Jumat, 30 Mei 2014
Relawan: Pencitraan Jokowi
Rabu, 28 Mei 2014
Gerindra Merasa Terpojok soal Tabloid "Jokowi Capres Boneka"
Selasa, 27 Mei 2014
Transkrip Lengkap JK tak Setuju Jokowi Jadi Capres
Senin, 12 Mei 2014
Pasar Lebih Menerima Jokowi dengan JK atau Mahfud
Jumat, 09 Mei 2014
Jubir PDIP: Cawapres Jokowi Diumumkan 2
PT JM Diminta Fokus Lunasi Utang dan Penuhi Syarat Jokowi
"RIP Jokowi", Kampanye Hitam Paling Menyakitkan
Rabu, 07 Mei 2014
"Pedekate" Jokowi dengan Dubes Benua Amerika di Meja Makan
Selasa, 06 Mei 2014
Jokowi Perintahkan Pencopotan Kepsek SDN 09 Makasar
http://ift.tt/1bmvtmP JANUARIUS KUWADO Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menemui ayah Renggo Khadafi, siswa SD yang tewas dianiaya kakak kelasnya, Selasa (6/5/2014).
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan DKI untuk mencopot Kepala Sekolah SDN 09 Makasar, Jakarta Timur. Hal itu menyusul penganiayaan hingga tewas yang dilakukan SY (13) terhadap Renggo Khadafi (11), adik kelasnya sendiri. "Kepala sekolah harus tanggung jawab dan saya perintahkan untuk dicopot," ujar Jokowi seusai menemui ayah Renggo di Jalan Asri, Kebon Pala I, RT 10 RW 07, Halim, Makasar, Jakarta Timur, Selasa (6/5/2014) siang. Jokowi menganggap, kepala sekolah memegang tanggung jawab manajemen pendidikan di sekolah. Ia heran, bagaimana bisa kepala sekolah tidak memantau aktivitas kekerasan yang dilakukan oleh peserta didiknya. Terlebih, aksi tersebut dilakukan di area sekolah. "Yang paling dekat harus bertanggung jawab," tegas Jokowi. Jokowi juga mengingatkan kepada kepala sekolah lainnya untuk memperhatikan secara detail aktivitas peserta didik di area sekolah. Jokowi tidak mau kejadian serupa terulang kembali. Renggo Khadafi dianiaya oleh kakak kelasnya di SDN 09 Makasar, Jakarta Timur. Saat istirahat sekolah, Renggo yang tengah berjalan tergesa-gesa tidak sengaja menyenggol makanan ringan seharga Rp 1.000 yang dibawa oleh kakak kelasnya tersebut hingga terjatuh. Renggo telah meminta maaf atas ketidaksengajaannya tersebut. Bahkan, ia mengganti makanan ringan yang telah jatuh tersebut. Namun, tindakan tersebut tidak cukup bagi SY. Keesokan harinya, SY menganiaya Renggo. Sekujur tubuh Renggo dipukuli. Mulut bocah malang itu pun disumpal gagang sapu hingga mengeluarkan darah. Orangtua sempat membawa Renggo ke RS Polri. Namun naas, dia tak tertolong. Jenazah bocah malang itu disemayamkan di kediaman Ketua RT, di Kebon Pala 1, Jalan Asri RT 10 RW 7 Halim Perdanakusuma, Makasar, Jakarta Timur. Jenazah telah dimakamkan di TPU Kampung Asem, Halim Perdanakusuma, Minggu siang.
Aburizal Merapat ke Prabowo, Jokowi "Baik
TRIBUNNEWS/HERUDIN, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT/WAWAN H PRABOWO Joko Widodo, Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie (kiri-kanan)
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo menanggapi positif semakin "mesranya" hubungan Partai Golkar dan Partai Gerindra. Pada Senin (5/5/2014) kemarin, bakal capres dari Partai Golkar Aburizal Bakrie menyambagi kediaman bakal capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto. Aburizal alias Ical menyatakan siap menjadi bakal cawapres Prabowo. "Baguslah, bagus. Saya menghargai segala keputusan yang ada. Saya baik-baik saja," ujar Jokowi, di Restoran Kunstkring Paleis, Menteng, Jakarta Pusat pada Senin (5/5/2014) malam. Jokowi tidak menganggap koalisi tersebut merupakan upaya untuk menjegal pencalonan dirinya sebagai presiden. Menurut Jokowi, masyarakat akan tetap memilih dirinya dalam pemilihan presiden pada 9 Juli 2014 mendatang. "Saya percaya masyarakat sudah ngerti, sudah cerdas. Itu saja yang kita peganglah," lanjut Jokowi.Jika terpilih menjadi presiden, Jokowi mengaku tidak khawatir terhadap koalisi Golkar dan Gerindra di parlemen. Berkaca pada dua masa kepemimpinannya, yakni di Surakarta dan di DKI Jakarta, partai pengusungnya tidak selalu dominan."Di Solo kami dikepung 38 persen partai besar. Enggak pernah divoting. Di Jakarta sekarang juga 11 persen belum divoting juga. Ini tergantung pemerintahnya sebenarnya," terang Jokowi.Jokowi mengatakan bahwa 'koalisi gemuk' bukan manuver yang efektif dalam menjalankan roda pemerintahan. Menurutnya, koalisi pemerintahan SBY yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan (Setgab) tak jarang menimbulkan pergolakan di anggota koalisi. "Yang gede-gede, Setgab misalnya, juga kadang-kadang malah menyandera kan, membebani juga kan," lanjut Jokowi. Oleh sebab itu, kerja sama yang baik, kata dia, bukanlah soal persentase suara yang kemudian diformulasikan ke dalam jumlah kursi menteri. Melainkan kerja sama yang berkomitmen untuk menyelesaikan sejumlah persoalan bangsa, tanpa bagi-bagi kursi. Sebelumnya, pernyataan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal "Ical" Bakrie bahwa ia siap menjadi bakal calon wakil presiden bagi bakal calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi sinyalemen kuat kemungkinan keduanya berpasangan dalam Pemilihan Presiden 2014. Pada Senin (5/5/2014) kemarin, Ical melakukan pertemuan dengan Prabowo di rumah pribadi Prabowo di Desa Bojong Koneng, Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Ical didampingi sejumlah petinggi Golkar, di antaranya, Idrus Marham, Setya Novanto, dan Ade Komarudin. Seusai pertemuan, Ical menyatakan bahwa dia tidak keberatan jika maju sebagai bakal calon wakil presiden, mendampingi Prabowo. Menurut Ical, jabatan presiden atau wakil presiden hanya instrumen yang tak perlu diributkan.
Ini Harapan PDI
http://ift.tt/1obXsJR Maharani Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo (kiri) bertemu dengan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (3/5/2014).
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com -- Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkapkan, partainya berharap mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD akan bergabung dalam pemerintahan Joko Widodo jika kedua tokoh itu tidak menjadi bakal calon wakil presiden bagi Jokowi. Tentu saja bila Jokowi berhasil memenangi Pemilihan Presiden 2014. Menurut dia, masih banyak posisi strategis di pemerintahan yang membutuhkan sosok seperti Kalla dan Mahfud. "Kami tidak ingin mereka-mereka yang memiliki rekam jejak jelas ini pada akhirnya ketika kami memilih, Jokowi mengumumkan satu nama cawapres dan mereka tidak jadi bagian dari kekuatan gotong royong untuk bangun negeri ini. Yang kami pikirkan, Jokowi bagaimana membangun kekuatan nasional sehingga tokoh-tokoh yang dinilai layak mendampingi Pak Jokowi nantinya pun akan menjadi bagian dari kekuatan nasional," kata Hasto di Jakarta, Minggu (4/5/2014). Hasto mengakui bahwa Mahfud dan Kalla merupakan tokoh yang kredibel dan mampu menaikkan elektabilitas jika dipasangkan dengan Jokowi. Hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research Center (SMRC) menyebutkan bahwa jika Mahfud dan Kalla memperkuat Jokowi, akan membuka peluang lebih baik bagi Jokowi untuk mengalahkan bakal capres Prabowo Subianto yang dianggap survei sebagai calon terkuat kedua. Hasil survei tersebut juga menilai Menteri BUMN Dahlan Iskan sebagai tokoh yang bisa menimbulkan efek positif terhadap elektabilitas Jokowi. Mengenai bakal calon wapres Jokowi, Hasto mengatakan, partainya sudah mengerucutkan nama. Menurut Hasto, bakal cawapres Jokowi adalah tokoh yang tegas sekaligus bisa mempercepat kesejahteraan rakyat. "Kenapa survei positif, sebenarnya rakyat harapkan sosok yang tegas, tetapi dalam ketegasannya itu yang bersangkutan juga punya kompetensi mempercepat kesejahteraan rakyat. Nama-nama yang memenuhi aspek itulah," katanya. Dia menambahkan, elektabilitas tidak menjadi satu-satunya elemen yang dipertimbangkan dalam menentukan bakal cawapres Jokowi.
Senin, 05 Mei 2014
Cawapres Pilihan Jokowi Sudah Disetujui Mega
Senin, 05 Mei 2014 | 06:51 WIB
Bakal capres PDI Perjuangan, Jokowi Widodo melakukan ziarah dan tahlil di depan makam Gus Dur di Ponpes Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, (3/5). Tempo/ISHOMUDDIN
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT , Semarang - Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo, mengatakan telah memiliki kandidat calon wakil presiden yang akan mendampinginya nanti. Nama calon itu, kata dia, sudah disampaikan kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. "Bu Mega juga sudah setuju," kata Jokowi setelah memberikan sambutan di Panti Marhaen, Semarang, Ahad, 4 Mei 2014. (Baca juga: Cawapres Jokowi Muncul di Twitter)Ketika ditanya apakah pasangannya itu mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md. atau mantan wakil presiden Jusuf Kalla, Jokowi menolak menyebutkannya. Dia meminta masyarakat menunggu. "Saya akan mengumumkannya di tanggal yang baik pada pekan depan," ujarnya. Sinyal adanya calon sebenarnya sudah disebutkan oleh pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar Sarang, Rembang, Kiai Maimun Zubair. Kiai yang juga Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan ini mengatakan nama dan kriteria calon wakil presiden sudah dikantongi Jokowi."Dan masih dikantongi oleh Pak Jokowi," katanya. Menurut Mbah Mun, panggilan Maimun, memilih calon wakil presiden itu seperti memilih istri atau suami. Orang yang paling berhak menentukan adalah yang sedang mencari pasangan. Dia memberi saran kepada Jokowi tapi menolak mengutarakannya ke publik. (Baca juga: Megawati Jokowi Rumuskan Calon Wapres di Bali)
Berita TerpopulerPendukung Jokowi Serang Prabowo dan Ical Terkait MH370, Malaysia Tangkap 11 TerorisSBY: Ada Stasiun Televisi Yang Tidak FairHasil Lengkap Pertandingan Liga Inggris
Disebut Tipu Warga NTT dengan Pencitraan, Ini Kata Jokowi...
http://ift.tt/1dGqwCY Januarius Kuwado Bakal calon presiden PDI-P Joko Widodo di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta di Jl Surapati No 7, Menteng, Jakarta Pusat, seusai pertemuan dengan para duta besar negara sahabat, Senin (14/4/2014) malam.
