Sebagai orang partai harus ikut perintah partai. Tapi, saya tidak tahu pertimbangan partai apa," ujarnya.