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tidak terlalu pusing atas komentar miring terhadap dirinya, terkait kerja sama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur di bidang peternakan sapi. "Enggak apa-apalah, sudah biasa begitu," ujarnya seusai blusukan di Pasar Manggis, Manggarai, Jakarta Selatan, pada Senin (5/5/2014) siang. Jokowi menegaskan, komentar miring apa pun tak akan mengubah kerja sama yang telah dijalinnya bersama Pemprov NTT. Menurut Jokowi, kerja sama bertujuan untuk meningkatkan produksi sapi yang otomatis meningkatkan pasokan sapi NTT ke DKI Jakarta. "Kita kan menindaklanjuti persoalan krisis daging sapi yang ada di Jakarta. Memang kerja sama sangat dibutuhkan," lanjut Jokowi. Sebelumnya diberitakan, tokoh masyarakat Kota Kupang, NTT, Viktor Lerik, menuding, kunjungan Jokowi ke Kupang pada Selasa (29/4/2014) lalu membohongi warga NTT, terutama dalam kaitannya dengan kerja sama pasokan sapi. "Calon presiden dari PDI Perjuangan, Jokowi, dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya berbohong dan menipu rakyat NTT karena sapi di NTT tidak mungkin memenuhi pasokan untuk Jakarta. Bagaimana bisa sapi yang katanya akan dipasok dari NTT ke Jakarta 823.000 ekor, padahal kenyataannya menurut data BPS Provinsi NTT itu sangat mustahil," kata Viktor. "Jangan menipu rakyat NTT dengan pencitraan penuh kebohongan itu karena rakyat sudah tahu semua itu hanyalah pencitraan," lanjutnya. Jokowi mengunjungi Kupang pada Selasa (29/4/2014) lalu. Kunjungan ini terkait dengan kesepakatan bidang peternakan antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk pengadaan daging sapi. Kunjungannya juga dilatarbelakangi kelangkaan dan mahalnya harga daging sapi di DKI Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ribuan Warga "Hadang" Jokowi di Kaliwungu Kendal
k9-11 Jokowi saat tiba di Kaliwungu Kendal. Kompas.Com/Slamet Priyatin.
KENDAL,JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo, tiba di Pondok Pesantren Al-Fadhlu Wal Fadhilah, milik KH Dimyati Rois, di Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Minggu (4/5/2014) sekitar pukul 21.00 WIB. Kedatangannya disambut ribuan warga.Jokowi tiba di Kaliwungu dengan menumpang mobil Toyota Innova bernomor polisi AD 8458 PU. Sambutan untuknya sudah meruap sejak memasuki kawasan pondok. Warga yang berkumpul bukan hanya mereka yang tinggal di sekitar pondok.Di antara warga yang berdatangan dari pelosok Kendal teresbut, terdapat anak-anak hingga orang-orang tua. Hebohnya sambutan warga sempat membuat Jokowi kesulitan berjalan ke arah salah satu gedung di kompleks pesantren tersebut yang akan menjadi lokasi pertemuan dengan pimpinan pondok.Maryanto, salah satu warga Kaliwungu Selatan, mengaku sangat senang bisa bersalaman dengan Jokowi. "Saya sudah menunggu sebelum maghrib. Tapi hingga selesai Isya, belum juga datang. Saya sempat mau pulang. Tapi niat itu saya urungkan, karena ada kabar kalau Jokowi sudah tiba di Semarang dan mau ke sini (Kaliwungu Kendal-red)," kata dia.Senada dengan Maryanto, warga Kendal, Maryam (45), juga mengaku senang bisa melihat Jokowi secara langsung. Walaupun tak bisa bersalaman, Maryam mengaku sudah senang bisa melihat sosok orang yang dia kagumi itu. "Orangnya ramah dan sering senyum," kata Maryam. Terkait dengan kedatangan Jokowi yang ditunggu ribuan warga, Kapolres Kendal, AKBP Harryo Sugihhartono mengatakan jajarannya sudah melakukan tindakan antisipasi. "Ada 189 anggota yang saya kerahkan untuk pengamanan Jokowi. Ini perlu kami lakukan, karena Jokowi adalah calon presiden yang diajukan oleh partainya," papar dia.
Minggu, 04 Mei 2014
Gus Sholah Ajukan Mahfud MD sebagai Pendamping Jokowi?
DIAN MAHARANI Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo atau Jokowi menemui Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) KH Abdul Aziz Manshur di Pondok Pesantren Tarbiyatunnasyi'in Pacul Gowang, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (3/5/2014).
JOMBANG, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Tokoh Nahdlatul Ulama Salahuddin Wahid atau Gus Sholah menyarankan bakal calon presiden (capres) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo atau Jokowi memilih calon wakil presiden yang menguasai bidang hukum. Saran atau pendapat Gus Sholah itu disampaikan langsung kepada Jokowi di Pondok Pesantren Tebuireng, Jawa Timur, Sabtu (3/5/2014) malam. Atas pernyataan itu, Jokowi pun menduga Gus Sholah menginginkan cawapresnya adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD. "Gus Sholah tidak menyampaikan secara eksplisit nama. Tetapi kalau apa tadi masalah penegakan hukum, masalah reformasi, kok feeling saya mengarah ke sana (Mahfud MD)," ujar Jokowi. Namun Jokowi enggan menjawab apakah ia bersedia jika dipasangkan dengan Mahfud di Pemilu Presiden 2014 nanti. Sebelumnya adik kandung Presiden RI Ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu mengatakan, masalah utama bangsa yang harus dibenahi ialah penegakan hukum dan hak asasi manusia (HAM). Kemudian, yang kedua adalah masalah reformasi demokrasi. Untuk itu, Jokowi bersama cawapresnya nanti harus memiliki misi mengatasi masalah tersebut. Mahfud MD sendiri merupakan salah satu kandidat capres maupun cawapres dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Seperti diketahui, PKB juga telah menyatakan ingin berkoalisi dengan PDI Perjuangan. Ketua DPP PKB Marwan Jafar bahkan mengatakan sebenarnya kedua partai tersebut telah menjalin koalisi. Hanya saja belum diumumkan secara resmi. Koalisi yang terbangun diantara keduanya terbukti ketika Marwan dan Wasekjen PKB Fathan Subchi menemani Jokowi sowan ke sejumlah tokoh NU dan Muhammadiyah. Menurut Marwan, ia mendapat perintah dari Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar untuk menemani safari politik Jokowi hingga Minggu (4/5/2014). Selain Gus sholah, Sabtu siang hingga malam Jokowi telah bertemu mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii maarif, Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, dan Ketua Dewan Syuro PKB, KH Abdul Aziz Manshur.Gubernur DKI Jakarta juga melakukan ziarah ke makam pendiri NU KH Hasyim Ansyari, makam Wahid Hasyim, dan Gus Dur yang terletak di kawasan Pondok Pesantren Tebuireng.
Jokowi Diminta Persatukan Kubu Nasionalis dan Agamais
TRIBUNNEWS.COM, REMBANG - Joko "Jokowi" Widodo, berkunjung ke kediaman Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) KH Maimun Zubair di Ponpes Al-Anwar, Sarang, Rembang, Minggu (4/5/2014).
Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu, datang bersama sejumlah elite PDIP dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Jokowi tiba di kediaman Mbah Maemoen sekitar jam 15.00 WIB. Bersama rombongan, Jokowi disambut Mbah Maemoen dan ratusan santrinya. Oleh Mbah Maemoen, rombongan Jokowi kemudian diajak masuk ke ruang tamu.
Setelah sekitar satu jam lamanya berada di ruang tamu, rombongan Jokowi dan Mbah Maemoen keluar. Kepada wartawan, Jokowi mengatakan, dirinya mendapatkan banyak nasihat dari Mbah Maemoen.
Di antaranya, agar Jokowi menyatukan aspek nasionalis dan agamis dalam membangun negara.
"Mbah Maemoen berpesan kepada saya, agar menyatukan itu. Saya kan sudah dari nasionalis, tinggal mencari yang agamis," katanya.
Dalam hal ini, aspek agamis yang dimaksud Mbah Maimun adalah pasangan cawapresnya. Hanya, saat Jokowi ditanya mengenai pandangan cawapres, dia menjawab masih melakukan penjajakan kepada sejumlah tokoh.
Sementara Mbah Maimun mengatakan, dirinya menasehati Jokowi banyak hal terkait cawapres yang akan mendampinginya nanti dalam bursa Pilpres Juli mendatang. Menurut Mbah Maimun, yang terpenting ada kecocokan antara Jokowi dengan cawapresnya nanti.
"Presiden dan Wakil Presiden itu ibarat pasangan suami istri. Jadi harus ada kecocokan antara keduanya. Selain cocok, juga ketika memimpin pemerintahan nanti bisa berjalan baik," katanya.
Ditanya mengenai koalisi PPP dengan PDIP, Mbah Maemoen mengatakan, menyerahkan sepenuhnya kepada keputusan partai.
Meski demikian, Mbah Maimun akan tetap mendoakan siapa pun yang nantinya terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden, termasuk Jokowi.
"Siapa pun yang terpilih, tetap kita doakan yang terbaik. Semoga menjadi pemimpin yang amanah dan dapat menyejahterakan rakyat. Mereka itu kan pemimpin kita semua, jadi wajib kita doakan," tandasnya.
Usai jumpa pers, Jokowi beserta rombongan kemudian berpamitan dengan Mbah Maemoen. Jokowi melanjutkan roadshow menuju kediaman KH Dimyati Rais di kompleks Ponpes Al-Fadlu, Kaliwungu, Kendal.
Survei: Prabowo Bisa Kalahkan Jokowi, Jika..
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menghadiri kampanye Partai Gerindra di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (23/3/2014). Partai Gerindra dari jauh hari sebelumnya telah menetapkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden dalam Pemilu 2014.
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Elektabilitas bakal calon presiden Partai Gerindra Prabowo Subianto diprediksi bisa menyalip bakal calon presiden PDI-Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) dalam dua bulan ke depan. Menurut hasil survei Saiful Mujani Reseach and Consulting (SMRC), Prabowo bisa mengalahkan Jokowi jika Gubernur DKI Jakarta itu salah dalam memilih pasangan dan salah strategi kampanye. "Kalau dilihat trennya, Jokowi cenderung melemah dan Prabowo menguat. Dua bulan ke depan Jokowi bisa dikalahkan Prabowo bila salah dalam memilih pasangan dan bila kalah dalam strategi kampanye," kata peneliti SMRC Sirojudin Abbas saat memaparkan hasil survei di Jakarta, Minggu (4/5/2014). Survei ini dilakukan SMRC pada 20-24 April 2014 dengan metodologi random sampling. Jumlah sampel awal 2040n namun yang valid dianalisis hanya 2015. Berdasarkan jumlah sampel tersebut, diperkirakan margin of error sebesar 2,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei ini didanai pihak ketiga, namun SMRC enggan menyebutkan namanya. Menurut hasil survei, bila capres yang maju nanti hanya Jokowi dan Prabowo, untuk sementara elektabilitas Jokowi lebih tinggi sekitar 16 persen lebih tinggi dibandingkan dengan Prabowo. Namun, menurut Sirojudin, posisi Jokowi belum aman jika melihat tren elektabilitasnya yang cenderung turun sepanjang 2014. Dari hasil survei, elektabilitas Jokowi cenderung turun sejak Desember 2013, Maret 2014, dan April 2014. Sementara elektabilitas Prabowo, menurut survei, terus meningkat dalam periode yang sama. Sirojudin juga memaparkan sejumlah faktor yang menyebabkan turunnya elektabilitas Jokowi. "Dalam lima bulan terakhir memang menurun, salah satu kemungkinan yang menjelaskan penurunan Jokowi karena popularitas Jokowi sudah habis di 62 persen," katanya. Setelah popularitas Jokowi menyentuh puncaknya di angka 62 persen, lanjutnya, calon presaiden lainnya mulai bekerja dan menawarkan diri sehingga membuat pilihan masyarakat akan capres lebih banyak. "Orang mulai kenal Jokowi dari kualitas personalnya, skill ekonomi dan lain-lain mulai terlihat, itu memberikan pendidikan yang baik kepada masyarakat bahwa Jokowi bukan satria piningit, dan semakin kenal, orang semakin biasa memandang kepemimpinan Jokowi," tuturnya. Faktor lain yang mempengaruhi turunnya elektabilitas Jokowi menurut Sirojudin adalah kurang bulatnya dukungan PDIP terhadap gubernur DKI Jakarta itu. Dia menyebut PDIP tidak membuat acara yang luar biasa ketika mengumumkan Jokowi sebagai calon presiden yang bakal diusung partai berlambang banteng tersebut. "Ditambah iklan menjelang pemilu yang keluar hanya Puan dan Mega. Jokowi enggak dikasih porsi. Itu juga salah satu yang membuat masyarakat realistis melihat Jokowi yang membuat elektabilitas menurun," kata Sirojudin. Selain itu, dia menilai dominasi peran Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri cukup membuat simpati masyarakat menurun. Apalagi dengan wacana yang muncul belakangan ini yang menyebutkan pemilihan bakal calon wakil presiden Jokowi harus melalui restu Megawati. "Kini suara disini mulai dibeli masyarakat, ditambah serangan Gerindra, Jokowi boneka Bu Mega, itu tergantung Jokowi dengan tim kemudian mulai memoles Jokowi sebagai figur sentral," ucapnya. Mengenai bakal cawapres, hasil survei SMRC menunjukkan bahwa mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Menteri BUMN Dahlan Iskan bisa membuka peluang lebih baik bagi Jokowi untuk mengalahkan Prabowo. Sementara tokoh lainnya yang disebut-sebut sebagai bakal calon wakil presiden, yakni Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama disebut kurang kuat efeknya dalam meningkatkan elektabilitas Jokowi. Tokoh lainnya, mantan KSAD Ryamizard Ryacudu malah dinilai menurunkan elektabilitas Jokowi.
"Aku Tanpamu bagaikan Jokowi Tanpa Ahok"
http://ift.tt/1pP9BUs JANUARIUS KUWADO Kaos oblong Jokowi-Ahok dijual di Car Free Day, Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (4/5/2014).
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com -- "Aku Tanpamu bagaikan Jokowi Tanpa Ahok". Sederet kalimat yang tertulis di dalam sebuah kaus tersebut menarik minat ratusan pengunjung car free day atau hari bebas kendaraan di Bundaran Hotel Indonesia pada Minggu (4/5/2014) pagi. Kaus tersebut bukan bagian dari demonstrasi atau sejenisnya. Sekitar 20 orang anak muda pendukung pasangan Jokowi-Ahok dan tergabung dalam Distrik (Distro Politik) mendesain kaus itu sekitar April 2014. Mereka menjadikannya sebagai slogan kampanye dengan menggunakan media kaus oblong. "Harganya cuma Rp 50.000. Kita enggak cari untunglah. Yang penting buat bahan baku dan ongkos produksi saja. Kita ini sebagai aksi kampanye dan aspirasi dari kami saja," ujar Ginanjar Rahmawan alias Anjar Solo, wirausaha yang ikut menjual kaus itu, kepada JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Minggu pagi. Menurut Anjar, ada beberapa hal yang menyebabkan ia dan anak muda lainnya rela menghabiskan waktu dan tenaganya memproduksi kaus yang tersedia dalam berbagai warna dan ukuran tersebut. Jokowi dan Ahok adalah pasangan pemimpin yang serasi. Sebagai wakilnya di Jakarta, Ahok selalu mendukung kerja Jokowi. Bahkan, pasangan tersebut, seperti yang juga dijadikan desain salah satu kaus, diibaratkan dwi tunggal Ir Soekarno dan Mohammad Hatta. "Dari berbagai survei, persentase Jokowi-Ahok itu tingkatnya juga tidak beda jauh dari Jokowi-Jusuf Kalla. Jadi memang dua tokoh itu sangat pas memimpin," ujar Anjar. "Kita ingin mendorong nama Ahok menjadi cawapres. Selama ini kan Jokowi sudah sering lempar kode. Mulai dari pakai baju kotak-kotak bareng, sampai bilang bahwa Ahok itu pekerja yang bagus," lanjut Anjar. Reza Saryati, penjual lainnya, mengatakan bahwa masyarakat meminati kaus tersebut. Buktinya, meski hanya dipasarkan melalui Twitter dan di komunitas-komunitas pendukung Jokowi dan Ahok, angka penjualannya cukup signifikan, yakni hampir menyentuh 500 kaus. "Itu baru dipasarkan di Jabodetabek. Rencananya akan kita pasarkan lagi ke luar Jakarta. Sudah banyak yang pesan sih di luar Jakarta. Kita lagi usahakan penuhi permintaan," ujarnya. Reza berharap tulisan dalam kausnya tersebut memengaruhi persepsi khalayak soal pasangan calon presiden dan wakil presiden yang ideal, yakni Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama.
Gus Sholah Ajukan Mahfud MD sebagai Pendamping Jokowi?
DIAN MAHARANI Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo atau Jokowi menemui Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) KH Abdul Aziz Manshur di Pondok Pesantren Tarbiyatunnasyi'in Pacul Gowang, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (3/5/2014).
JOMBANG, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Tokoh Nahdlatul Ulama Salahuddin Wahid atau Gus Sholah menyarankan bakal calon presiden (capres) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo atau Jokowi memilih calon wakil presiden yang menguasai bidang hukum. Saran atau pendapat Gus Sholah itu disampaikan langsung kepada Jokowi di Pondok Pesantren Tebuireng, Jawa Timur, Sabtu (3/5/2014) malam. Atas pernyataan itu, Jokowi pun menduga Gus Sholah menginginkan cawapresnya adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD. "Gus Sholah tidak menyampaikan secara eksplisit nama. Tetapi kalau apa tadi masalah penegakan hukum, masalah reformasi, kok feeling saya mengarah ke sana (Mahfud MD)," ujar Jokowi. Namun Jokowi enggan menjawab apakah ia bersedia jika dipasangkan dengan Mahfud di Pemilu Presiden 2014 nanti. Sebelumnya adik kandung Presiden RI Ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu mengatakan, masalah utama bangsa yang harus dibenahi ialah penegakan hukum dan hak asasi manusia (HAM). Kemudian, yang kedua adalah masalah reformasi demokrasi. Untuk itu, Jokowi bersama cawapresnya nanti harus memiliki misi mengatasi masalah tersebut. Mahfud MD sendiri merupakan salah satu kandidat capres maupun cawapres dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Seperti diketahui, PKB juga telah menyatakan ingin berkoalisi dengan PDI Perjuangan. Ketua DPP PKB Marwan Jafar bahkan mengatakan sebenarnya kedua partai tersebut telah menjalin koalisi. Hanya saja belum diumumkan secara resmi. Koalisi yang terbangun diantara keduanya terbukti ketika Marwan dan Wasekjen PKB Fathan Subchi menemani Jokowi sowan ke sejumlah tokoh NU dan Muhammadiyah. Menurut Marwan, ia mendapat perintah dari Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar untuk menemani safari politik Jokowi hingga Minggu (4/5/2014). Selain Gus sholah, Sabtu siang hingga malam Jokowi telah bertemu mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii maarif, Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, dan Ketua Dewan Syuro PKB, KH Abdul Aziz Manshur.Gubernur DKI Jakarta juga melakukan ziarah ke makam pendiri NU KH Hasyim Ansyari, makam Wahid Hasyim, dan Gus Dur yang terletak di kawasan Pondok Pesantren Tebuireng.
Di Ponpes Giri Kusuma, Jokowi Disambut Doa Bersama
Minggu, 04 Mei 2014 | 12:07 WIB
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Kudus - Calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo, berkunjung ke Pondok Pesantren Giri Kusuma, Kudus, pada Ahad, 4 Mei 2014. Pengasuh Pondok Giri yang juga Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa Jawa Tengah, Munif Muhammadd Zuhri, memberi dukungan dan mengajak ratusan jemaah serta awak media yang datang untuk mendoakan Jokowi agar berhasil menjadi Presiden Indonesia yang ketujuh."Semoga Pak Jokowi memberi warna dan mampu meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa," kata Munif sambil mengangkat kedua tangan yang diikuti oleh jemaahnya. Kemudian dia membaca doa dengan menggunakan bahasa Arab.Ketua Dewan Pimpinan Pusat PKB Marwan Ja'far mewakili Munif mengatakan Kiai menyarankan ekonomi Indonesia jangan sampai liberal dan ada pemerataan yang lebih baik. Munif juga menyarankan kesejahteraan tentara dan polisi, termasuk janda dan veteran. "Mereka jangan sampai terusir," kata Marwan. Dukungan Munif terhadap Jokowi, kata Marwan, bersifat pribadi. Namun bukan tak mungkin dukungan ini menjadi dorongan bagi warga Nahdlatul Ulama.Ihwal calon wakil presiden yang mendampingi Jokowi, Munif menyerahkan kepada Gubernur DKI Jakarta itu. "Pak Jokowi pasti tahu yang terbaik, yang penting bisa bekerja sama," kata kiai yang sedari awal bicara dengan Jokowi sampai konferensi pers meletakkan tangannya di paha Jokowi.Jokowi sendiri gembira mendapatkan dukungan dari Munif. Dia berjanji mempertimbangkan semua masukan Munif, baik terkait dengan calon wakil presiden maupun kenegaraan. "Insya Allah, saya dan Kiai Munif sudah sehati," kata Jokowi, yang langsung dibalas pelukan oleh Munif. (Baca juga: Hari Ini, Jokowi Temui Ulama Jawa Tengah)SUNDARI
Berita Terpopuler:Jokowi Nyapres, Ahok: Kacau-Balau Jakarta IniSoal Century, Raden Pardede Akui Sri Mulyani Lapor ke JK Ahok: Jokowi Jangan On-Off Sofyan Djalil Wakili Sri Mulyani di Kantor Wapres
Aku Tanpamu Bagaikan Jokowi Tanpa Ahok"
http://ift.tt/1pP9BUs JANUARIUS KUWADO Kaos oblong Jokowi-Ahok dijual di Car Free Day, Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (4/5/2014).
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - "Aku Tanpamu Bagaikan Jokowi Tanpa Ahok." Sederet kalimat yang tertulis di dalam sebuah kaos tersebut menarik minat ratusan pengunjung car free day atau hari bebas kendaraan di Bundaran Hotel Indonesia pada Minggu (4/5/2014) pagi. Kaos tersebut bukan bagian dari demonstrasi atau sejenisnya. Sekitar 20 orang anak muda pendukung pasangan Jokowi-Ahok dan tergabung dalam Distrik (Distro Politik) mendesain kaos itu sekitar April 2014. Mereka menjadikannya sebagai slogan kampanye dengan menggunakan media kaos oblong. "Harganya cuma Rp 50.000. Kita enggak cari untunglah. Yang penting buat bahan baku dan ongkos produksi saja. Kita ini sebagai aksi kampanye dan aspirasi dari kami saja," ujar Ginanjar Rahmawan alias Anjar Solo, wirausaha yang ikut menjual kaos itu, kepada JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Minggu pagi. Menurut Anjar, ada beberapa hal yang menyebabkan ia dan anak muda lainnya rela menghabiskan waktu dan tenaganya memproduksi kaos yang tersedia di dalam berbagai warna dan ukuran tersebut. Jokowi dan Ahok adalah pasangan pemimpin yang serasi. Sebagai wakilnya di Jakarta, Ahok selalu mendukung kerja Jokowi. Bahkan, pasangan tersebut, seperti yang juga dijadikan desain salah satu kaos, diibaratkan dwi tunggal Ir Soekarno dan Mohammad Hatta. "Dari berbagai survei, persentase Jokowi-Ahok itu tingkatnya juga tidak beda jauh dari Jokowi-Jusuf Kalla. Jadi memang dua tokoh itu sangat pas memimpin," ujar Anjar. "Kita ingin mendorong nama Ahok menjadi cawapres. Selama ini kan Jokowi sudah sering lempar kode. Mulai dari pakai baju kotak-kotak bareng, sampai bilang bahwa Ahok itu pekerja yang bagus," lanjut Anjar. Reza Saryati, penjual lainnya, mengatakan bahwa masyarakat meminati kaos tersebut. Buktinya, meski hanya dipasarkan melalui Twitter dan di komunitas-komunitas pendukung Jokowi dan Ahok, angka penjualannya cukup signifikan, yakni hampir menyentuh 500 kaos. "Itu baru dipasarkan di Jabodetabek. Rencananya akan kita pasarkan lagi ke luar Jakarta. Sudah banyak yang pesan sih di luar Jakarta. Kita lagi usahakan penuhi permintaan," ujarnya. Reza berharap, tulisan dalam kaosnya tersebut memengaruhi persepsi khalayak soal pasangan calon presiden dan wakil presiden yang ideal, yakni Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama.
Gus Sholah: Cawapres Jokowi Harus Kuasai Hukum
DIAN MAHARANI Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo atau Jokowi menemui Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) KH Abdul Aziz Manshur di Pondok Pesantren Tarbiyatunnasyi'in Pacul Gowang, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (3/5/2014).
JOMBANG, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Tokoh Nahdlatul Ulama Salahuddin Wahid atau Gus Sholah menyarankan bakal calon presiden (capres) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo atau Jokowi memilih calon wakil presiden yang menguasai bidang hukum. Saran atau pendapat Gus Sholah itu disampaikan langsung kepada Jokowi di Pondok Pesantren Tebuireng, Jawa Timur, Sabtu (3/5/2014) malam. Atas pernyataan itu, Jokowi pun menduga Gus Sholah menginginkan cawapresnya adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD. "Gus Sholah tidak menyampaikan secara eksplisit nama. Tetapi kalau apa tadi masalah penegakan hukum, masalah reformasi, kok feeling saya mengarah ke sana (Mahfud MD)," ujar Jokowi. Namun Jokowi enggan menjawab apakah ia bersedia jika dipasangkan dengan Mahfud di Pemilu Presiden 2014 nanti. Sebelumnya adik kandung Presiden RI Ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu mengatakan, masalah utama bangsa yang harus dibenahi ialah penegakan hukum dan hak asasi manusia (HAM). Kemudian, yang kedua adalah masalah reformasi demokrasi. Untuk itu, Jokowi bersama cawapresnya nanti harus memiliki misi mengatasi masalah tersebut. Mahfud MD sendiri merupakan salah satu kandidat capres maupun cawapres dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Seperti diketahui, PKB juga telah menyatakan ingin berkoalisi dengan PDI Perjuangan. Ketua DPP PKB Marwan Jafar bahkan mengatakan sebenarnya kedua partai tersebut telah menjalin koalisi. Hanya saja belum diumumkan secara resmi. Koalisi yang terbangun diantara keduanya terbukti ketika Marwan dan Wasekjen PKB Fathan Subchi menemani Jokowi sowan ke sejumlah tokoh NU dan Muhammadiyah. Menurut Marwan, ia mendapat perintah dari Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar untuk menemani safari politik Jokowi hingga Minggu (4/5/2014). Selain Gus sholah, Sabtu siang hingga malam Jokowi telah bertemu mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii maarif, Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, dan Ketua Dewan Syuro PKB, KH Abdul Aziz Manshur.Gubernur DKI Jakarta juga melakukan ziarah ke makam pendiri NU KH Hasyim Ansyari, makam Wahid Hasyim, dan Gus Dur yang terletak di kawasan Pondok Pesantren Tebuireng.
Selama 60 Hari, Jokowi Akan Tidur Dinihari
Minggu, 04 Mei 2014 | 08:23 WIB
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jombang - Calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo mengatakan, selama 60 hari menjelang pemilihan presiden pada 9 Juli nanti, dirinya akan melakukan sejumlah upaya agar bisa memenangi pemilihan tersebut. Hal ini, kata Jokowi, bakal mengakibatkan setiap hari dirinya pulang ke rumah dinihari, lalu tidur dan harus bangun sebelum waktu subuh."Jangan tidur jam 7 dan 8, harus melakukan serangan darat," kata Jokowi di depan sejumlah kader PDI Perjuangan dan ratusan pendukungnya di Jombang, Jawa Timur, Sabtu, 3 Mei 2014. "Kita sudah menanti selama 10 tahun, dalam waktu 60 hari ini penentuannya menang atau kalah." Gubernur DKI Jakarta itu tak ingin kasus yang terjadi pada pemilihan legislatif 9 April lalu terulang. Ketika itu, kata Jokowi, kader kurang menjelaskan kabar bohong terkait dengan dirinya dan PDI Perjuangan. Jokowi berharap kader tak merasa menang dan puas diri. "Bagaimana? Sanggup?" teriak Jokowi. Mereka langsung menjawab pertanyaan Jokowi, "Sanggup!" (Baca juga: Saat Kampanye, Jokowi Akan Tampil 'Ndeso')Di Jombang, Jokowi yang didampingi petinggi PDI Perjuangan dan mitra koalisi Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai NasDem menemui sejumlah sesepuh Nahdlatul Ulama. Mereka yang dikunjungi adalah KH Aziz Manshur, pengasuh Pondok Pesantren Pacul Gowang yang juga Ketua Dewan Syuro PKB. Di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jokowi bertemu KH Solahuddin Wahid dan mengunjungi makam presiden keempat Abdurrahman Wahid. Setelah itu, Jokowi juga menyempatkan berkunjung ke Pondok Pesantren Tambak Beras dan bertemu KH Hasib Wahab Hasbullah sebelum akhirnya bertolak ke Surabaya.Sebelum ke Jombang, Jokowi berkunjung ke Sleman, Yogyakarta, menemui mantan Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Ma'arif dan mengunjungi Museum Taman Siswa yang dulunya rumah Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Ahad ini, 4 Mei 2014, Jokowi akan menuju sejumlah pondok pesantren di Demak, Rembang, dan Kendal. Pondok pesantren yang dikunjungi Jokowi antara lain Pondok Pesantren Giri Kusumo, Mranggen, Demak; Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang; dan Pondok Pesantren Alfadllu, Kendal.SUNDARI
Berita terpopuler:Perbandingan Bank Century dengan Bank IFI dan IndoverRupiah Menguat, Jangan Senang DuluKetidakpastian Koalisi Capres Bakal Koreksi Pasar9 Tahun, Penyelundupan Timah Capai 301.800 MegaTon
Penunjukan Khofifah Jadi Jubir Jokowi Tanpa Syarat
Sabtu, 03 Mei 2014 | 18:09 WIB
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Surabaya - Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo alias Jokowi, menunjuk Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa sebagai juru bicara tim pemilihan presiden 2014. Hal ini untuk melengkapi juru bicara Jokowi dari internal, Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Ahmad Basarah. "Kita ini kerja sama tanpa syarat," ujar Jokowi pada wartawan di rumah Khofifah di Jalan Jemursari, Surabaya, Sabtu, 3 Mei 2014. (Baca: Bertemu Jokowi, Khofifah Bantah Ada Deal Politik)Jokowi menuturkan pertemuan dengan Khofifah sudah dilakukan sekian kalinya. Hanya kali ini, pertemuan berlangsung di kediaman Khofifah dengan mengundang para Muslimat NU. Jokowi juga menegaskan bahwa pertemuan ini hanya silaturahmi dengan jajaran Muslimat NU di Jawa Timur. "Tidak ada membahas bagi-bagi kursi, tidak ada bagi-bagi cawapres," kata Jokowi di depan anggota Muslimat NU.Jokowi tiba di kediaman Khofifah sekitar pukul 14.15 WIB, Sabtu, 3 Mei 2014. Tampak bersama rombongan, Jokowi didampingi Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Ahmad Basarah, Ketua Fraksi PKB DPR RI Marwan Ja'far, Effendi Choirie dari Partai NasDem, anggota DPR RI PDIP Indah Kurnia, dan Ketua DPD PDIP Jawa Timur Sirmadji. (Baca: Safari ke Jatim, Jokowi Ziarahi Makam Gus Dur)Sedangkan lebih dulu datang di rumah Khofifah, antara lain mantan calon gubernur Jawa Timur Bambang Dwi Hartono, pengamat pendidikan Kresnayana Yahya, guru besar UIN Sunan Ampel Ridwan Nasir, serta pengurus Muslimat NU, PCNU, dan IPPNU.Dalam pertemuan itu, Khofifah juga memberikan sebuah cendera mata berupa silsilah keilmuan Nahdlatul Ulama yang merunut daftar guru mulai dari Hasyim Asyhari hingga kepada Nabi Muhammad. Jokowi juga berkesempatan mendapat suguhan rujak cingur. Acara silaturahmi itu hanya berlangsung sekitar 60 menit. Rombongan Jokowi pun kemudian melanjutkan perjalanan ke Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang.AGITA SUKMA LISTYANTIBerita terpopuler lainnya:Jokowi Nyapres, Ahok: Kacau-Balau Jakarta IniTak Serahkan iPod, Boediono Bisa Dijerat Pasal SuapAhok: Jokowi Jangan On-Off
Alasan Khofifah Siap Jadi Jubir Jokowi
http://ift.tt/1rQlcn9 Faizal Bakal calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo bertamu ke Ketua PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa (tengah), dan didampingi Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim Sirmaji.
SURABAYA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa menyatakan siap menjadi juru bicara (jubir) bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Khofifah beralasan, ia sudah mengenal Jokowi karena sering bertemu sejak Jokowi menjabat Wali Kota Solo. "Setelah deklarasi saya merasa banyak hal yang saya Insya Allah bisa bersinergi," terang Khofifah di kediamannya di Surabaya, Sabtu (3/5/2014). Khofifah menegaskan, dia tidak melanggar peraturan dalam organisasi NU dengan menjadi jubir Jokowi. Sejauh ini kalangan NU pun tidak mempermasalahkannya, ujar Khofifah."Kalau di AD/ART-nya NU, kan ada larangan rangkap jabatan. Tapi ini kan bukan jabatan politik," katanya. Menurut Khofifah, Jokowi membutuhkan juru bicara untuk menjawab, merespons, dan melakukan konfirmasi suatu hal berkaitan dengan Pilpres 2014 yang tidak bisa disampaikan langsung oleh Jokowi. Meskipun demikian, Khofifah mengaku belum mendapat tugas secara rinci sebagai jubir. Menurut Khofifah, nantinya akan ada beberapa jubir yang dibagi dalam berbagai bidang. "Mungkin ada yang bagian politik siapa, bagian sosial kemasyarakatan siapa, bagian ekonomi siapa," terangnya. Sebelumnya, pernyataan Khofifah menjadi jubir disampaikan langsung oleh Jokowi ketika menyambangi kediaman Khofifah di Surabaya. Jokowi juga mengaku telah lama berteman dengan mantan calon Gubernur Jawa Timur itu. Menurut Jokowi, mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan itu memiliki rekam jejak yang baik.
Alasan Khofifah Siap Jadi Jubir Jokowi
http://ift.tt/1rQlcn9 Faizal Bakal calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo bertamu ke Ketua PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa (tengah), dan didampingi Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim Sirmaji.
SURABAYA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa menyatakan siap menjadi juru bicara (jubir) bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Khofifah beralasan, ia sudah mengenal Jokowi karena sering bertemu sejak Jokowi menjabat Wali Kota Solo. "Setelah deklarasi saya merasa banyak hal yang saya Insya Allah bisa bersinergi," terang Khofifah di kediamannya di Surabaya, Sabtu (3/5/2014). Khofifah menegaskan, dia tidak melanggar peraturan dalam organisasi NU dengan menjadi jubir Jokowi. Sejauh ini kalangan NU pun tidak mempermasalahkannya, ujar Khofifah."Kalau di AD/ART-nya NU, kan ada larangan rangkap jabatan. Tapi ini kan bukan jabatan politik," katanya. Menurut Khofifah, Jokowi membutuhkan juru bicara untuk menjawab, merespons, dan melakukan konfirmasi suatu hal berkaitan dengan Pilpres 2014 yang tidak bisa disampaikan langsung oleh Jokowi. Meskipun demikian, Khofifah mengaku belum mendapat tugas secara rinci sebagai jubir. Menurut Khofifah, nantinya akan ada beberapa jubir yang dibagi dalam berbagai bidang. "Mungkin ada yang bagian politik siapa, bagian sosial kemasyarakatan siapa, bagian ekonomi siapa," terangnya. Sebelumnya, pernyataan Khofifah menjadi jubir disampaikan langsung oleh Jokowi ketika menyambangi kediaman Khofifah di Surabaya. Jokowi juga mengaku telah lama berteman dengan mantan calon Gubernur Jawa Timur itu. Menurut Jokowi, mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan itu memiliki rekam jejak yang baik.
Pendukung Jokowi Serang Prabowo dan Ical
Minggu, 04 Mei 2014 | 05:51 WIB
Capres PDI Perjuangan, Joko Widodo berikan sambutan di Lapangan Sumampir, Cilegon, Banten, (28/3). Dalam sambutanya Jokowi mengajak para partisipan untuk selalu mengawasi jalannya penghitungan suara. TEMPO/Dasril Roszandi
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT , Surakarta: Pendukung Joko Widodo (Jokowi) yang tergabung dalam Sekretariat Nasional Muda Jokowi mendeklarasikan dukungan mereka di Surakarta, Sabtu, 3 Mei 2014. Mereka menyatakan mendukung Jokowi, yang maju sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.Saat deklarasi, anggota Presidium Seknas Muda Jokowi Pusat, Ririn Sefsani, menyatakan bahwa saat pemilu presiden hanya ada tiga calon presiden. Selain Jokowi, capres lainnya kemungkinan Prabowo Subianto, Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya dan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie atau Ical, jelasnya.Dia menyerang capres lain yang dianggap tidak pantas memimpin Indonesia. Misalnya Ical dan Partai Golkar yang kerap menjual zaman kepemimpinan Presiden Soeharto untuk mengambil hati masyarakat. "Kita harus menentang keras jargon, 'Pie kabare? Isih enak zamanku,to?'. Karena buktinya (di era Soeharto) tidak enak dan menjadi rezim (diktator)," katanya.Dia juga menyerang Prabowo, karena pernah terlibat kasus penculikan sejumlah mahasiswa aktivis pada akhir era Orde Baru . Dia menilai Indonesia butuh pemimpin yang tegas dalam melaksanakan kebijakan untuk membuat rakyat makmur dan sejahtera. Ririn mengklaim tidak berafiliasi dengan PDI Perjuangan. Dia menyebut mereka yang tergabung dalam Seknas Muda Jokowi adalah relawan yang berdiri sendiri. "Kami tidak masuk struktur partai maupun untuk pemenangan Jokowi," ucapnya.Dia mengaku menjadikan anak muda sebagai sasarannya karena jumlahnya jumlahnya mencapai 37 persen dari total pemilih saat pemilu legislatif lalu. "Ada juga Seknas Perempuan dan Seknas Buruh. Masing-masing mengorganisasi sendiri dan tidak mau diatur partai," katanya. (Baca juga: Pendukung Minta Jokowi Mundur sebagai Gubernur DKI)
Pada kesempatan yang sama Presidium Seknas Muda Jokowi Surakarta, Tiead Andika Gilham, mengatakan memilih Jokowi karena mewakili semangat anak muda. Ia menilai Jokowi kreatif, inovatif, dekat dan bersahabat dengan rakyat. "Jokowi juga sosok sederhana dan pekerja keras," ucapnya. UKKY PRIMARTANTYO
Sowan ke Ketua Dewan Syuro PKB, Jokowi Diberi Wejangan
DIAN MAHARANI Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo atau Jokowi menemui Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) KH Abdul Aziz Manshur di Pondok Pesantren Tarbiyatunnasyi'in Pacul Gowang, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (3/5/2014).
JOMBANG, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo atau Jokowi menemui Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) KH Abdul Aziz Manshur di Pondok Pesantren Tarbiyatunnasyi'in Pacul Gowang, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (3/5/2014). Kedatangan Jokowi beserta rombongan disambut shalawat oleh para santri pesantren tersebut. Dalam pertemuan itu, Jokowi didampingi oleh Ketua DPP PKB Marwan Jafar, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Fathan Subchi, politikus Partai Nasdem Effendi Choirie atau Gus Choi, dan Wasekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah. "Saya ke sini diberi wejangan," kata Jokowi. 'Ahmad Basarah menambahkan, Aziz Manshur memberikan wejangan sebagai bekal jika Jokowi terpilih menjadi presiden RI. Jokowi juga diberi kuliah tujuh menit untuk belajar kitab kuning. Selain itu, menurut Marwan, Jokowi telah mendapat dukungan dari Aziz untuk menjadi presiden. "Kepada Pak Jokowi Kiai Aziz memberikan nasihat bahwa kepemimpinan harus dijaga supaya negara kesatuan kita betul-betul tegak dan sampai seterusnya," kata Marwan. Sebelumnya, Marwan menyatakan, partainya sudah pasti akan berkoalisi dengan PDI Perjuangan. Namun, keputusan itu belum diumumkan secara resmi. Marwan pun hari ini diutus oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar untuk menemani Jokowi sowan ke sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Menurut Marwan, hal itu sebagai bentuk dukungan PKB kepada Jokowi. "Sebetulnya dengan kehadiran saya di sini, secara tidak langsung telah diputuskan bahwa memang kami berkoalisi dengan PDI-P," tegas Marwan. Sabtu siang, mereka telah menemani Jokowi menemui mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif di Yogyakarta dan Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa. Jokowi pun akan ziarah ke makam para tokoh bangsa, salah satunya makam Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid.
Sabtu, 03 Mei 2014
Jokowi Jadi Capres, Ahok: Saya Agak Galau
Sabtu, 03 Mei 2014 | 06:39 WIB
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kanan) bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kedua kanan) berbincang sebelum melakukan blusukan di Balai Kota, Jakarta, Kamis (27/2). Jokowi mengajak Ahok ikut blusukan di sejumlah wilayah di DKI Jakarta untuk pengecekan, kontrol dan pengawasan langsung terhadap jalannya pembangunan ibu kota. ANTARA/Zabur Karuru
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku galau setelah koleganya, Joko Widodo, menjadi calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Apalagi, Ahok bakal mengurus Ibu Kota sendiri jika Jokowi--sapaan akrab Joko Widodo--mengajukan cuti panjang."Saya agak galau ini jika posisinya seperti ini," kata Ahok saat melepas Tim Penasihat Teknis Arsitektur Perkotaan dan Bangunan 2010-2013 di Balai Kota, Jakarta, Jumat, 2 Mei 2014. Ia mengaku tidak tahu siapa yang bakal terpilih jadi presiden dan bagaimana situasinya. "Tapi saya akan doakan bapak dan ibu untuk tetap sehat dan kuat mengemban tugasnya untuk tetap membantu agar Ibu Kota bisa jadi lebih baik."Menurut dia, dirinya membutuhkan bantuan tim penasihat arsitektur perkotaan tersebut lantaran mengurus Jakarta tak bisa sendirian. Apalagi, Ibu Kota dijejali masalah yang pelik. "Kacau-balau Jakarta ini," kata Ahok. (Baca: Jokowi Capres, Begini Sikap Ahok)Kendati begitu, Ahok optimistis bisa memperbaiki Jakarta dengan kerja sama seluruh pihak. "Kita bisa perbaiki bersama. Ini situasi tidak gampang. Apalagi, posisi saya agak kejepit, nih, sekarang," kata Ahok, yang curhat posisinya sejak Jokowi nyapres, lalu disambut gelak tawa tim penasihat.Melihat kesibukan Jokowi, Ahok menyarankan rekannya itu untuk cuti panjang agar bisa fokus pada rencananya sebagai calon presiden. "Jangan on-off kayak kemarin, biar fokus," katanya. Menurut Ahok, jika Jokowi cuti, secara otomatis pemerintahan DKI Jakarta diambil alih olehnya. (Baca: Maju Capres, Jokowi Mulai Cuti 18 Mei)ERWAN HERMAWANBerita Lainnya:Anak Bunuh Diri di Penjaringan Suka Tiru SpidermanIni Penyebab Jagal Tangerang MembantaiPolisi Bogor Gerebek Gudang Sabu Pasar Dunia Gugatan Korban JIS Diproses, Keluarga Harap Menang
Syafii Maarif Sudah Tahu Cawapres Jokowi
Sabtu, 03 Mei 2014 | 10:39 WIB
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Yogyakarta - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif mengaku telah mengetahui siapa calon wakil presiden yang akan dipasangkan dengan Joko Widodo, meskipun pengumuman cawapres oleh PDIP baru disampaikan pada 9 Mei. Jadi, kata dia, tiga nama yang disebut-sebut sebagai pendamping Jokowi tak perlu lagi dipersoalkan. "Sudah ditentukan, tidak perlu dibahas lagi. Yang menentukan 'Ibu Kita Kartini', Bu Megawati," kata Syafii saat ditemui sambil menunggu kedatangan Jokowi di kediamannya di Perumahan Nogotirto, Sleman, Sabtu pagi, 3 Mei 2014. Hanya saja, Syafii menolak untuk menyebut namanya. Termasuk, apakah dari kalangan sipil atau militer. Sebagaimana disebut selama ini, ada tiga nama yang masuk bursa cawapres pendamping Jokowi, yaitu Jusuf Kalla, Ryamizard Ryacudu, dan Mahfud Md. Cawapres tersebut akan ditentukan pada 9 Mei mendatang. "Itu pertanyaannya sudah menjurus," kata Syafii sambil tersenyum. Syafii pun tidak mengetahui kalau Jokowi sudah bertemu dengan Jusuf Kalla di Bandara Halim Perdanakusuma sebelum keberangkatan ke Yogyakarta. Bahkan, mengenai pernyataan Jusuf Kalla yang menyatakan Jokowi akan menang satu putaran, Syafii enggak mengomentari apakah Jusuf Kalla yang dimaksud sebagai cawapres yang dipilih. "Nanti saja, sudah ditentukan 'Ibu Kartini'," kata Syafii.
Elite PKB Temani Jokowi Kunjungi Tokoh NU dan Muhammadiyah
YOGYAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Kunjungan bakal calon presiden (capres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo menemui tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah di Jawa Tengah dan Jawa Timur tak hanya ditemani elite PDI-P dan Partai Nasdem. Jokowi juga ditemani oleh Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Marwan Djaffar dan Wakil Sekretaris Jenderal PKB Fathan Subchi. Mereka ikut menemani Jokowi menyambangi kediaman mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif, Sabtu (3/5/2014) siang. Mereka juga berencana mendampingi Jokowi berkunjung ke sejumlah pondok pesantren hingga Minggu (4/5/2014). Seperti diketahui, PKB memang belum menyatakan resmi berkoalisi dengan PDI-P. Namun, kedua partai ini mengaku telah menjalin komunikasi intensif terkait koalisi. Sementara itu, Partai Nasdem sudah lebih dulu menyatakan berkoalisi dengan PDI-P. Saat dikonfirmasi mengenai kehadirannya, Marwan mengaku ikut menemani Jokowi atas perintah Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. "Saya ditugaskan ke sini oleh ketua umum untuk mengikuti Jokowi sowan (mengunjungi) ke tokoh-tokoh bangsa, ke kiai-kiai," kata Marwan, Sabtu. Selain mendatangi pondok pesantren, Jokowi juga akan melakukan ziarah ke makam para tokoh bangsa, salah satunya makam Presiden Ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid. Menurut Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Ahmad Basarah yang ikut dalam rombongan, Jokowi ingin menjaga tradisi dan budaya masyarakat Indonesia. "Kunjungan silaturahim Jokowi tersebut adalah dalam rangka melaksanakan ajaran Trisakti Bung Karno yang ketiga, yakni membangun kepribadian bangsa yang berkebudayaan Indonesia," terang Ahmad. Jokowi beserta rombongan berangkat dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu pagi. Kunjungan pertama Jokowi adalah ke kediaman Syafii Maarif. Setelah itu, Jokowi berkeliling ke taman siswa. Selanjutnya, Jokowi juga dijadwalkan menemui Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa di Surabaya. Setelah itu, Jokowi mengunjungi pondok pesantren di beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Jokowi
http://ift.tt/1obXsJR Maharani Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo (kiri) bertemu dengan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (3/5/2014).
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo atau Jokowi bertemu mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla atau JK di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (3/5/2014). Menurut keduanya, pertemuan ini tak disengaja. "Kebetulan," kata JK sambil tertawa. JK mengatakan, ia akan berangkat ke Semarang, Jawa Tengah untuk acara Palang Merah Indonesia (PMI). Sementara Jokowi, akan safari politik ke sejumlah kota di antaranya Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya. Keduanya tampak "mesra" saat bertemu di ruang VIP Bandara Halim Perdanakusuma. Mereka bersalaman erat. Mereka juga terlihat kompak karena mengenakan kemeja putih. JK mengenakan kemeja putih berlambang PMI dan Jokowi berkemeja putih polos lengan panjang. Keduanya sempat berbincang-bincang selama sekitar 2 menit sebelum berangkat. "Mau ke Semarang acara PMI," jawab JK ketika ditanya oleh Jokowi. Sementara itu, keduanya tak banyak komentar ketika ditanya mengenai duet capres-cawapres Jokowi-JK. "Itu nanti lah," kata JK. "Sabar," timpal Jokowi. Jokowi pun berseloroh ia belum mengantongi nama-nama cawapres. "Ini masih kosong," ucap Jokowi sambil membuka kantong kemejanya.
Jokowi
TRIBUNNEWS.COM, PALMERAH -- Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) adalah dua tokoh yang sudah dinyatakan sebagai calon presiden (capres) oleh partai pengusungnya, Gerindra dan PDIP. Yang menarik, kedua capres ini memiliki penampilan yang unik.
Prabowo sering tampil mengenakan setelan safari, sedangkan Jokowi tampil mengenakan kemeja putih dan belakangan ini juga mengenakan kembali kemeja kotak-kotak yang pernah dipakainya saat kampanye pemilihan gubernur DKI tahun 2012 silam.
Sementara penampilan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, pada berbagai kesempatan cenderung sama. Ia selalu berpakaian model safari epaulette warna terang.
Penampilan Prabowo tersebut bisa membuka memori atas foto-foto Bung Karno. Selain dikenakan oleh Prabowo, setelan serupa juga dipakai para pengurus Partai Gerindra maupun orang-orang di sekeliling mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus tersebut.
Lain lagi dengan Jokowi yang ketika bertarung di pemilihan gubernur (pilgub) DKI menjadikan baju kotak-kotak sebagai simbol, tetapi setelah menjabat sebagai gubernur, Jokowi lebih sering mengenakan kemeja warna putih.
Ketika mendeklarasikan diri sebagai capres PDIP, Jokowi mengenakan pakaian betawi. Setelah itu, Jokowi kembali ke kebiasaannya mengenakan kemeja putih. Tokoh lingkaran dalam Jokowi mengakui, hingga awal Mei ini, belum ada keputusan tentang pakaian khas yang akan digunakan Jokowi sebagai capres.
Jokowi mengaku, memiliki 10 kemeja warna putih. "Saya punya kemeja putih ini tidak hanya satu, tapi ada 10 kemeja," ujar mantan Wali Kota Solo, Jateng, itu beberapa waktu lalu.
Jokowi mengakui, kemeja-kemeja putihnya bukanlah barang bermerek yang dibeli di toko terkenal. Menurut Jokowi, kemeja-kemeja itu dibuat oleh penjahit langganannya di Solo. Tarif pembuatannya antara Rp 50.000 sampai Rp 70.000 per kemeja. "Saya pesan baju-baju itu karena murah," katanya.
Belakangan setelah dipercaya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk menjadi capres, Jokowi dalam beberapa kali kesempatan kembali mengenakan pakaian khasnya, yakni kotak-kota. Penampilan Jokowi berbaju kotak-kotak, misalnya, diperlihatkan ketika dia menemui para buruh yang mengadu kepada dirinya, Kamis (1/5) lalu.
Ketika ditanya soal baju kotak-kota ini, Jokowi hanya terkekeh. "Mau nyoba kemeja kotak-kotak baru, kok. Memang enggak boleh?" kata Jokowi di kediaman dinasnya di Taman Suropati 7, Menteng, Jakarta Pusat. Menurut informasi, tim Jokowi konon sudah memesan sekitar 2 juta baju kotak-kotak untuk disebar ke seluruh Indonesia. (*)
BERITA SELENGKAPNYA BACA WARTA KOTA EDISI, SABTU, 3 MEI 2014
Tokoh PKB Temani Kunjungan Jokowi ke Tokoh Muhammadiyah
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT YOGYAKARTA -- Ketua DPP PKB, Marwan Jafar ikut mendampingi calon presiden (capres) PDIP, Joko Widodo (Jokowi) bersilaturahmi ke sejumlah tokoh ulama Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
Marwan sudah terlihat menemani Jokowi sejak Jokowi berangkat dari Bandahara Halim Perdanakusumah menuju Yogyakarta. Kehadiran Marwan tentu menimbulkan tanda tanya di kalangan awak media yang bertugas meliput perjalanan Jokowi.
"Wah jangan-jangan PKB sudah koalisi dengan PDIP," kata salah seorang wartawan.
Marwan sendiri tidak berkomentar banyak saat ditanya soal kepastian PKB berkoalisi dengan PDIP. Namun dari jawaban yang diberikan mengisyaratkan koalisi PKB dan PDIP tinggal menunggu waktu deklarasi.
Jokowi sendiri dijadwalkan mengisi libur akhir pekan dengan bersilaturrahmi ke sejumlah tokoh alim ulama Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Tokoh pertama yang akan disambangi Jokowi adalah sesepuh Muhammadiyah Syafi'i Ma'arif. Jokowi dijadwalkan bertemu Syafi'i di Yogyakarta, Sabtu (3/5).
Dari pertemuan dengan Syafi'i, Jokowi selanjutnya akan berkejung ke Museum Taman Siswa. Di tempat ini sedianya dia akan memberikan pernyataan politik kepada para wartawan.
Usai dari Taman Siswa Jokowi akan melanjutkan perjalanan ke Jawa Timur. Tepatnya Kota Surabaya. Di kota pahlawan ini Jokowi dijadwalkan menggelar makan siang bersama dengan tokoh muslimat NU, Khofifah Indarparawansah.
Dari kediamana Khofifah, Jokowi dan rombongan akan melanjutkan perjalanan ke Pondok Pesantren Pacul Gowang asuhan K.H. Anwar Mansur di Jombang. K.H. Anwar merupakan salah satu guru dari Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Usai dari Jombang Jokowi melanjutkan perjalanan ke Pondok Pesantren Tebu Ireng. Di sini Jokowi akan bertemu dengan Sholahudin Wahid dan berziarah ke makam Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Masih di hari yang sama, Jokowi selanjutkan mengunjungi Pondok Pesantren Putri al-Lathifiyah di Tambak Beras, Jombang. Di sini dia akan bertemu dengan Hajah Mahfudhoh Ali Ubaid dan KH Hasib Wahab Hasbullah.
Dari Jombang Jokowi akan kembali ke Surabaya. Dia jadwalkan akan bertemu dengan sejumlah pengurus DPD dan kepala daerah PDIP di Jawa Timur.
Jokowi Kunjungi Tokoh
http://ift.tt/1obXsJR Maharani Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo (kiri) bertemu dengan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (3/5/2014).
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.COM - Bakal calon presiden (capres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo akan mengunjungi sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pria yang akrab disapa Jokowi itu berencana mendatangi sejumlah pondok pesantren mulai Sabtu (3/5/2014) ini hingga Minggu besok. "Kunjungan tersebut dalam rangka silaturahmi dan penguatan hubungan Jokowi dengan tokoh-tokoh Islam di berbagai pesantren di Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Ahmad Basarah di Jakarta, Sabtu. Jokowi juga akan melakukan ziarah ke makam para tokoh bangsa, salah satunya makam Presiden ke-4 Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid. Menurut Ahmad, dengan berziarah Jokowi ingin menjaga tradisi masyarakat Indonesia. "Kunjungan silaturahmi Jokowi tersebut adalah dalam rangka melaksanakan ajaran Trisakti Bung Karno yang ketiga, yakni membangun kepribadian bangsa yang berkebudayaan Indonesia," terang Ahmad. Jokowi beserta rombongan berangkat dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu pagi. Kunjungan pertama Jokowi yaitu ke Yogyakarta untuk menemui Mantan Ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif. Setelah itu, Jokowi akan ke taman siswa. Ia kemudian melanjutkan perjalanan ke rumah Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, di Surabaya. Jokowi juga akan mengunjungi sejumlah pondok pesantren di beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Jumat, 02 Mei 2014
Jokowi: Kalau Perlu, Mulai Serangan pada Hari Ini!
RODERICK ADRIAN MOZES Calon presiden yang juga Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau Jokowi, berpose sebelum meresmikan posko media JKW4P di Jalan Cemara, Menteng, Jakarta, Kamis (3/4/2014). Jokowi diberikan mandat untuk menjadi calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com -- Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Joko Widodo, meminta seluruh struktur relawan langsung bekerja untuk pemenangannya dalam Pemilihan Presiden 2014. Hal itu dikatakan Jokowi seusai melakukan pertemuan dengan Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh, di kantor DPP Nasdem, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (2/5/2014) sore."Kami ingin serangan ini jangan menunggu waktu lagi. Kalau perlu, hari ini serangan sudah harus dimulai," ujar Jokowi.Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, tim pendukungnya telah lengkap dan tersebar di seluruh penjuru Tanah Air. Mereka terdiri dari elemen parpol pengusung, kalangan PDI-P, hingga ke tim dari para sukarelawan yang tak terkait dengan struktur partai.Jokowi meminta tim pemenangannya untuk menyiapkan isu dan informasi demi meningkatkan citra sekaligus menahan isu-isu negatif terhadapnya kepada masyarakat. "Saya sampaikan supaya tidak ada rapat-rapat lagi. Langsung kerja, aksi. Baik di darat, serangan udara, kalau laut diperlukan, ya laut juga," ujar Jokowi. "Timnya sudah siap, manajemen organisasinya sudah siap, kita tinggal kerja di lapangan. Sehingga 9 Juli nanti pemenangnya itu adalah Jokowi," lanjut Jokowi.Pemenangan Jokowi dalam Pilpres 2014 tak hanya dilakukan oleh PDI-P, tetapi juga mitra koalisinya, Partai Nasdem. Selain itu, ada pula elemen-elemen masyarakat yang menyatakan dukungan dan siap memenangkan Jokowi, di antaranya Bara JP, Seknas, Projo, dan sejumlah tim lainnya.
Akademisi Ini Pertanyakan Sikap Jokowi Soal "Outsourcing"
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT/Kurnia Sari Aziza Bakal capres PDI-P Joko Widodo bersama anggota Komisi IX Rieke Dyah Pitaloka menjenguk Abdullah, buruh, yang menderita sakit pinggang, di Rorotan, Jakarta Utara, Kamis (1/5/2014).
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Bakal calon presiden PDI Perjuangan, Joko Widodo atau Jokowi dinilai lebih berpihak kepada pengusaha dibandingkan buruh karena keenggannya menghapus sistem "outsourcing" (alih daya). Sikap tersebut juga dinilai bertentangan dengan slogan wong cilik PDI-P dimana buruh menjadi konstituen penting bagi PDI-P. "Bagi dia, dukungan para pemodal ini penting untuk memenangi pilpres di tengah politik uang yang menggila," kata pengamat politik Universitas Syarif Hidayatullah, Zaki Mubarak saat dihubungi, Jumat (2/5/2014).Dia pun mengaku terkejut dengan keraguan Mantan Wali Kota Surakarta itu menghapus sistem tersebut, karena kebijakan outsourcing muncul saat Megawati Soekarnoputri menjadi presiden. Sikap Jokowi tersebut, kata dia, juga sejalan dengan keinginan para pengusaha besar."Apa mungkin Jokowi melawan para majikan yang memberi support finansial besar ini, termasuk mereka menyewakan pesawat untuk kampanye?," ujar dia.Zaki pun meminta kepada para buruh untuk mendesak Jokowi agar menjelaskan visi-misinya soal perburuhan. Dia menilai Jokowi menjadi pembela outsourcing yang menindas buruh, dan hal ini sangat ironis mengingat Jokowi selama ini lekat sebagai pemimpin yang populis dan merakyat."Padahal buruh dan kelompok wong cilik inilah yang menjadi konstituen PDI-P," ucapnya. Sebelumnya, bakal capres PDI-P, Joko Widodo mengatakan jika kelak menjadi presiden, dia akan tetap memimpin berlandaskan undang-undang dan konstitusi yang berlaku.Sistem outsourcing itu berlaku sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Sebagian buruh dari Gabungan Solidaritas Perjuangan Buruh (GSPB) Bekasi mengimbau Jokowi untuk menjadi capres yang berani menghapus sistem outsourcing.
Jokowi Mewanti
http://ift.tt/1jimTYo SARI AZIZA Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memberikan pengarahan kepada satuan kerja perangkat daerah (SKPD), di Balaikota Jakarta, Kamis (10/4/2014).
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menegaskan kepada jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) agar tidak menerima sepeserpun uang dari pemenang lelang. Dia menegaskan, PNS Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjaga kredibilitas dalam proyek-proyek pembangunan di DKI. "Saya hanya ingin mengingatkan bendahara, pemeriksa barang, semuanyalah, jangan menerima uang sepeserpun dari mereka (pemenang lelang)," ujar Jokowi dalam rapat pengarahan pada Eselon II dan III di Balaikota, Jakarta Pusat, Jumat(2/5/2014). Selama ini, lanjut Jokowi, antara SKPD dengan pemenang lelang 'kongkalikong' dalam meloloskan sebuah proyek. Uang pelicin pun mengalir dari pemenang lelang kepada sejumlah pejabat SKPD, terutama yang mengurus proyek tersebut. Alhasil, kualitas spek proyek terkadang jadi korban. Masyarakat umum pun dirugikan. "Kita ini yang pegang duitnya, punya power. Kok bisa yang atur itu mereka (pemenang lelang). Aturannya mereka itu ikuti aturan kita dan kualitas yang kita mau. Bahaya kalau kebalik," ujarnya. "Kalau di lapangan jelas kelihatan tidak benar, langsung tegor. Kalau sulit ditegor, langsung coret," tegas Jokowi. Jokowi mewanti-wanti agar jajaran SKPD yang ingin melakukan pengadaan barang dan jasa agar cermat dan teliti atas kualitas proyek. Jangan sampai melenceng sedikitpun dari standar yang telah ditetapkan sejak awal. Jokowi tidak mau kasus barang yng sudah dibayarkan ternyata tak sesuai standar kualitas terulang. Terakhir, Jokowi berpesan agar para SKPD melengkapi syarat permohonan lelang kepada ULP. Sekadar gambaran, dari total 7.000 item permohonan lelang dengan jumlah 50.000 lebih kegiatan, baru 302 item yang masuk ULP. Parahnya lagi, baru 18 item yang memenuhi syarat dan siap dilaksanakan. ULP adalah lembaga yang dibentuk Pemprov DKI untuk memperketat proses penganggaran. Dengan ULP, pengadaan barang dan jasa disentralisir ke satu unit tersebut dan tidak disebar di SKPD seperti sebelumnya. Dengan demikian, proses lelang lebih teliti dan transparan.
Janji Jokowi di Hari Pendidikan Nasional
Jum'at, 02 Mei 2014 | 10:45 WIB
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, saat meresmikan lapangan mini soccer dan Jembatan Taman Kota Waduk Pluit, Jakarta Utara, Jumat (25/4). Penyaringan calon pendamping Jokowi sebagai cawapres mengerucut menjadi dua kandidat, dari luar dan internal partai. TEMPO/Imam Sukamto
JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT, Jakarta - Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo alias Jokowi memaparkan sejumlah program di bidang pendidikan di Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2014. Jokowi mengatakan kewajiban negara memenuhi hak konstitusional setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan yang layak. "Pasal 31 UUD 1945 menyebutkan dengan tegas bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan," kata Jokowi melalui siaran pers yang dikirim lewat Media Centre, Jumat, 2 Mei 2014. Menurut Jokowi, pendidikan nasional sebagai proses pembangunan karakter bangsa. Pendidikan, ujarnya, menuju revolusi mental dari kebodohan dan keterbelakangan. Karena itu, Jokowi menjanjikan sejumlah program seperti meningkatkan rata-rata lama sekolah penduduk berusia 15 tahun ke atas, dari 7,92 tahun pada awal tahun 2011 menjadi 12 tahun pada tahun 2019. "Menurunkan angka buta aksara penduduk berusia 15 tahun menjadi 2,90 persen selama lima tahun," ujar Jokowi. Saat ini, 5,30 persen penduduk Indonesia masih buta huruf. Selain meningkatkan mutu pendidikan mulai pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi, Jokowi juga menjanjikan perluasan program pendidikan usia dini. Bila menjadi presiden, Jokowi bertekad menurunkan ketimpangan partisipasi dan kualitas pelayanan pendidikan antarwilayah, gender, sosial, dan ekonomi antarsatuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat. Bahkan, katanya, ada hibah dan pinjaman ringan jangka panjang untuk program S1, S2, dan S3 dalam negeri dan luar negeri di luar program beasiswa. Ihwal kesejahteraan pengajar, Jokowi berjanji meningkatkan kesejahteraan guru, dosen, dan tenaga hononer. "Jadi tak benar kalau akan menghapus tunjangan sertifikasi guru," ucap Gubernur DKI Jakarta ini. Guru yang di daerah terpencil, terluar, dan pedalaman justru mendapatkan tunjangan khusus. Sebelumnya, beredar isu di linimasa bahwa tunjangan guru akan dihapus bila Jokowi menjadi presiden. Isu ini juga disebarkan lewat pesan pendek oleh nomor yang tak dikenal. Isinya sebagai berikut, "Jokowi akan menghapus sertifikasi guru dan BLT karena dianggap menghambur-hamburkan uang negara. Maka yang merasa dirugikan silahkan memilih calon presiden yang lain, hidup PGRI."Buruh Perusahaan Prabowo Tagih Tunggakan 4 Bulan Gaji Dosa Hary Tanoesoedibjo pada Hanura 5 Kebiasaan yang Menyebabkan Perut Buncit Terungkap, Moyes Kecewa Berat pada Bintang MU Ini
Said Iqbal Ragu Jokowi Berani Hapus Outsourching
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Joko Widodo, angkat bicara terkait penerapan sistem alih daya (outsourcing).
Saat aksi unjuk rasa Hari Buruh, Kamis (1/5/2014) kemarin, banyak yang menyerukan untuk tidak memilih Jokowi pada Pilpres 2014.
Sebab, sistem outsourcing merupakan kebijakan Megawati Soekarnoputri saat menjabat sebagai Presiden RI. Megawati adalah Ketua Umum PDI-P, partai yang mencalonkan Jokowi sebagai presdien Indonesia mendatang.
"Kembali lagi ke undang-undangnya. Kalau di dalam undang-undangnya tidak boleh menerapkan outsourcing dan di lapangan ada yang menerapkan, ya tidak benar," kata Jokowi, di Taman Suropati 7, Jakarta, Kamis (1/5/2014).
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal saat ditanya wartawan kemarin mengungkap, pertemuan 60 pengusaha sebelum penetapan Jokowi di DPP PDIP, menambah keyakinannya, Jokowi tidak berani menghapus outsourching.
"Saya tidak yakin jokowi berani mencabut UU yang ditandangi Megawati. Apalagi Jokowi selama ini tidak pernah membahas soal outsourcing," kata Said Iqbal dalam rilisnya, Jumat (2/5/2014).
Iqbal menegaskan, buruh hanya akan memberikan dukungan suara mereka kepada capres yang bersedia menghapus aturan outsourching.
Jokowi kemarin kembali menegaskan, soal outsourcing. soal tuntutan penghapusan outsourshin,akan mematuhi perundang-undangan.
Jika kelak menjadi presiden, lanjut Jokowi, dia akan tetap memimpin berlandaskan Undang-undang dan konstitusi yang berlaku. Sistem outsourcing itu berlaku sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Adapun lima jenis pekerjaan yang diperbolehkan menggunakan tenaga outsourcing adalah cleaning service, keamanan, transportasi, katering, dan pemborongan pertambangan.
Sebagian buruh dari Gabungan Solidaritas Perjuangan Buruh (GSPB) Bekasi mengimbau Jokowi untuk menjadi capres yang berani menghapus sistem outsourcing. Menurut mereka, penghapusan sistem ini merupakan bagian dari komitmen seorang capres dalam memperjuangkan nasib buruh.
Menanggapi hal tersebut, Jokowi menegaskan, dirinya tetap akan mengikuti peraturan yang berlaku. "Sekali lagi, pertumbuhan ekonomi penting. Tapi, yang lebih penting lagi adalah pemerataan. Kembali lagi, kita harus berdasar undang-undang dan konstitusi," kata Jokowi.
Jokowi Kritik Musrenbangnas
ANGGA BHAGYA NUGRAHA Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi saat membuka Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) 2014 di Balai Agung, Balaikota, Jakarta Pusat, Selasa (25/3/2014). Jokowi memaparkan beberapa program yang tengah dijalankan, mulai dari pengelolaan limbah yang belum maksimal hingga permasalahan Mass Rapid Transit (MRT). WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
JAKARTA, JOKOWIUPDATES.BLOGSPOT.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengkritik penyelenggaraan Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional atau Musrenbangnas. Dia berharap acara sinkronisasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah itu lebih interaktif. "Acara Musrenbangnas ini penting jika komunikasinya dua arah, ada dialog," ujar Jokowi di kala waktu senggangnya, beberapa waktu lalu. Jika dibangun interaksi, mantan Wali Kota Surakarta tersebut pun yakin bahwa persoalan-persoalan yang ada di daerah dapat menemukan titik terang penyelesaiannya. Artinya, seluruh poin persoalan di pemerintah daerah ditangkap dan ditindaklanjuti oleh pemerintah pusat melalui menteri, bukan hanya angin lalu saja. "Karena, sebaiknya NKRI itu dimulainya dari daerah. Kalau yang ini kan hanya dengerin Bappenas, Presiden, Wapres pidato saja," lanjut Jokowi. Di Musrenbang 2014, Jokowi membawa serta Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Sekretaris Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Selain mendengarkan arahan dari presiden mereka juga melakukan sinkronisasi antara aturan pemerintah pusat dengan kebijakan yang diterapkan di areanya. Sekadar gambaran, dalam kepemimpinan Jokowi di DKI Jakarta, pemerintahan daerahnya kerap berbenturan dengan kebijakan pemerintah pusat. Yang paling tinggi tensinya soal Low Cost Green Car (LCGC/mobil murah), kebijakan pemerintah pusat. Di satu sisi, Pemprov DKI tengah berupaya menahan laju jumlah kendaraan sekaligus merangsang penduduk menaiki transportasi massal, pemerintah pusat malahan mengakomodir peningkatan jumlah kendaraan dengan menetapkan kebijakan mobil murah itu. Tak hanya itu, ada beberapa persoalan di Jakarta yang terkait dengan kebijakan pemerintah pusat.